Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Spot Foto di Bagansiapiapi yang Indah Bagai Lukisan

3 Agustus 2023   05:34 Diperbarui: 3 Agustus 2023   08:06 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bundaran Elang | Foto: Julius Sathya (dokpri)

Tanggal 2 Juli 2023, usai berkeliling Hutan Kota Bagansiapiapi yang asri, Yusuf mengantar kami mengunjungi beberapa spot foto di pinggiran kota Bagansiapiapi. Mulai dari Bundaran Selamat Datang, Jembatan Pedamaran, hingga Kawasan Wisata Batu Enam.

Bundaran Selamat Datang

Bundaran Selamat Datang | Foto: Hendro Lukman (dokpri)
Bundaran Selamat Datang | Foto: Hendro Lukman (dokpri)
Bundaran Selamat Datang merupakan satu-satunya pintu masuk dan keluar kota Bagansiapiapi. Semua orang yang akan masuk atau keluar kota Bagansiapiapi melalui jalan darat, akan melewati bundaran ini.

Sepasang pria dan wanita berpakaian adat riau seakan menyambut hangat wisatawan yang datang, baik dari arah Jalan Lintas Bagansiapiapi - Ujung Tanjung, maupun Jembatan Pedamaran I.

Patung ikan di sisi kiri dan kanan, seakan menjadi pengingat bahwa pada masa lalu, Bagansiapiapi pernah berjaya sebagai kota penghasil ikan nomor dua di dunia.

Beruntung siang itu jalanan sedikit lengang. Suami saya dan Yusuf memasang tripod di jalan dan menyetel ponsel. Jadilah foto kami bertujuh, berdiri berjejer di balik tulisan "Selamat Datang".

Foto ini adalah simbol bahwa orang bagan senantiasa siap menyambut wisatawan yang datang berkunjung.

Jembatan Pedamaran

Berpose di Jembatan Pedamaran I | Foto: Yusuf Muji Sutrisno Sianipar (dokpri)
Berpose di Jembatan Pedamaran I | Foto: Yusuf Muji Sutrisno Sianipar (dokpri)
Dari Bundaran Selamat Datang, kami mengambil arah timur laut, menuju Jembatan Pedamaran yang berjarak sekitar 1 kilometer. Jembatan Pedamaran merupakan jembatan kembar yang terdiri dari Jembatan Pedamaran I dan Jembatan Pedamaran II.

Membentang di atas Sungai Rokan, jembatan Pedamaran menghubungkan kecamatan Pekaitan, Kubu, Palika (Pasir Limau Kapas), hingga ke Kota Pinang (sumut),

Tak henti-hentinya kami mengagumi keindahan jembatan yang artistik ini. Julius bahkan rela mengambil posisi tiduran di bawah gapura jembatan, agar dapat mengabadikan keindahannya. Beruntung jalanan tidak terlalu ramai pada saat kami ke sana.

Jembatan Pedamaran I | Foto: Julius Sathya (dokpri)
Jembatan Pedamaran I | Foto: Julius Sathya (dokpri)

Jembatan Pedamaran I | Foto: Julius Sathya (dokpri)
Jembatan Pedamaran I | Foto: Julius Sathya (dokpri)
Kawasan Wisata Batu Enam

Kawasan Wisata Batu Enam Bagansiapiapi mulai dibangun secara bertahap sejak tahun 2008. Sebutan "batu" merupakan satuan ukuran jarak yang setara dengan ukuran mil/pal (1,5 - 1,6 km).

Dalam konteks Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi, satuan batu di sini ukurannya kurang lebih setara 1 kilometer. Jadi Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi merupakan suatu kawasan yang terletak kurang lebih 6 kilometer dari pusat kota lama Bagansiapiapi. [1]

Memasuki kawasan ini, mobil yang kami tumpangi melewati Markas kodim, Kantor Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perikanan, DPRD, Dinas Kesehatan, hingga Kantor Bupati.

Semua bangunan di kawasan tersebut dirancang secara artistik dengan kubah di atasnya. Konsep penataannya mengingatkan saya pada Wilayah Putrajaya di Malaysia.

Yusuf menghentikan mobil di Bundaran Elang. Di tengah bundaran dengan air di sekelilingnya, dibangun patung elang yang sedang mengepakkan sayap dan mencengkram seekor ikan.

Berpose di bawah patung elang | Foto: Yusuf Muji Sutrisno Sianipar (dokpri)
Berpose di bawah patung elang | Foto: Yusuf Muji Sutrisno Sianipar (dokpri)

Julius segera mengabadikan pemandangan yang indah tersebut. Langit biru cerah berpadu kejernihan air yang memantulkan objek di sekelilingnya, membuat foto karyanya tampak bagaikan lukisan.

Berpose di depan bundaran elang | Foto: Yusuf Muji Sutrisno Sianipar (dokpri)
Berpose di depan bundaran elang | Foto: Yusuf Muji Sutrisno Sianipar (dokpri)
Di seberang bundaran elang, kami melihat "Taman Sei Rokan" dan "Sentra Pedagang Kaki Lima". Sederetan pondok dibangun di sepanjang bibir Sungai Rokan, menghadap langsung ke pesisir Selat Malaka.

Taman Sei Rokan | Foto: Hendro Lukman (dokpri)
Taman Sei Rokan | Foto: Hendro Lukman (dokpri)

Sentra Pedagang Kaki Lima Batu Enam | Foto: Hendro Lukman (dokpri)
Sentra Pedagang Kaki Lima Batu Enam | Foto: Hendro Lukman (dokpri)

Saya pernah membaca bahwa Sentra Pedagang Kaki Lima (SPKL) adalah salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan koordinasi dan pengaturan Pedagang Kaki Lima (PKL) melalui kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. [2] 

Melihat adanya SPKL, saya berharap dapat menemukan makanan dan minuman serta cindera mata khas Bagan. Setelah berkeliling kawasan dan berbelanja, kami dapat makan dan minum di pondok-pondok di sepanjang bibir Sungai Rokan sambil menikmati indahnya pemandangan.

Namun, pada saat kami berkunjung, tidak banyak PKL yang berjualan di sana. Tidak ada kuliner maupun cendera mata khas Bagan. Hal yang sama tampak ketika mobil kami melewati deretan ruko yang tampak sepi tak berpenghuni. 

Tidak jauh dari kawasan Batu Enam, tampak museum Tionghoa. Museum Tionghoa yang baru dibangun pada tahun 2020 ini dulunya memiliki koleksi benda bersejarah seperti alat hitung khas Tionghoa (sempoa), patung-patung dewa, perkakas khas Tionghoa dan pakaian adat masyarakat Tionghoa. [3]

Sayang sekali, bangunan yang sejatinya akan menjadi catatan tentang sejarah panjang kebudayaan etnis Tionghoa di Bagansiapiapi, kini tinggal kenangan. Yang tersisa hanya sebuah bangunan yang tampak tua dan tidak terawat.

Meninggalkan kawasan Batu Enam, ada rasa sedih yang menggelayut di hati. Bersamanya tersimpan secercah harap. Semoga museum-museum yang kini terbengkalai dapat segera diperbaiki. Semoga dengan bertambahnya wisatawan, banyak PKL terpanggil untuk bergiat di SPKL. Semoga suatu hari nanti, saya dapat melihat Putrajaya kedua di Bagansiapiapi.

04 Agustus 2023

Siska Dewi 

Referensi: 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun