Mohon tunggu...
Annisa DwiAprilia
Annisa DwiAprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa program studi Pariwisata, Universitas Gadjah Mada

---

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Healing Tanpa Rencana Bersama Manusia Impulsif?

27 Juni 2023   13:56 Diperbarui: 27 Juni 2023   14:04 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan-jalan tanpa rencana? Sepertinya itu sudah menjadi hal yang lumrah dalam hidupku selama masuk dunia perkuliahan pariwisata yang hampir sebagian berisi manusia-manusia impulsif. Biasanya ide impulsif ini muncul ketika weekend atau hari libur yang gaada tanggungan tugas atau pun kelas. Selalu ada cerita seru yang menanti di setiap perjalananku.

Sebenarnya tujuan awal dari perjalanan ini adalah menemani Jhonny (temanku parwi) observasi di Pantai Baron demi tugas mata kuliah seminar. Awalnya, si Jhonny ini hanya mengajak satu orang saja untuk menemani dia observasi. Tapi, di hari Rabu siang tiba-tiba jadi 8 orang yang ikut Jhonny observasi…

Kenapa bisa jadi 9 orang yang berangkat ke Baron? Jadi, di hari Rabu itu, sebelum Jhonny berangkat observasi, aku dan teman-temanku sedang makan siang di Bonbin (kantin Fakultas Filsafat, bukan kebun binatang ya hehe) sambil ngobrol ngalor-ngidul. 

Disela obrolan itu, ada seorang temanku bernama Hera yang tiada angin tiada hujan mengajakku ikut Jhonny ke Pantai Baron. Kemudian ajakan itu merembet ke semua orang yang ada di meja kantin saat itu. Setelah berbagai pertimbangan, pergilah sembilan orang ini ke Baron.

Butuh waktu dua jam untuk menuju Gunung Kidul. Kami rela menerjang teriknya matahari Sleman-Gunung Kidul. Berperang dengan panas, debu, dan asap kendaraan. Semua itu tidak mengurungkan niat kami. Demi healing semata, sejenak melupakan semua beban yang ada.

Singkat cerita, setelah dua jam perjalanan itu, sampailah kita di Pantai Baron. Cukup terkejut melihat keadaan Pantai Baron yang kini terlihat berbeda dari sebelumnya aku kesini. Ternyata Pantai Baron kerap terkena abrasi. Sekarang perlu menyebrangi sungai untuk main di pantai ini, dengan biaya Rp10.000,00/orang menggunakan perahu.

Salah satu kebodohan kami disini adalah lupa mengecek kesediaan uang cash. Ya, manusia-manusia cashless ini dengan santainya mengandalkan QRIS. Karena saat itu di antara kami minim uang cash, kami memutuskan untuk mencari pantai terdekat yang bisa main air tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Kami berpikir bahwa lebih baik uang cash yang sangat minim ini digunakan untuk membeli makan dan minum.

Setelah mencari-cari di google maps, bertemulah dengan Pantai Mesra. Jaraknya tidak jauh dari Baron, sekitar 7 menit. Tanpa pikir panjang, kami bergegas kesana sebelum matahari tenggelam. Akses menuju pantai mesra cukup mudah, meskipun terdapat sedikit jalan yang masih belum beraspal dan perlu jalan kaki sekitar 200 meter untuk turun ke pantainya. 

Sesampainya di Pantai Mesra, aku cukup takjub dengan pantai Gunung Kidul satu ini. Serasa lagi di Bali!! Beruntungnya di sore hari itu ada sedikit goresan langit senja yang semakin menambah pantai mesra terlihat cantik. Langit senja, suara ombak, dan hembusan angin di pantai ini sangat memanjakan mata dan cukup menghilangkan penat, sejenak melupakan rumitnya isi kepala.

 Puas menikmati pemandangan yang begitu menawan, tidak lupa kami berfoto ria. Mengabadikan segala momen disini.

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun