Mohon tunggu...
Annas Solihin
Annas Solihin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SDN Rangkah VI/168 Surabaya: Membangun Keterampilan Berbahasa Siswa Melalui Implementasi Literasi Dasar

19 September 2024   01:43 Diperbarui: 6 Oktober 2024   14:56 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterampilan literasi, terutama keterampilan berbahasa yang mencakup membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan, adalah fondasi dari keberhasilan akademik dan sosial seseorang. Literasi tidak hanya tentang kemampuan membaca dan menulis secara teknis, tetapi juga memahami, mengapresiasi, dan menerapkan informasi yang diperoleh melalui kegiatan tersebut. Di sekolah dasar, pengembangan keterampilan literasi dasar menjadi fokus penting karena masa inilah fondasi kemampuan belajar siswa dibentuk.

Dalam tulisan ini, penulis yang terdiri dari Annas Solihin, S.Pd. bersama Dr. Nurul Istiq'faroh, M.Pd. dan Dr. Heru Subrata, M.Si. dari https://s2dikdas.fip.unesa.ac.id/ akan mengeksplorasi praktik literasi dasar yang diterapkan di SDN Rangkah VI/168 Surabaya, berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru dan siswa. Kita akan melihat bagaimana keterampilan berbahasa dilatih di ruang kelas dan bagaimana guru serta siswa menghadapi tantangan dalam mengembangkan literasi tersebut.

 

Pentingnya Literasi Dasar dalam Pendidikan Dasar

Pentingnya literasi dasar dalam dunia pendidikan tak bisa dipungkiri lagi. Literasi adalah keterampilan yang menjadi dasar untuk mempelajari hampir semua disiplin ilmu. Seperti yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, literasi bukan hanya tentang mampu membaca atau menulis, tetapi juga untuk berpikir kritis dan memahami dunia di sekitar kita.

Menurut penelitian UNESCO, kemampuan literasi memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan sosial-ekonomi seseorang. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan berbahasa di sekolah dasar menjadi penting, tidak hanya untuk mempersiapkan siswa menghadapi pendidikan formal di tingkat yang lebih tinggi, tetapi juga dalam mempersiapkan mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif.

Namun, di balik pentingnya literasi, banyak sekolah masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengajarkan keterampilan literasi dasar secara efektif. Inilah yang kemudian menjadi fokus pada observasi dan wawancara yang dilakukan di SDN Rangkah VI/168 Surabaya.

 

Observasi Praktik Literasi di Kelas

Pada tanggal 12 September 2024, saya melakukan observasi di kelas IV di SDN Rangkah VI/168 Surabaya, di bawah bimbingan guru Siti Fatimah Barocha, S.Pd. Fokus observasi ini adalah keterampilan berbahasa yang mencakup empat komponen utama: membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Berikut adalah beberapa temuan utama dari observasi tersebut.

Membaca: Siswa terlihat sangat antusias ketika guru memberikan waktu untuk membaca secara mandiri. Aktivitas membaca ini biasanya dilakukan di awal pelajaran sebagai cara untuk memperkenalkan topik yang akan dibahas. Sebagian besar siswa menunjukkan kelancaran dalam membaca teks sederhana, tetapi ada beberapa yang membutuhkan bantuan lebih lanjut dalam memahami isi teks. Ini menunjukkan pentingnya penguatan pemahaman membaca sebagai bagian dari pengajaran literasi dasar.

Menulis: Kemampuan menulis siswa cenderung bervariasi. Beberapa siswa mampu menulis kalimat atau paragraf sederhana dengan cukup baik, tetapi yang lain masih perlu bantuan dalam menyusun kalimat yang logis dan koheren. Guru sering memberikan tugas menulis yang sederhana, seperti menulis kesimpulan dari bacaan atau membuat catatan singkat. Namun, tantangan yang ditemukan di sini adalah motivasi siswa dalam menulis, yang masih lebih rendah dibandingkan kegiatan berbicara dan membaca.

Berbicara: Kegiatan berbicara mendapatkan perhatian yang cukup dari guru. Diskusi kelompok kecil sering dilakukan untuk melatih siswa dalam menyampaikan pendapat mereka. Dalam observasi, terlihat bahwa siswa lebih nyaman berbicara dalam kelompok daripada di depan kelas. Hal ini mungkin berkaitan dengan kepercayaan diri siswa, di mana berbicara di depan umum masih menimbulkan rasa canggung bagi sebagian dari mereka.

Mendengarkan: Komponen mendengarkan adalah keterampilan yang sering kali terabaikan dalam pengajaran literasi, meskipun memiliki peran penting dalam pembelajaran berbahasa. Selama pelajaran, guru memberi instruksi dan bercerita untuk melatih kemampuan mendengarkan siswa. Namun, beberapa siswa tampak kurang fokus dan sering kali harus diarahkan kembali agar memperhatikan apa yang didengar. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan mendengarkan masih perlu ditingkatkan melalui pendekatan yang lebih sistematis.

 

Guru: Tantangan dan Strategi

Setelah observasi, saya melakukan wawancara dengan Siti Fatimah Barocha, S.Pd., guru kelas IV yang mengajar di SDN Rangkah VI/168 Surabaya. Berikut beberapa poin penting yang disampaikan dalam wawancara tersebut.

1. Integrasi Literasi dalam Kegiatan Belajar Sehari-hari Ibu Siti menjelaskan bahwa literasi dasar, terutama keterampilan berbahasa, diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. "Saya selalu mencoba untuk mengaitkan setiap topik pembelajaran dengan kegiatan literasi. Misalnya, sebelum pelajaran IPA, saya meminta siswa untuk membaca teks tentang tumbuhan, kemudian mereka diminta untuk menuliskan kembali apa yang mereka pahami."

Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya mempelajari materi pelajaran tetapi juga memperkuat kemampuan membaca dan menulis mereka.

2. Tantangan dalam Mengajarkan Keterampilan Berbahasa Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah perbedaan kemampuan di antara siswa. "Beberapa siswa sudah lancar membaca dan menulis, tetapi ada juga yang masih kesulitan. Saya harus lebih sering memberikan perhatian lebih kepada siswa yang membutuhkan bantuan tambahan," ungkap Ibu Siti.

Selain itu, minat siswa terhadap menulis masih rendah, yang menurut Ibu Siti, merupakan tantangan terbesar dalam pembelajaran literasi. "Menulis itu membutuhkan usaha yang lebih besar dari siswa, jadi mereka sering kali kurang termotivasi untuk melakukannya."

3. Penilaian Kemampuan Literasi Siswa Ketika ditanya tentang penilaian terhadap kemampuan literasi siswa, Ibu Siti menilai bahwa sebagian besar siswa sudah mencapai standar literasi yang diharapkan. Namun, ada beberapa siswa yang membutuhkan bimbingan ekstra, terutama dalam hal menulis dan mendengarkan.

4. Media dan Materi Pembelajaran Guru lebih sering menggunakan buku teks sebagai media utama dalam pembelajaran literasi. "Saya kadang-kadang menggunakan video atau gambar sebagai variasi, tetapi lebih sering saya mengandalkan buku karena keterbatasan akses ke teknologi di sekolah ini," jelasnya.

Media pembelajaran yang lebih bervariasi, seperti video, gambar interaktif, dan permainan bahasa, dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berbahasa mereka secara lebih dinamis.

5. Umpan Balik kepada Siswa Ibu Siti menjelaskan bahwa ia memberikan umpan balik setelah setiap tugas membaca atau menulis. "Biasanya saya memberikan pujian atas usaha mereka, dan saya juga memberikan saran tentang bagaimana mereka bisa memperbaiki kesalahan mereka," jelasnya. Namun, umpan balik ini cenderung lebih umum daripada spesifik, yang menurutnya adalah area yang masih bisa ditingkatkan.

6. Motivasi Siswa Salah satu strategi utama yang digunakan untuk memotivasi siswa adalah dengan memberikan penghargaan kecil, seperti pujian atau poin tambahan bagi siswa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan literasi. "Saya selalu mencoba menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa merasa termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan literasi," ujar Ibu Siti.

7. Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Literasi Menurut pandangan Ibu Siti, partisipasi siswa bervariasi tergantung pada aktivitas yang dilakukan. "Mereka lebih aktif dalam membaca dan berbicara, tetapi untuk menulis dan mendengarkan, saya masih harus lebih banyak memberikan dorongan," ungkapnya.

 

Perspektif Siswa: Pengalaman dalam Kegiatan Literasi

Selain wawancara dengan guru, wawancara juga dilakukan dengan salah satu siswa kelas IV, Soleh. Berikut adalah beberapa pandangan yang diungkapkan Soleh mengenai pengalaman dan perasaannya terhadap kegiatan literasi di sekolah.

1. Kegiatan Membaca Soleh mengungkapkan bahwa dia menikmati kegiatan membaca, terutama ketika ia dapat memilih buku yang menarik baginya. "Aku suka membaca cerita, terutama yang seru. Kadang-kadang kita boleh pilih buku sendiri, jadi aku lebih suka," katanya.

2. Menulis Ketika ditanya tentang kegiatan menulis, Soleh mengatakan bahwa ia lebih suka menulis cerita daripada menulis catatan. "Aku lebih suka menulis cerita karena bisa berimajinasi. Kalau menulis catatan pelajaran, itu kadang membosankan," katanya. Hal ini mengindikasikan bahwa memberikan variasi tugas menulis yang lebih kreatif dapat meningkatkan minat siswa dalam menulis.

3. Berbicara di Depan Kelas Soleh mengungkapkan bahwa ia merasa lebih nyaman berbicara dalam kelompok kecil dibandingkan berbicara di depan kelas. "Kalau di kelompok, aku lebih nyaman karena tidak terlalu banyak orang yang melihat," ungkapnya. Hal ini menunjukkan pentingnya membangun kepercayaan diri siswa dalam berbicara di depan umum.

4. Mendengarkan Soleh merasa bahwa ia sudah cukup memahami apa yang didengarkan selama pelajaran, terutama jika ceritanya menarik. Namun, ia mengakui bahwa jika penjelasan guru terlalu cepat, ia bisa menjadi bingung. "Kadang-kadang aku tidak mengerti kalau gurunya bicara terlalu cepat," katanya. Ini menunjukkan pentingnya memperlambat tempo ketika memberikan instruksi untuk memastikan semua siswa dapat mengikuti.

5. Umpan Balik dari Guru Soleh merasa senang dengan umpan balik yang diberikan oleh gurunya setelah menyelesaikan tugas. "Bu Guru biasanya kasih tahu apa yang harus diperbaiki dan juga memuji kalau hasilnya bagus," katanya.

6. Kegiatan Literasi yang Menyenangkan Soleh menyatakan bahwa ia paling menikmati kegiatan membaca dan berbicara di kelas. "Membaca itu seru karena bisa tahu banyak cerita, dan berbicara itu menyenangkan kalau dilakukan di kelompok," ungkapnya.

 

Tantangan dan Solusi dalam Implementasi Literasi di Sekolah Dasar

Dari wawancara dengan guru dan siswa, serta observasi di kelas, terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan dalam implementasi literasi dasar di sekolah. Tantangan utama yang dihadapi adalah:

Perbedaan kemampuan literasi siswa: Beberapa siswa masih membutuhkan bantuan ekstra dalam membaca, menulis, dan mendengarkan.

Motivasi dalam menulis: Siswa cenderung kurang termotivasi dalam kegiatan menulis, yang sering kali mereka anggap sebagai tugas yang sulit dan kurang menarik.

Kurangnya variasi media pembelajaran: Keterbatasan akses ke teknologi membuat media pembelajaran yang digunakan masih sangat konvensional.

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  1. Pembelajaran Diferensiasi: Menerapkan pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing siswa dapat membantu menangani perbedaan kemampuan dalam literasi.
  2. Variasi Tugas Menulis: Memberikan tugas menulis yang lebih kreatif, seperti menulis cerita pendek atau puisi, dapat meningkatkan motivasi siswa.
  3. Pemanfaatan Teknologi: Memanfaatkan teknologi seperti video, gambar interaktif, dan aplikasi pembelajaran literasi dapat membuat kegiatan belajar menjadi lebih menarik dan dinamis.

 

Pentingnya literasi dasar dalam pendidikan dasar tidak dapat diremehkan. Mengembangkan keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan di usia dini adalah kunci untuk membuka pintu menuju pembelajaran yang lebih luas di masa depan. Tantangan yang dihadapi dalam implementasi literasi harus dihadapi dengan pendekatan yang tepat dan inovatif, agar siswa tidak hanya mampu menguasai keterampilan literasi, tetapi juga menikmati proses belajarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun