Mohon tunggu...
Bee Bonk
Bee Bonk Mohon Tunggu... -

hanya ingin berkata dengan hati yang bebas,.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tanpa Restu, Perjalanan Menjadi Berliku

27 Oktober 2013   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:58 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wahh jauh yah, bapak juga dulu pernah kerja di Bandung. Bandungnya dimana ? Oia tadi kesini naik apa ?" Mulailah pertanyaan basa basi menyerang.

"Bandungnya di Moh. Toha pak. Kita kesini naik motor pak." Masih Kunyuk yang menjawab pertanyaan bapak-bapak itu. Aku hanya sesekali senyum dan ikut nimbrung.

"Naik motor, berdua ? cewek-cewek ?" bapak itu terlihat syok mendengar pengakuan temanku itu.

"Nggak mungkin pulang pergi kan? pasti nginep kan?" tanya bapak itu bertubi-tubi.

"Iya pak cuma berdua, kita nggak nginep nanti jam 3 an kita mau perjalanan balik ke Bandung."

Bapak-bapak itu terdiam cukup lama. Mungkin peryataan temenku terdengar gila. Orang gila mana, yang melakukan perjalanan ke tempat wisata dengan waktu tempuh 7-8 jam dan itu baru perginya saja. Total perjalanan pulang pergi berarti sekitar 14-16 jam dan itu pun tanpa menginap serta wanita pula yang melakukan perjalanan. Mungkin dia sebagai lelaki pun akan berfikir ulang untuk melakukan perjalanan seperti itu.

"Hati-hati ya neng kalau pulang." Akhirnya bapak-bapak itu hanya mengucapkan kalimat itu dan memulai bincang-bincang pembahasan yang lainnya.

Temanku, Kunyuk. Sepertinya mulai jengah, dengan alasan waktu kita terbatas. Kita pun pamit dari obrolan, karena harus melanjutkan perjalanan kembali. Inginnya kita melanjutkan perjalanan mengunjungi pantai yang lain. Namun waktu yang kita miliki terbatas, akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke Bandung. Selang beberapa menit saat perjalanan pulang, kita menepi. Mengisi perut terlebih dahulu.

Saat ingin melanjutkan perjalanan, ternyata ban motornya Kunyuk kempes. Kita pun terpaksa berjalan lebih lamban, mencari bengkel untuk menambal bannya yang kempes. Waktu semakin berlalu, dan sinar mentari pun semakin meredup. Setelah menambal ban, kita pun melanjutkan kembali perjalanan. Ketika berhenti di pom bensin, aku melihat wajah Kunyuk seperti berbeda dari biasanya.

" Kenapa Nyuk ?"

"Nggak apa-apa, barusan Nyokap telepon nanyain lagi dimana kok belum pulang." Jawabnya sambil mengutak atik ponselnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun