Mohon tunggu...
Annisa Camelia Salsabila
Annisa Camelia Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum ! Haiii... semoga semua artikel yang aku upload bisa membantu dan tentunya bermanfaat bagi kita semua yaa !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori mengenai Sexual Harassment, Kenyamanan, dan Produktivitas Karyawan di Tempat Kerja

3 Januari 2024   20:20 Diperbarui: 3 Januari 2024   20:51 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenyamanan kerja dalam penelitian yang dilakukan oleh (Jufrizen, 2017) adalah sikap dan perasaan karyawan yang dilakukannya dalam lingkungan kerja, imbalan yang diterima dan evaluasi akhir dari hasil kerjanya. Sedangkan menurut (Hasibuan, 2016) kenyamanan kerja adalah suatu sikap emosional yang membuat karyawan menyukai pekerjaannya. Kenyamanan kerja dapat tercermin dari semangat kerja karyawan, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan. Tentu saja semua itu dapat diperoleh dan dilakukan karyawan karena adanya rasa nyaman dalam bekerja dan lingkungan kerjanya.

Menurut Pasal 86 ayat (1) dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 berisi “setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama”. KUHP tidak mengatur pelecehan seksual secara lengkap, tetapi ketentuan tentang delik moral, khususnya pasal 281 dan 289 KUHP, dapat digunakan untuk melaksanakan pelecehan seksual secara fisik..

  • Aspek Kenyamanan

Menurut (Kolcaba, 2003) aspek kenyamanan terdiri dari 4 poin, yaitu:

  •  Kenyamanan fisik, yaitu berhubungan dengan sensasi dan keadaan yang dirasakan oleh tubuh seseorang.
  • Kenyamanan psikospiritual, yaitu yang behubungan dengan kesadaran internal diri sendiri, yang meliputi harga diri, makna kehidupan, konsep diri dan seksualitas hingga hubungan yang dekat dan lebih tinggi.
  • Kenyamanan lingkungan, yang behubungan dengan lingkungan seseorang hidup, seperti kondisi dan pengaruh dari luar kepada manusia. Bahkan lingkungan bekerja, lingkungan untuk bertetangga dll.
  • Kenyamanan sosiokultural, yaitu hubungan antara personal, kelompok, sosial dan masyarakat, termasuk rekan kerja.

Oleh karena itu perusahaan wajib memberikan dan membangun rasa nyaman untuk semua karyawannya, karena dengan merasa nyaman akan membuat karyawan lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan pekerjaannya. Kenyamanan juga dapat membuat pekerjaan setiap karyawan maksimal, dengan adanya rasa nyaman maka karyawan akan merasa senang sehingga memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan, dan ini adalah hal yang didapat jika perusahaan memberikan rasa nyaman untuk karyawannya.

Jika lingkungan kerja tidak nyaman, maka akan menghasilkan kinerja yang tidak maksimal. Ketidak nyamanan ini dapat berupa hubungan antara karyawan dengan pimpinan terkait seperti pimpinan yang otoriter dan bersikap tidak adil, perselisihan dan ketidak cocokan antar karyawan, pengaruh gaji yang tidak sesuai dengan beban pekerjaan karyawan, dan lingkungan kerja yang tidak sehat seperti adanya diskriminasi atau pelecehan hingga adanya sexual harassment.

  • Indikator Kenyamanan dalam Bekerja

Menurut Wursanto dalam (Dharmawan, 2011) kenyamanan dalam bekerja pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa indikator, yaitu:

  • Hubungan yang berlangsung dengan serasi dan penuh dengan rasa kekeluargaan dan saling menjaga.
  • Upah atau gaji yang bersifat sensitif dan merupakan faktor yang kompleks dan multidimensi dalam kenyamanan bekerja.
  • Diperlakukan secara layak, manusiawi dan baik. Diberi kesempatan untuk terus berkembang dan berorientasi untuk menjadi lebih baik dengan kemampuan tiap individu.
  • Semua karyawan diperlakukan secara adil dan objektif, tanpa ada rasa KKN atau hubungan kekeluargaan yang menyebabkan adanya perilaku yang di istimewakan.
  • Suvervisi yaitu pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan.
  • Rekan kerja adalah hal yang berpengaruh untuk kenyamanan bekerja, karena rekan kerja seperti keluarga di tempat kerja. Rekan kerja yang kooperatif dan ramah adalah sumber kenyamanan pada individu atau kelompok kerja. Namun jika bekerja dengan rekan kerja yang tidak selaras apalagi terjadinya diskriminasi bahkan pelecehan atau sexual harassment akan menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja.
  • Kondisi lingkungan kerja juga berpengaruh pada kinerja karyawan, jika lingkungan kerjanya bersih, nyaman dan tenang akan mempermudah fokus karyawan dalam bekerja. Jika lingkungan kerja yang berisik dan terlalu tertekan akan membuat kinerja karyawan menurun dan membuat tidak nyaman.
  • Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah goals yang harus dimiliki setiap perusahaan, karena adanya zero accident akan mencerminkan perusahaan yang menjaga kesehatan dan keselamatan karyawannya. Oleh karena itu perusahaan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan yang memiliki pekerjaan berbahaya atau memiliki efek kesehatan jangka panjang.
  • PRODUKTIVITAS KERJA 

Produktivitas kerja yaitu yang timbul dari syarat-syarat yang harus dipenuhi karyawan untuk mencapai hasil yang maksimal dan produktivitas tenaga kerja terletak pada pelaksanaan faktor manusia sebagai pelaku kegiatan kerja (Bukit, 2017) sedangkan menurut (Hasibuan M. , Manajemen Sumber Daya Manusia, 2018) produktivitas adalah perbandingan dari input (masukan) dan output (hasil), jadi jika produktivitas naik dapat meningkatkan keefektifan dan keefisienan kerja karyawan, sistem kerja dan meningkatkan keterampilan karyawan.

Produktivitas juga diartikan sebagai ukuran kinerja yang memperhitungkan sumber daya yang digunakan, termasuk sumber daya manusia (Schermerhorn, 2011), sedangkan produktivitas menurut (Sinungan, 2014) adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menyediakan barang atau jasa dalam rangka waktu tertentu dan terjadwal. Produktivitas merupakan suatu sikap mental dan keinginan manusia untuk menggunakan sumber daya seefektif mungkin untuk mencapai hasil yang lebih baik, dan pada akhirnya akan dikur dengan masukan-masukan yang digunakan untuk mencapai hasil yang optimal (Handoko, 2019).

Untuk menjamin produktivitas yang tinggi, terdapat tiga aspek utama yaitu kemampuan manajemen kinerja, efesiensi kerja dan lingkungan kerja.  Ketiga aspek ini saling berkaitan dan berkesinambungan yang menyatu dalam suatu sistem dan dapat diukur dengan menggunakan berbagai skala yang relatif sederhana. 

Produktivitas adalah bagian penting dalam pengembangan strategi bisnis yang mencakup seperti biaya produksi, pemasaran dan keuangan. Individu yang memiliki sikap tersebut termotivasi untuk bersikap dinamis, kreatif, inovatif dan berpikiran terbuka, namun dituntut untuk tetap kritis dan peka terhadap ide-ide baru dan perubahan. Hubungan produktivitas dengan tenanga kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan partisipasi tenaga kerja persatuan waktu (Wati, 2020).

  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja 

Produktivitas adalah hal yang penting bagi perusahaan, tentunya dengan produktivitas yang baik pada karyawannya akan menguntungkan perusahaan. Namun banyak sekali faktor yang mempengaruhi faktor produktivitas kerja. Menurut (Lucia, Kawet, & Trang, 2015) produktivitas berkaitan dengan hasil akhir, yaitu seberapa besar hasil akhir yang dicapai dalam proses produksi. Hal ini tidak terlepas dari efesiensi dan efektivitas, berikut beberapa faktor yang dapat menentukan besar dan kecilnya produktivitas sebuah perusahaan, yaitu:

  • Knowlegde atau pengetahuan dan keterampilan sebenarnya menjadi landasan untuk mencapai produktivitas. Konsep ilmu tidak hanya didasarkan pada luas dan sempitnya wawasan seseorang, tetapi juga pada kecerdasan, kemampuan berfikir dan perolehan ilmu. Karyawan yang memiliki pendidikan dan wawasan yang luas diharapkan  mampu untuk berkontribusi memecahkan masalah yang terjadi di perusahaan dan dapat melaksanakan tugasnya secara efekti dan efisien.
  • Skill atau keterampilan pada dasarnya adalah keterampilan operasional teknis yang berhubungan dengan pekerjaan dan penguasaan bidang studi tertentu. Keterampilan didapat dari belajar dan berlatih juga pengalaman yang didapat. Dengan adanya keterampilan yang dimiliki karyawan diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah, dan karyawan yang memiliki keterampilan yang baik akan semakin produktif.
  • Abilities atau kemampuan yang dimiliki karyawan. Konsep ini lebih luas karena dapat mencakup berbagai kompetensi. Karyawan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan tinggi diharapkan juga memiliki keterampilan tinggi. Dengan kemampuan yang tepat, karyawan dapat melakukan aktivitas tanpa masalah teknis apapun.
  • Attitude atau sikap yang dimiliki karyawan yang merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan, jika sesuatu kebiasaan yang terpolakan dapat memberi pengaruh positif terhadap pelaku kerja seseorang, maka hal itu bermanfaat. Jika karyawan memiliki sikap yang baik maka akan menjamin kinerja yang baik, seperti disiplin, dan mempunyai rasa tanggung jawab dalam mengikuti aturan perusahaan dan kesepakatan kerja.
  • Behavior atau kebiasaan yang ditanamkan pada karyawan untuk menunjang efektifitas kerja dan sebaliknya kondisi karyawan yang seperti ini maka produktivitas dapat dipastikan dapat terwujud.
  • Indikator Produktivitas Kerja

Menurut (Sutrisno, 2014) untuk mengukur produktivitas kerja, diperlukan suatu indikator, yaitu:

  • Kemampuan

Kemampuan adalah kecakapan karyawan dalam melakukan sesuatu atau menyelesaikan pekerjaannya. Karena karyawan dapat melaksanakan tugasnya bergantung pada keterampilan dan kemampuannya serta profesionalisme dalam bekerja.

  • Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai

 Hasil dapat dirasakan oleh yang membuat bahkan yang menikmati. Oleh karena itu meningkatkan hasil yang dicapai untuk memanfaatkan produktivitas kerja semua karyawan yang bekerja.

  • Semangat kerja

Semangat kerja dapat membuat produktivitas kerja meningkat, dapat dilihat dari etos kerja dan hasil dari kerja yang dibandingkan setiap harinya, agar terlihat perbandingan hasil kerjanya.

  • Pengembangan diri

Pengembangan diri dapat lakukan dengan mempertimbangkan tantangan dan harapan yang ingin dicapai kedepannya. Karena semakin kuat tantangan yang dihadapi maka menghasilkan pengalaman yang lebih baik. Karena masalah tidak dapat dihindarkan, dan dari masalah akan terlahir karyawan yang bermental kuat dan dapat menambah value untuk pengembangkan dirinya.

  • Mutu atau Kualitas

Kualitas merupakan hasil kerja yang dapat mencerminkan nilai dari kerja karyawan, oleh karena itu peningkatan kualitas bertujuan untuk mencapai hasil yang terbaik, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri.

  • Efesiensi

Efesiensi adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan total sumber daya yang digunakan. Input dan output merupakan aspek produktivitas yang mempunyai dampak signifikan terhadap karyawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun