Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

5 Alasan Pegawai Tidak Sejahtera, Para Bos Wajib Tahu

16 Juni 2022   08:24 Diperbarui: 16 Juni 2022   18:03 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegawai sejahtera | sumber foto: senivpetro/freepik

"Menurutku, adil atau tidak adilnya seorang atasan, kembali lagi kepada persepsi bawahan. Hal itu sangat subjektif," kata seorang sahabat saya, sebut saja namanya Mona. "Pernah ada anggota tim kami yang sudah lama bekerja di perusahaan. Ketika ada peluang promosi jabatan dan orang lain mendapatkannya, dia merasa aku perlakukan tidak adil."

Mona bercerita bahwa bawahannya tersebut merasa diri sudah senior karena masa kerjanya lebih lama dibandingkan rekan yang dipromosikan. Padahal, keputusan promosi tersebut tidak diputuskan oleh Mona sendiri, melainkan keputusan tim dan melalui tes.

Tentu saja, apa yang dilakukan Mona bukan sikap pilih kasih. Semua pegawai yang merasa diri mampu mengisi posisi lowong, diberi kesempatan sama untuk mengikuti tes.

Akan menjadi tidak adil jika Mona membuat keputusan tersebut berdasarkan ras, usia, agama, orientasi seksual, jenis kelamin, atau alasan subjektif lainnya. Ketidakadilan seperti ini sangat mungkin menimbulkan kelelahan kerja (burnout) dan mengganggu produktivitas.

Kedua, beban kerja tak terkendali 

"Aku belum lama lulus masa percobaan di perusahaan ini. Awalnya, atasan dan klien memuji hasil kerjaku. Tentu saja aku senang," cerita Ika (nama samaran), kreator konten di sebuah perusahaan periklanan.

"Ini perusahaan baru dan aku bergabung tidak lama setelah lulus kuliah. Jadi, ini pekerjaan pertamaku," lanjut Ika. "Aku sangat menikmati pekerjaan dan berharap bisa berkembang bersama perusahaan."

Namun, seiring bertambahnya klien, beban kerja Ika bertambah. Sementara beban kerjanya meningkat hingga hampir empat kali lipat, kualitas kerja Ika pun dinilai menurun oleh atasannya.

"Aku berusaha bekerja cepat sambil tetap mempertahankan kualitas. Tetapi beban kerjaku sudah bertambah menjadi hampir empat kali lipat, kapasitasku ada batasnya."

Ya, meskipun Ika berusaha mempertahankan kualitas kerja, beban kerja tak terkendali membuatnya lelah. Hasilnya menjadi kontraproduktif.

"Akhirnya aku tidak tahan dan berbicara dari hati ke hati dengan atasan. Jika mereka belum bisa mendapatkan kandidat yang sesuai, lebih baik memperlambat ekspansi pasar."

Ika berharap atasannya dapat menemukan keseimbangan antara kemampuan sumber daya manusia yang ada dan ekspansi pasar. Bagaimanapun, akan menimbulkan kesan buruk dan merugikan perusahaan jika atasan terus menerima klien sementara tim produksi tidak mampu menghasilkan apa yang dijanjikan.

Ketiga, komunikasi dari manajer tidak jelas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun