Mohon tunggu...
annatashya amelia putri
annatashya amelia putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional yang memiliki ketertarikan pada jurnalistik dan seni.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Demonstrasi Roket Air Sebagai Sarana Pemanfaatan Limbah Plastik Serta Meningkatkan Kreativitas Siswa

5 September 2024   19:08 Diperbarui: 5 September 2024   19:11 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Mahasiswa KKN UNAND dengan MTSN 1 Solok Selatan/Dok.kelompok

Demonstrasi Roket Air Sebagai Sarana Pemanfaatan Limbah Plastik Serta Meningkatkan Kreativitas Siswa

oleh : Zaid Abdullah Syahid

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin

Universitas Andalas

    Limbah plastik, terutama botol plastik, menjadi masalah lingkungan yang sangat mendesak di dunia. Setiap tahunnya, miliaran botol plastik diproduksi dan digunakan secara global, namun sebagian besar tidak didaur ulang dan berakhir di tempat pembuangan atau bahkan mencemari alam. Pencemaran plastik ini merusak ekosistem baik di darat maupun di laut.

1.Skala Masalah

  Produksi plastik dunia telah meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Botol plastik, yang sering digunakan untuk minuman, merupakan salah satu jenis plastik sekali pakai yang paling umum. Lebih dari satu juta botol plastik dibeli setiap menit di seluruh dunia, dan angka ini terus meningkat. Sayangnya, hanya sekitar 9% plastik yang berhasil didaur ulang, sedangkan sisanya menjadi limbah yang sulit terurai.

2.Dampak Lingkungan

a. Pencemaran Laut

         Sampah botol plastik di laut menciptakan tumpukan besar sampah plastik, termasuk di "Great Pacific Garbage Patch" yang luasnya lebih besar dari Prancis. Sampah ini mengancam kehidupan laut, di mana hewan sering salah mengira plastik sebagai makanan, sehingga menyebabkan tersedak, terjerat, bahkan kematian akibat konsumsi plastik.

b. Pencemaran Darat

 Di darat, botol plastik yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari tanah dan air, merusak sumber air bersih, serta menyebabkan partikel mikroplastik yang membahayakan ekosistem dan kesehatan manusia.

3.Upaya Penanggulangan

 Berbagai langkah telah diambil untuk mengurangi limbah plastik, seperti kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan pengembangan teknologi daur ulang yang lebih efisien. Beberapa negara melarang penggunaan botol plastik sekali pakai, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya daur ulang terus meningkat.

Pemanfaatan limbah botol plastik adalah salah satu solusi untuk mengurangi dampak negatifnya dengan mendaur ulang atau mengubahnya menjadi produk baru yang berguna. Beberapa cara pemanfaatannya termasuk daur ulang, kerajinan tangan, produk rumah tangga, bahan bangunan, dan inovasi teknologi. Misalnya, botol plastik dapat digunakan untuk membuat roket air sebagai sarana pembelajaran sains yang efektif dan menarik bagi siswa.

Di MTsN 1 Solok Selatan, upaya meningkatkan kualitas pendidikan sains diwujudkan melalui kegiatan yang menggabungkan teori dan praktik, seperti demonstrasi roket air dari botol plastik. Kegiatan ini menjadi sarana edukasi yang menyenangkan sekaligus efektif untuk mengenalkan konsep fisika kepada siswa.

Latar Belakang Kegiatan

    Dalam kurikulum pendidikan, sains merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dan wajib dipelajari oleh siswa. Namun, sering kali sains dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Untuk mengubah pandangan tersebut dan membuat sains lebih menarik, MTsN 1 Solok Selatan memutuskan untuk mengadakan demonstrasi roket air. Kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan minat siswa terhadap sains, khususnya fisika, melalui pendekatan yang kreatif dan praktis.

Tujuan dan Manfaat Demonstrasi

    Tujuan utama dari demonstrasi roket air ini adalah untuk mengajarkan siswa tentang prinsip-prinsip dasar fisika seperti Hukum Newton, tekanan udara, gaya dorong, dan energi kinetik. Melalui demonstrasi ini, siswa dapat melihat secara langsung bagaimana teori yang mereka pelajari di kelas dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

    Manfaat lain dari kegiatan ini adalah memupuk keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa. Dengan merancang dan meluncurkan roket air mereka sendiri, siswa diajak untuk berpikir tentang bagaimana variabel-variabel seperti jumlah air, bentuk botol, dan tekanan udara dapat memengaruhi hasil eksperimen. Selain itu, kegiatan ini juga mengajarkan kerja sama tim, karena banyak siswa yang bekerja bersama dalam kelompok untuk merancang roket mereka.

Persiapan dan Proses Kegiatan

    Sebelum pelaksanaan kegiatan, saya telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Bahan-bahan yang digunakan dalam demonstrasi ini sangat sederhana dan mudah didapatkan, seperti botol plastik bekas, air, pompa udara, dan beberapa alat bantu lainnya seperti peluncur yang dibuat dari pipa PVC.

Saya juga memberikan penjelasan mengenai teori dasar yang mendasari prinsip kerja roket air lalu menjelaskan bahwa ketika udara dipompa ke dalam botol yang telah diisi sebagian dengan air, tekanan di dalam botol meningkat. Ketika tekanan ini dilepaskan, air terdorong keluar dengan cepat, menciptakan gaya dorong yang meluncurkan botol ke udara. Prinsip ini merupakan aplikasi langsung dari Hukum Ketiga Newton, yang menyatakan bahwa setiap aksi memiliki reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah.

Jalannya Demonstrasi

    Pada hari pelaksanaan, suasana di lapangan sekolah sangat semarak. Para siswa terlihat antusias dan tidak sabar untuk melihat roket air mereka meluncur ke udara. Demonstrasi dimulai dengan pengenalan singkat yang saya paparkan tentang cara kerja roket air, diikuti dengan demonstrasi peluncuran pertama.

    Setelah demonstrasi pertama, para siswa diberikan kesempatan untuk meluncurkan roket buatan mereka sendiri. Mereka dengan cermat mengukur jumlah air yang akan digunakan, menyiapkan pompa, dan memastikan bahwa botol terpasang dengan baik pada peluncur. Ketika roket-roket mulai meluncur ke udara, sorak sorai dan tepuk tangan mengiringi setiap peluncuran, menambah semangat dan kegembiraan di kalangan siswa.

    Beberapa siswa mencoba memodifikasi roket mereka dengan menambahkan sirip untuk menambah stabilitas atau mengubah bentuk botol untuk mengurangi hambatan udara. Modifikasi-modifikasi ini menunjukkan kreativitas siswa dalam menerapkan teori yang telah mereka pelajari dan mencoba menemukan solusi untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Refleksi dan Pembelajaran

    Setelah demonstrasi selesai, saya mengajak siswa untuk berdiskusi dan merefleksikan hasil eksperimen mereka. Siswa diajak untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ketinggian dan kecepatan roket, seperti jumlah air, tekanan udara, dan bentuk roket. Diskusi ini membantu siswa memahami lebih dalam tentang bagaimana setiap variabel saling terkait dan mempengaruhi hasil akhir.

    Selain itu, saya juga memberikan penekanan pada pentingnya percobaan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Mereka menjelaskan bahwa tidak semua percobaan akan berhasil pada percobaan pertama, dan kegagalan adalah bagian dari proses belajar yang penting. Sikap pantang menyerah dan terus mencoba adalah kunci untuk mencapai keberhasilan dalam sains maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Respon dan Dampak Kegiatan

    Kegiatan ini mendapat respon yang sangat positif dari siswa maupun guru. Para siswa merasa bahwa demonstrasi roket air ini memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan lebih menyenangkan dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional di kelas. Mereka menjadi lebih tertarik untuk mempelajari sains dan lebih percaya diri dalam mencoba eksperimen-eksperimen baru.

    Bagi para guru, kegiatan ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran yang kreatif dan interaktif dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap minat dan pemahaman siswa. Mereka melihat bagaimana siswa yang awalnya kurang tertarik pada sains, kini mulai menunjukkan ketertarikan yang lebih besar dan ingin belajar lebih banyak.

Penutup dan Harapan Masa Depan

    Demonstrasi roket air di MTsN 1 Solok Selatan ini menjadi contoh bagaimana inovasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap sains. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan praktis, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami cara kerja konsep-konsep tersebut dalam kehidupan nyata.

    Kegiatan semacam ini diharapkan dapat terus dilakukan di sekolah-sekolah lain, sehingga lebih banyak siswa yang merasakan manfaatnya. Dengan memupuk rasa ingin tahu dan semangat eksplorasi sejak dini, diharapkan generasi muda Indonesia akan semakin tertarik pada sains dan teknologi, serta mampu bersaing di tingkat global. MTsN 1 Solok Selatan telah memberikan contoh yang baik, dan semoga menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di seluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun