Bagaimana nadanya berlagu?
Masihkah ragu membuatnya terpaku?
Masihkah diam menahannya malu?
Masihkah ego memenangkan relung?
Kuharap tidak begitu, Kawanku
Bagaikan musik klasik yang mengalir lembut
Kuyakin kau kan kepadaku
Cinta ini tak sekadar harapku. Kalimat tersebutlah yang begitu rapi tersusun di otakku kala itu. Kutahu kuhanya perlu menunggu, walau kan terdapat hati yang terlukai. Oh maafkan aku, Sahabatku.
13 November 2014
Dear Diary,
Hatiku berbunga,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!