Dari hasil pengumpulan dana, dibangun gedung gereja dan pastori, serta bagian depan TK dan SD yang berjumlah 4 kelas. Peresmian gedung gereja dan kelas tersebut dilakukan pada tanggal 11 Agustus 1940.
Pada tahun 1941, saat terjadi Perang Dunia II, gereja dan sekolah ditutup. Gedungnya digunakan untuk markas tentara penjajah.Â
Setelah Jepang kalah perang, gedung tersebut dikembalikan pada bulan November 1945 dalam keadaan rusak. Diperlukan dana yang sangat besar untuk merehabilitasi bangunan gereja dan sekolah, namun kondisi ekonomi pada saat itu masih terpuruk.
Pencarian dana untuk rehabilitasi gedung dimulai kembali pada tahun 1947. Proses rehabilitasi gedung gereja dan sekolah dilakukan pada tahun 1948. Pada tahun 1949, sekolah kembali dibuka.
Pada tanggal 15 Januari 1958, setelah sekian lama menyandang nama Bi Hua, nama sekolah berganti menjadi Methodist.
Saya bergabung di SD Methodist pada awal Januari 1971, sebagai siswi SD kelas 3. Sebelumnya, saya bersekolah di SD Andalas.
Saya tidak tahu siapa yang memutuskan untuk memindahkan saya dari SD Andalas ke SD Methodist. Apakah kakek, nenek, atau ibu saya.
Saya juga tidak tahu apa pertimbangkan mereka memindahkan saya. Yang saya tahu, di SD Methodist inilah saya diperkenalkan kepada Sahabat Sejati yang rela menyerahkan diri bagi para sahabat-Nya.
Hanya 5 tahun saya bersekolah di sekolah yang sama dengan teman-teman seperjalanan saya. Dari kelas 3 SD sampai kelas 1 SMP.
Naik ke kelas 2 SMP, pada bulan Januari 1976, ibu memutuskan untuk membawa saya ke Jakarta. Saya pun hilang kontak dengan sebagian besar teman-teman sekolah.