Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Resiliensi Lansia di Dunia yang Berubah

1 Oktober 2022   10:44 Diperbarui: 1 Oktober 2022   14:07 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita berhasil melalui suatu krisis, ada hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik. Hal itu membuat kita lebih resilien ke depannya.

Ketiga, memulai perjalanan menerima diri

Menjadi tua adalah suatu keniscayaan. Penuaan yang hadir dengan segala kelemahan dan keterbatasan fisik, sungguh tidak dapat dicegah.

Khawatir tentang situasi ini tidak mengubahnya. Penolakan terhadap proses penuaan hanya melahirkan rasa tidak berdaya.

Saya menyadari banyaknya kekeliruan dan hal-hal negatif yang telah saya buat sepanjang perjalanan hidup. 

Tidak jarang saya berandai-andai, berpikir bahwa kondisi atau hubungan dengan seseorang mungkin akan menjadi lebih baik jika saya melakukan sesuatu yang berbeda dari yang telah saya lakukan.

Dalam perjalanan menerima diri, saya menyadari bahwa ada banyak hal yang tidak berada dalam kendali saya. Berusaha menerima ketidaksempurnaan diri membantu saya pelan-pelan lepas dari sifat perfeksionis dan kecenderungan menyalahkan diri sendiri. Saya masih berjuang untuk itu.

Wasana Kata

Tiga langkah di atas adalah usaha saya untuk meningkatkan resiliensi sebagai seorang pralansia. Saya percaya, masih ada banyak langkah yang lain, yang mungkin akan saya pelajari dalam perjalanan selanjutnya.

Kepada seluruh warga senior yang membaca artikel ini, saya ucapkan “Selamat Hari Lansia Internasional”. Semoga Anda senantiasa sehat dan bahagia.

Jakarta, 01 Oktober 2022

Siska Dewi

Referensi: 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun