Mohon tunggu...
Annisa HaagiSoraya
Annisa HaagiSoraya Mohon Tunggu... Freelancer - Icha

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemindahan Ibu Kota, Ekonomi Negara akan Baik-baik Saja jika Pemindahan Terealisasikan

8 September 2019   08:28 Diperbarui: 8 September 2019   13:33 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dilihat dari cadangan air bersih di Pulau Jawa yang saat ini hanya mencapai 20% dari kebutuhan membuat semakin kuat akan rekomendasi pemindahan ibu kota berada pada luar Jawa yang nantinya tidak memikirkan lagi keprihatinan akan daya dukung ekosistem dan bencana social di kota-kota besar. 

Faktanya, tanah pertanian di Pulau Jawa kesuburannya lebih dati 3 kali lipat kesuburan lahan di luar Jawa. Namun saying, lahan-lahan pertanian tersebut terus menerus diciutkan untuk dikonversi menjadi kawasan industry, kota-kota baru, berbagai macam proyek property. 

Pada model perkembangan yang terus menerus seperti ini sebagian besar kaum miskin desa hanya berpindah status sebgai kaum miskin kota. 

Hutan di Jawa semakin menipis sehingga mengancam terjadinya banjir yang nantinya akan mempersulit kehidupan para petani , sedangkan di luar Jawa cadangan air bersih melimpah, sumber energy melimpah dan itu lah alas an mengapa ibu kota harus berpindah dari luar Jawa.

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemindahan ibukota saat ini sudah mendesak. Sebagai pertimbangannya beban di Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan bahkan sekaligus bisnis sudah sangat berat. 

Dengan begitu, saat ini pemerintah tidak ingin membuat beban berat tersebut bertambah dan bahkan terus menerus akan ditanggung oleh Jakarta. Atas dasar itu, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memindahkan ibu kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. 

Sebenarnya, pengumuman keputusan tersebut telah mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan pro dan kontra. Pemilihan pada Penajam Paser Utara dan juga Kutai Kartanegara tidak serta merta ditentukan, pemilihan tersebut telah dipikirkan secara matang setalah melakukan kajian selama tiga tahun terakhir. 

Dalam pemilihan tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa dipilihnya lokasi tersebut sebagai lokasi ibu kota baru karena salah satu alasannya yaitu keamanan terutama pada masalah bencana yang minim. 

Penentuan Pulau Kalimantan Timur juga dibilang strategis karena berada tepat di tengah Negara Indonesia. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menguatkan fakta pemindahan ibu kota Negara berada di Kalimantan Timur karena memiliki infrastruktur yang relative lengkap dan juga telah tersedia lahan yang telah dikuasai pemerintahan dengan luas 180 ribu hektar.

Rupanya wacana pemindahan ibu kota Negara dari Jakarta ke tempat lain bukanlah isu yang hangat, sebenarnya hal ini telah lama diperbincangkan. Bahkan, presiden Soekarno selaku Presiden pertama di Indomesia juga sempat merencanakan pemindahan ibu kota di luar Pulau Jawa yaitu di Palangkaraya. 

Masalah-masalah pemindahan ibu kota tersebut tentunya menimbulkan pro dan kontra dalam masalah pembiayaannya yang dibilang tidak murah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun