[caption caption="Jokowi Naik Bajaj, sumber gambar : detik.com"][/caption]
Menutup serial artikel setahun Jokowi, kita sampai pada pembahasan 1 hal yang melekat pada diri Jokowi, apa itu? Kontroversi!
Setahun terakhir benar2 seperti roller coaster, bukan hanya dollar yang naik turun, tapi juga kebijakan2, mulai dari mencabut subsidi bbm, kpk vs polri yang membuat nafas rakyat tersekat menanti keputusan, hukuman mati, membubarkan petral, hingga yang aneh2 seperti petugas partai, tempat lahir Soekarno, bahkam sampai cara mengancingkan jaspun menjadi perdebatan..Â
Jokowi memang ditakdirkan untuk selalu diikuti dengan kontroversi.. bukan hanya diikuti, tetapi beliau sendirilah sumber kontroversi tersebut...
Mulai sejak jadi walikota Solo : relokasi pedagang kaki lima tanpa kekerasan (diplomasi makan), blusukan, turun ke rakyat, relokasi kawasan kumuh ke rusun, gowes ke kantor gubernur, tetap sederhana meski sudah jadi presiden, murah senyum-jabat tangan-selfie, dst..
Baca daftar di atas, maka bila dirangkum sebenarnya yang dilakukan Jokowi itu simple : Jokowi melakukan semua yang antitesa (kebalikan) dari politikus pada umumnya, politikus yang memilih ruangan berAC, malas turun ke rakyat, jijik berjabat tangan dengan rakyat, main usir PKL dengan kekerasan, naik mobil mewah, dst..
Selain kebijakan dan karakter yang berbanding terbalik, Jokowi juga diikuti dengan banyak kontroversi remeh temeh tapi tetap menghebohkan, contoh : masuk gorong-gorong, ke KPU naik bajaj dan ratusan lainnya...
"Pencitraaaaaaan !", jerit para haters.... well thats true, pencitraan adalah benih kontroversi, darisana lahirlah haters dan lovers.
Masih teringat saat debat capres ada kertas yang nongol di jas? Hehe.. thats brilliant, memicu perdebatan dahsyat di awal serial debat, contekan vs doa... 22nya menurut penulis salah, bagaimana bisa menyontek saat debat kalo kertas itu tetap di dalam jas? Dan ukuran kertas doa tidak sebesar itu, jadi sebenarnya itu apa? Itulah kontroversi !
Kontroversi adalah hal yang terjadi baik diciptakan sengaja/tidak, yang menimbulkan kehebohan dan perdebatan, hasil akhirnya = makin populer, hehehe...
Dan kontroversi itu semakin menjadi-jadi dengan terbentuknya 2 kubu, haters yang tidak bisa hidup tanpa Jokowi, hahaha... dan lovers yang makin loyal karena setiap hari harus menangkis haters.
Artinya semakin banyak haters = semakin banyak pendukung loyal Jokowi, nah loh... jadi haters itu baik/buruk untuk Jokowi? kadang malah terlintas di benak penulis, jangan-jangan jonru dkk itu "orangnya" Jokowi lho, hahaha.... (Ssst.. rahasia)
Dan para politikuspun tercengang, melihat karir Jokowi yang melesat... mereka terbengong dan berpikir dalam hati, kenapa dari dulu tidak ada yang melakukan hal-hal diatas ya?
Sejarahpun mencatat, Jokowi menjadi trendsetter dan membalikkan kebiasaan pemimpin dan para elit, sekarang mereka mau-tidak mau harus berusaha blusukan ( dalam hati membayangkan jadi presiden mungkin ya? Hahaha)...
Banyak yang mulai sadar pentingnya citra dan mencoba mempraktekkan...
Sayangnya tidak semua berhasil, contoh paling terakhir dan gagal total adalah pimpinan DPR yang menggunakan masker saat paripurna APBN 2016 kemarin, hahaha tertawa guling-guling deh...
Tadinya pengen niru Jokowi kali ya, menciptakan kontroversi dan pencitraan, kalau Jokowi tidak pakai masker di tengah hutan terbakar, merekapun mencoba pake masker di ruangan berAC di Jakarta! Wkwkwkwk.... kalah jauh bro ilmu pencitraannya....
Jokowi ada di pusaran kontroversi, baik kebijakan maupun semua tingkah lakunya, dia sumber dan turut menciptakan kontroversi tersebut baik disengaja/tidak, dan turut mengendalikannya.
Kontroversi akan mengikuti kemanapun Jokowi pergi...karena itu bagian dari strategi, hehe...
Cukup dengan kontroversi, mari kita beralih ke esensi.
Bila kontroversi diandaikan tong yang nyaring bunyinya, maka esensi adalah isi dari tong tersebut.
Sekarang waktunya mengisi tong tersebut dengan esensi dan hasil kerja yang terbukti nyata.
Presiden Jokowi dan orang-orang terdekatnya harus mulai sadar akan pepatah ini :
"Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang..."
Seorang presiden dinilai saat masa baktinya selesai, apakah dia meninggalkan "gading" (manfaat) atau "belang" (mudharat) bagi bangsa dan rakyatnya...
Tiada gading yang tidak retak, tidak ada manusia yang sempurna...
Sejarah akan mencatat...
Apakah "gading" yang ditinggalkan asli atau palsu, yang bukan hanya retak biasa, tapi bisa hancur berkeping-keping seiring waktu...
Sejarah pula yang akan menguji dan membuktikan keaslian "gading" itu...
Kami rakyat hanya dapat berdoa siang dan malam, agar Bapak Jokowi dan jajaran selalu dalam perlindungan dan tuntunan Tuhan...
Untuk selalu bekerja tetap di dalam rel yang benar, yaitu :
Rel tanpa kepentingan, selain kepentingan rakyat....
Amin
Â
Â
Â
Salam
Rakyatmu
Â
Artikel terkait Setahun Jokowi :
http://www.kompasiana.com/annamelody/100-prestasi-setahun-jokowi_56285944b09273c5048b4567
http://www.kompasiana.com/annamelody/setahun-jokowi-saatnya-berlari_5624bbb650f9fddc20e3d345
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H