Kawasan Wisata Batu Enam Bagansiapiapi mulai dibangun secara bertahap sejak tahun 2008. Sebutan "batu" merupakan satuan ukuran jarak yang setara dengan ukuran mil/pal (1,5 - 1,6 km).
Dalam konteks Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi, satuan batu di sini ukurannya kurang lebih setara 1 kilometer. Jadi Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi merupakan suatu kawasan yang terletak kurang lebih 6 kilometer dari pusat kota lama Bagansiapiapi. [1]
Memasuki kawasan ini, mobil yang kami tumpangi melewati Markas kodim, Kantor Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perikanan, DPRD, Dinas Kesehatan, hingga Kantor Bupati.
Semua bangunan di kawasan tersebut dirancang secara artistik dengan kubah di atasnya. Konsep penataannya mengingatkan saya pada Wilayah Putrajaya di Malaysia.
Yusuf menghentikan mobil di Bundaran Elang. Di tengah bundaran dengan air di sekelilingnya, dibangun patung elang yang sedang mengepakkan sayap dan mencengkram seekor ikan.
Julius segera mengabadikan pemandangan yang indah tersebut. Langit biru cerah berpadu kejernihan air yang memantulkan objek di sekelilingnya, membuat foto karyanya tampak bagaikan lukisan.
Di seberang bundaran elang, kami melihat "Taman Sei Rokan" dan "Sentra Pedagang Kaki Lima". Sederetan pondok dibangun di sepanjang bibir Sungai Rokan, menghadap langsung ke pesisir Selat Malaka.
Saya pernah membaca bahwa Sentra Pedagang Kaki Lima (SPKL) adalah salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan koordinasi dan pengaturan Pedagang Kaki Lima (PKL) melalui kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. [2]Â