Hari pun sudah mulai gelap. Dan kami juga sudah puas bermain disini. Pukul 18.30 WIB, aku dan teman-teman beranjak dari pantai ini dengan kondisi perut yang mulai keroncongan.
Drama kesekian dari perjalanan kali ini adalah masalah makan dengan keadaan uang cash yang pas-pasan. Di perjalanan pulang kali ini kami tidak tahu ingin makan apa dengan keadaan uang cash yang pas-pasan. Akhirnya kami gambling. Memilih tempat makan yang sejalan dengan rute yang kami lewati dengan perut yang sudah keroncongan. Setelah 1 jam perjalanan, bertemulah dengan Bakso Baskom.
Baru menapaki parkirannya, si tukang parkir berinisiatif menanyakan salah satu karyawan di sana, “Mba, masih nggak ya?”, lalu di karyawan menjawab “Sudah habis pak”.
Disitu kami kecewa. Tapi tidak lama kemudian, seorang karyawan bertanya,“Buat berapa orang, mba?”, lalu ku jawab, “Sembilan orang, kak”. Ternyata masih cukup untuk menampung kami ber-9, dengan catatan menu yang tersedia tidak banyak. Waktu itu hanya tersedia 4 porsi mie ayam dan 5 porsi bakso. Kami mengumpulkan semua uang cash yang ada untuk membayar makanan ini. Beruntung masih ada cukup uang, karena tempat ini hanya menerima pembayaran konvensional.
Perut sudah kenyang, kami bergegas pulang. Kami pulang dan istirahat di kos masing-masing. Inti dari jalan jalan itu sebenernya adalah action bukan planning yang hanya menjadi wacana semata. Sekian cerita perjalanan impulsif kali ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H