Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Catatan Seorang Introver, Merayakan Setengah Abad Persahabatan

30 Juli 2023   15:55 Diperbarui: 2 Agustus 2023   00:01 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembali ke sekolah | Foto: Julius Sathya (dokpri)

Ya, pada era 1970-an, komunikasi belum semudah saat ini. Satu-satunya sarana komunikasi hanya berkirim surat via pos. Hal itu hanya saya lakukan dengan beberapa teman dekat saja.

Perjalanan Pulang Kampung Bersama

Tidak pernah saya duga, hampir 50 tahun kemudian, kami dapat melakukan perjalanan pulang kampung bersama. Yang lebih menggembirakan, kami kembali berkumpul di sekolah yang mempertemukan kami, mengenang kembali masa kecil yang indah.

Bie Lei membawa cucunya, Rani membawa anaknya, saya bersama anak dan menantu yang kami daulat untuk menjadi seksi dokumentasi.

Bersama Kepala Sekolah SMP Methodist | Foto: Julius Sathya (dokpri)
Bersama Kepala Sekolah SMP Methodist | Foto: Julius Sathya (dokpri)

Bagaimana rasanya pulkam bersama teman-teman yang selama puluhan tahun tidak berjumpa dan hanya saling bertegur sapa via WAG dalam beberapa tahun terakhir ini? Awalnya, saya sempat merasa ragu, terlebih karena sesungguhnya saya adalah introver sejati.

Saya lebih menyukai kesendirian. Banyak orang menyebut saya si pendiam yang susah dimengerti. Suasana yang terlalu ramai bisa membuat saya merasa terganggu dan sangat lelah.

Ternyata keraguan saya tidak beralasan. Perjalanan kali ini menjadi selingan yang cukup menyegarkan di tengah hari-hari saya yang akhir-akhir ini terlalu penuh dengan kesibukan kerja.

Kembali ke bangku sekolah | Foto: Julius Sathya (dokpri)
Kembali ke bangku sekolah | Foto: Julius Sathya (dokpri)

Rasanya benar-benar kembali ke bangku sekolah. Duduk manis di kursi-kursi yang tersusun rapi dalam kelas, mendengarkan cerita kepala sekolah SMP Methodist saat ini, layaknya murid-murid yang sedang mengikuti pelajaran.

Ada sebuah cerita beliau yang menyentuh hati. "Saat ini, kami tidak mengutip uang pembangunan dari para murid. Mengapa? Karena para alumni yang murah hati telah memberi bantuan yang cukup untuk sarana fisik di sekolah. Namun demikian, saya ingin mengetuk hati bapak/ibu jika berkenan menjadi orangtua asuh untuk membiayai uang sekolah sebagian murid yang masih membutuhkannya."

Beberapa orang teman bahkan tidak melewatkan kesempatan bermain basket di lapangan. Menantu saya pun tidak mau ketinggalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun