Mohon tunggu...
annisa rohima
annisa rohima Mohon Tunggu... -

Dokter konselor laktasi

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Posisi Menentukan PrestASI

24 Januari 2014   18:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:30 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyusui merupakan gaya hidup yang sangat baik. Hampir sebagian besar ibu yang melahirkan, terutama anak pertama, mengalami kesulitan menyusui. Beberapa mencoba bertahan untuk tetap menyusui, namun sayangnya banyak ibu yang menyerah. Sebagian besar ibu pasti ingin menyusui dan memberikan ASI pada bayi yang dilahirkannya. Ketika ada ibu yang tidak menyusui terkadang hal ini bukan karena mereka tidak mau, namun sebagian besar karena kurangnya informasi yang relevan tentang menyusui dan ASI itu sendiri.

Bayi didesain untuk menyusu. Bayi lahir sehat cukup bulan memiliki refleks “makan” supaya bisa bertahan hidup dengan baik. Ketika ada seseorang yang menyentuh bibir atau pipinya, bayi akan membuka mulut dan menggerakkan kepala untuk menemukannya. Ia menjulurkan lidahnya ke atas dan ke bawah. Inilah refleks mencari puting atau rooting (mencari puting) reflex. Normalnya, bayi akan mencari payudara. Jika ada suatu benda menyentuh langit-langit mulutnya, bayi akan mulai menghisapnya, ini disebut refleks menghisap atau sucking reflex. Jika ada cairan yang menetes memenuhi rongga mulutnya, bayi akan menelannya, ini disebut refleks menelan atau swallowing reflex. Sebagian besar bayi bisa menyusu langsung dengan baik saat terlahir cukup bulan di umur kehamilan sekitar 36 minggu.

Ibu memiliki insting untuk menyusui. Jika bayi menangis, ibu secara insting akan membuai bayi dalam pelukan dekat dengan payudaranya. Menyusui itu nyaman. Menyusui itu tidak menyakitkan. Menyusui merupakan cara yang normal dan alamiah untuk memberi makan bayi. Meskipun menyusui adalah kodrat seorang ibu, namun pada kenyataannya praktek menyusui merupakan ketrampilan yang perlu dipelajari. Semakin sering ibu melakukannya akan membuat ibu makin lancar menyusui.

Tugas ibu dalam menyusui adalah mensuport dan memberi akses bagi bayi untuk menyusu di payudaranya. Posisi dan perlekatan bayi yang baik saat menyusu adalah dasar dari penyusuan. Posisi yang baik akan membuat bayi melekat dengan baik di payudara sehingga bayi bisa menghisap ASI dengan baik serta efisien. Saat ibu dan bayi berada dalam posisi dan perlekatan yang baik, puting ibu akan tetap sehat dan bayi dapat menyusu dengan efektif.

Dua tolok ukur yang digunakan untuk menilai posisi dan perlekatan yang baik adalah:
1.Apakah efektif?
2.Apakah nyaman?

Ibu dan bayi bisa mengambil posisi apapun dalam menyusui. Tidak harus terpatok oleh pakem yang saat ini ada. Hal yang harus diperhatikan adalah apakah bayi bisa mendapatkan ASI secara efisien. Jika posisi dan perlekatan tampak telah baik sesuai pakem yang ada namun jika bayi tidak mendapatkan cukup ASI atau ibu merasa kesakitan maka kemungkinan ada yang harus dicari tahu dan diperbaiki.

1.Ibu mengambil posisi senyaman mungkin.
2.Keluarkan sedikit kolostrum atau ASI untuk dioleskan ke puting.
3.Posisikan tubuh bayi dekat dengan tubuh ibu
4.Sangga payudara ibu
5.Lekatkan bayi ke payudara ibu dengan baik.
6.Terus coba dan nikmati kegiatan menyusui bayi

Jika menyusui terasa sakit, lepaskan bayi dengan memasukkan jari telunjuk yang bersih ke sudut mulut untuk mengeluarkan puting ibu dan ulangi lagi hingga ibu merasa nyaman. Jangan teruskan menyusui jika terasa sakit, harus diulang melekatkan dari awal. Jika dibiarkan maka puting ibu akan makin terluka.

Ada 4 dasar posisi menyusui:
a.Posisi buaian
b.Posisi lengan berlawanan atau buaian-silang
c.Posisi bawah lengan
d.Posisi tidur miring

Posisi apapun yang ibu pilih ada beberapa patokan yang menjadi pakem posisi menyusui. Kunci posisi menyusui di awal masa menyusui:
1.Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
2.Ibu mendekap tubuh bayi dekat dengan tubuhnya.
3.Ibu menopang seluruh tubuh bayi, bukan hanya kepala dan bahu bayi.
4.Bayi menghadap payudara, dengan hidung berhadapan dengan puting.
5.Tangan ibu menyangga kepala bayi, bukan untuk mendorong kepala ke payudara ibu.
6.Gunakan keseluruhan lengan untuk mendekatkan tubuh bayi ke payudara -bukan hanya mendorong kepala bayi menggunakan tangan saja- saat mulut bayi sudah terbuka lebar.

Pada hari ketiga atau kelima payudara ibu akan mulai terisi ASI. Payudara akan bertambah besar dua kali, terasa berat dan penuh. Dalam kondisi ini ibu mungkin perlu menyangga payudaranya supaya memudahkan bayi dalam menyusu. Ibu bisa menggunakan tangan yang masih bebas untuk digunakan menyangga payudara. Dengan menyangga payudara, maka rahang bawah dan dagu bayi bisa bergerak bebas untuk menyusu sebab tidak terbebani oleh payudara ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun