Artinya semakin banyak haters = semakin banyak pendukung loyal Jokowi, nah loh... jadi haters itu baik/buruk untuk Jokowi? kadang malah terlintas di benak penulis, jangan-jangan jonru dkk itu "orangnya" Jokowi lho, hahaha.... (Ssst.. rahasia)
Dan para politikuspun tercengang, melihat karir Jokowi yang melesat... mereka terbengong dan berpikir dalam hati, kenapa dari dulu tidak ada yang melakukan hal-hal diatas ya?
Sejarahpun mencatat, Jokowi menjadi trendsetter dan membalikkan kebiasaan pemimpin dan para elit, sekarang mereka mau-tidak mau harus berusaha blusukan ( dalam hati membayangkan jadi presiden mungkin ya? Hahaha)...
Banyak yang mulai sadar pentingnya citra dan mencoba mempraktekkan...
Sayangnya tidak semua berhasil, contoh paling terakhir dan gagal total adalah pimpinan DPR yang menggunakan masker saat paripurna APBN 2016 kemarin, hahaha tertawa guling-guling deh...
Tadinya pengen niru Jokowi kali ya, menciptakan kontroversi dan pencitraan, kalau Jokowi tidak pakai masker di tengah hutan terbakar, merekapun mencoba pake masker di ruangan berAC di Jakarta! Wkwkwkwk.... kalah jauh bro ilmu pencitraannya....
Jokowi ada di pusaran kontroversi, baik kebijakan maupun semua tingkah lakunya, dia sumber dan turut menciptakan kontroversi tersebut baik disengaja/tidak, dan turut mengendalikannya.
Kontroversi akan mengikuti kemanapun Jokowi pergi...karena itu bagian dari strategi, hehe...
Cukup dengan kontroversi, mari kita beralih ke esensi.
Bila kontroversi diandaikan tong yang nyaring bunyinya, maka esensi adalah isi dari tong tersebut.
Sekarang waktunya mengisi tong tersebut dengan esensi dan hasil kerja yang terbukti nyata.