Mohon tunggu...
Bee Bonk
Bee Bonk Mohon Tunggu... -

hanya ingin berkata dengan hati yang bebas,.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tanpa Restu, Perjalanan Menjadi Berliku

27 Oktober 2013   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:58 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nyuk nggak apa-apa ?' tanyaku panik.

"Nggak apa-apa kok." Jawabnya membantuku mendirikan motor. Orang-orang yang ada di sekitar pun ikut datang membantu kita menepi. Aku melihat sekitar. Ada truk yang berhenti di depan kita terjatuh, ada mobil APV di sebelah kiri keluar jalur dari jalan beraspal. Sepertinya mobil itu ketika melihat kita terjatuh, mobil itu langsung banting stir ke kiri.

Ban motor depan pecah dan hari pun semakin larut malam. Tidak ada bengkel di sekitar warung tersebut. Warung dimana menjadi tempat kita menepi. Penjaga warung dan temannya menawarkan bantuan untuk mengantarkan ke bengkel terdekat. Saat itu tidak ada pilihan lain, akhirnya kita pun mengiyakan dengan syarat Kunyuk juga ikut ke bengkel tersebut. Kunyuk pun pergi bersama teman penjaga warung tersebut. Aku masih duduk, menenangkan diri dari gemetaran akibat terjatuh tadi. Aku terus berdoa, semoga semua baik-baik saja. Dan kita tidak mengalami hal yang lebih apes dari hari ini. Aku sesering mungkin mengirimi Kunyuk sms, menanyakan bahwa dia pun baik-baik saja. Dan memastikan kita pun tidak sedang di tipu.

Sejam kemudian Kunyuk kembali. Berbasa basi sejenak, dan menyelipkan uang terimakasih. Kita pun melanjutkan perjalanan. Kunyuk yang mengendarai kendaraan itu. Aku tentu saja masih syock. Kunyuk pun tidak mengijinkan aku mengendarainya. Motor yang kita kendarai pun tidak bisa berjalan cepat. Kecepatan pun hanya mampu 40km/jam. Sesampainya di Bandung, waktu sudah menunjukkan tengah malam. Makan malam pun sudah tidak menjadi perhatian kita. Satu-satunya tempat yang ingin kita kunjungi adalah kamar.

Kita akhirnya sampai di kos ku. Setelah memakirkan kendaraan pada halaman kosanku. Kita dengan lelahnya menuju kamar, bertemu dengan kasur. Merebahkan tubuh yang sudah lelah dan letih.

“Kayaknya kalau kemana-mana harus ijin dulu dech. Nggak boleh bohong sama orang tua. Akibatnya ya ini nih, apes sepanjang perjalanan.” Ucap Kunyuk saat mata kita sama-sama tengah merejam.

Kita sama-sama tertawa dan kemudian terlelap.

27 Okrtober 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun