Mohon tunggu...
ANNA NIKE PUSPITANINGRUM
ANNA NIKE PUSPITANINGRUM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Guru

sukses ASN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Media Kartu Huruf Bahasa Jawa untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Aksara Jawa Peserta Didik

16 Oktober 2023   12:00 Diperbarui: 16 Oktober 2023   18:02 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penerapan Media Kartu Huruf Bahasa Jawa untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Aksara Jawa Peserta Didik Kelas X Aph A Smks Widya Wisata Sragen

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terkait pada beberapa aspek Keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan-keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau merupakan catur tunggal (Tarigan, 1979:1). Terkait hal ini membaca aksara Jawa juga termasuk di dalamnnya karena, membaca aksara Jawa termasuk bahan kajian dari mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah di Sekolah lingkup Jawa Tengah Termasuk bagi jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. 

B. Identifikasi Masalah

Menurut hasil rendahnya kualitas pembelajaran SMK disebabkan oleh beberapa faktor seperti di bawah ini.

1. Rendahnya keterampilan membaca aksara Jawa siswa.

2. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran membaca Bahasa Jawa masih rendah.

3. Kurangnya minat siswa dalam mempelajari aksara Jawa, sehingga tingkat keberhasilannya relatif rendah.

C Pembatasan Masalah

 Masalah penelitian ini agar tetap terfokus dan tidak melebar melewati fokus permasalahan perlu adanya pembatasan masalah. Adapun masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada permasalahan rendahnya keterampilan membaca aksara Jawa peserta didik kelas X APH A SMKS Widya Wisata Sragen. Dalam proses belajar guru masih terpusat pada ceramah. Oleh karena itu, peneliti ingin menerapkan pembelajaran dengan media kartu huruf Bahasa Jawa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan media kartu huruf dalam pembelajaran membaca aksara Jawa peserta didik kelas X APH A SMKS Widya Wisata Sragen?

2. Bagaimana suasana dan respon siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa melalui media kartu huruf peserta didik kelas X APH A SMKS Widya Wisata Sragen?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah tersebut diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Mengetahui penerapan media kartu huruf dalam pembelajaran membaca aksara Jawa peserta didik kelas X APH A SMKS Widya Wisata Sragen.

2. Mengetahui suasana dan respon siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa melalui media kartu huruf peserta didik kelas X APH A SMKS Widya Wisata Sragen.

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Landasan Teoretis

Teori-teori dalam landasan teoretis ini menguraikan teori-teori yang diungkapkan para ahli dari berbagai sumber yang mendukung penelitian.

1. Pengertian Media Pembelajaran Kartu Huruf

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harifah berarti pengantara atau pengantar, Sanjaya (2008:204). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

2. Media Kartu Huruf  Bahasa Jawa

 Media kartu huruf bahasa Jawa adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu yang di gunakan untuk proses belajar mengajar dalam rangka mempermudah penyampaian materi pembelajaran membaca atau menulis aksara Jawa pada siswa. Kartu huruf adalah seperangkat kartu domino yang telah dimodifikasi, didalamnya terdapat tulisan aksara Jawa. Kartu aksara Jawa ini berfungsi untuk melatih keterampilan membaca sekaligus menulis aksara Jawa, baik dalam tataran kata, frasa, maupun klausa. Namun dalam penelitian ini lebih menekankan pada keterampilan membaca saja. Cara menggunakan kartu ini dengan permainan menggunakan media kartu huruf. Permainan kartu huruf aksara Jawa dalam penelitian ini di rancangkan dengan menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

Adapun cara menggunakan media kartu huruf aksara Jawa sebagai  berikut;

1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa. Setiap kelompok diatur seperti permainan kartu remi;

2.Satu kelompok akan mendapatkan 1 set kartu yang berjumlah 20 kartu;

3.Salah satu kelompok mengacak kartu yang berjumlah 20 kartu kemudian kartu yang sudah diacak ditempatkan ditengah meja kelompok masing-masing.

4. Guru menuliskan tulisan latin dipapan tulis kemudian siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk menyusun kartu huruf bahasa Jawa diatas meja yang sesuai dengan tulisan di papan tulis yang diberikan guru.

5. Kelompok yang terlebih dahulu menyusun di atas meja, salah satu siswa mengacungkan jarinya secara cepat untuk maju ke depan kelas memasangkan bentuk kartu huruf aksara Jawa yang sesuai dengan tulisan  di papan tulis yang diberikan guru.

6. Kelompok siswa yang terlebih dahulu maju berarti itu pemenangnya dan sampai dengan seterusnya secara berulang-ulang.

7. Misalnya guru menulis tulisan latin "nata" di papan tulis kemudian siswa yang aktif mencari bentuk kartu huruf aksara Jawa "na" dan "ta" lalu secara cepat siswa menyusun kata tersebut di atas meja dengan menggunakan kartu huruf kemudian siswa yang terlebih dahulu selesai menyusun harus cepat mengacungkan jarinya untuk maju kedepan memasangkan kartu huruf dengan bentuk tulisan kartu huruf aksara Jawa "na" dan "ta" sampai dengan seterusnya berikutnya. Kelompok siswa yang terlebih dahulu maju berarti itu pemenangnya sampai dengan seterusnya secara berulang-ulang.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMKS Widya Wisata Sragen yang terletak di Desa Tawang, Kecamatan Sine, Kabupaten Sragen. Alasan pemilihan SMKS Widya Wisata Sragen sebagai lokasi penelitian adalah berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1. Sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakan kegiatan penelitian.

2. Sekolah bersedia memberikan data yang diperlukan peneliti.

3. Pembelajaran keterampilan membaca aksara Jawa khususnya pada kelas X APH A masih rendah.

4. Sekolah tersebut memerlukan inovasi pembelajaran, khususnya dalam keterampilan membaca aksara Jawa.

5. Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian, sehingga penelitian ini diharapkan memberi manfaat yang besar bagi sekolah tersebut.

2.  Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilaksanakan kurang lebih selama 3 bulan, dimulai pada bulan Desember 2022 sampai bulan Februari 2023.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Teknis analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif karena dengan menggunakan media kartu huruf Bahasa Jawa dapat mengatasi permasalahan rendahnya keterampilan membaca aksara Jawa siswa terkait kegiatan proses belajar mengajar.

Berdasarkan masalah yang akan dikaji, penelitian ini termasuk dalam penelitian studi kasus (case study). Studi kasus (case study) adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga atau gejala tertentu (Nasution, 1988: 31). Selanjutnya ia menjelaskan bahwa studi kasus merupakan bentuk penilaian yang mendalam tentang aspek lingkungan sosial termasuk didalamnya manusia. Penelitian studi kasus bersifat kontekstual, artinya penelitian jenis ini berdasarkan sifat kekhususan subjek penelitian dan sama sekali tidak ada usaha pemikiran untuk melakukan generalisasi terhadap konklusi penelitian. (Nugrahani, 2010: 9).

C. Data dan sumber data

1. Data

Data dalam penelitian pada dasarnya terdiri dari semua informasi atau bahan yang disediakan alam (dalam arti luas) yang harus dicari, dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti. Data bisa terdapat pada segala sesuatu apapun yang menjadi bidang dan sasaran penelitian ( Subroto dalam Nugrahani, 2010: 54). Data dalam penelitian ini adalah data lunak (soft data) yang berupa kata, ungkapan, kalimat dan tindakan yang diperoleh dari pengamatan maupun keterangan narasumber yang diperoleh peneliti melalui teknik-teknik tertentu.

Kaitannya dengan hal diatas, maka data dalam penelitian ini adalah berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran aksara Jawa di lokasi penelitian. Seluruh data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dan hasil analisisnya digunakan untuk menjawab permasalahan yang dikaji dalam penelitian.

2. Sumber Data

Data yang digali dan dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar berwujud kata-kata, yang diperoleh dari sumber data sebagai berikut.

a. Dokumen

Menurut Guba & Lincoln dalam Nugrahani (2010: 55), yang disebut dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film yang dapat digunakan sebagai pendukung bukti penelitian. Dokumen sering digunakan sebagai sumber data dalam penelitian, karena dalam banyak hal dokumen dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan data (Moleong, 2012: 161).

b. Narasumber

Posisi narasumber (informant) sebagai sumber data penelitian sangat penting, perannya sebagai individu yang memiliki berbagai informasi sesuai dengan masalah yang dikaji. Narasumber adalah sumber data yang bukan sekedar memberikan tanggapan terhadap masalah yang ditanyakan, tetapi uga individu yang memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang dimilikinya

c. Peristiwa 

Melalui pengamatan terhadap suatu peristiwa atau aktivitas, dapat diketahui bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti, karena disaksikan secara langsung oleh peneliti. Aktivitas sebagai sumber data penelitian dapat berlangsung secara disengaja atau tidak, secara rutin dan berulang, atau hanya sekali saja terjadi (Sutopo dalam Nugrahani, 2010).

Dalam penelitian ini, untuk memahami tentang pelaksanaan pembelajaran aksara Jawa, diperlukan pengamatan terhadap perilaku dan sikap guru serta siswa dalam pelaksanaan pembelajaran aksara Jawa khususnya pembelajaran membaca aksara Jawa disekolahan. Peristiwa yang diamati tersebut adalah peristiwa berjalannya kegiatan proses belajar mengajar aksara Jawa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan karakteristik data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Observasi 

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menggali data dari sumber yang berupa tempat, aktivitas dan benda. Observasi terhadap berlangsungnya proses pembelajaran aksara Jawa di kelas dilakukan dengan teknik berperan pasif dengan cara formal maupun nonformal

2. Wawancara Mendalam

Menurut Yin dalam Nugrahani (2010: 65), wawancara mendalam merupakan teknik pengumpulan data yang esensial dalam studi kasus. Wawancara mendalam merupakan wawancara yang dilakukan  dengan lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan dilakukan berulang pada informan yang sama. Pertanyaan dalam wawancara mendalam berbentuk open-ended, berisi tentang fakta dari peristiwa atau aktivitas, dan opini. Informan dapat mengemukakan pendapatnya, kemudian pendapat atau proposisi dari informan digunakan sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya.

3. Pengkajian Dokumen 

Moleong (2012: 161) menjelaskan, bahwa semua dokumen yang berkaitan dengan topik penelitian, dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan data dalam penelitian. Dengan teknik analisis dokumen diharapkan dapat ditangkap informasi tentang subjek yang diteliti mengenai pembentukan dan pengalihan perilaku serta polanya yang berlangsung melalui komunikasi verbal.

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan Triangulasi. Triangulasi  yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2012). Cara pembandingan data yang diperoleh, dapat dilihat dari sumber, metode, peneliti maupun teori. Berkaitan dengan hal tersebut dikenal empat macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber, metode, peneliti dan teori. Proses triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi sumber yang berarti membandingkan atau mengecek balik suatu informasi yang diperoleh pada waktu dan alat yang berbeda

F. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman, rangkaian analisis data kualitatif berupa kata-kata bukan angka-angka. Analisis tersebut terbagi dalam tahapan-tahapan sebagai berikut.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahap paling awal yang dilakukan peneliti untuk dapat memperoleh informasi dalam memilih dan mempertimbangkan masalah yang akan ditentukan. Pada langkah ini dilakukan klasifikasi data untuk memperoleh langkah analisisnya. Data diklasifikasikan berdasarkan kelompok permasalahannya

2. Reduksi Data 

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data "kasar", yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data terkumpul, antisipasi adanya reduksi data sudah tampak waktu peneliti menentukan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah sebagai sekumpulan informasi tersususn dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bentuk teks naratif yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang banyak jumlahnya ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan.

4. Menarik kesimpulan/ Verifikasi

Kegiatan analisis ini sangat penting, sebab dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda dan mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat serta preposisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun