Anda baru saja lulus kuliah dan telah melayangkan surat lamaran ke berbagai perusahaan. Beberapa surel yang dilampiri "Formulir Aplikasi" mulai berdatangan di kotak masuk Anda.
Surel-surel tersebut membawa kabar baik. Anda dinyatakan lulus seleksi pendahuluan. Dengan penuh semangat Anda mengisi dan mengembalikan "Formulir Aplikasi".
Lalu, Anda diminta mengerjakan aneka tes yang bertujuan menilai kepribadian, kemampuan, dan kecocokan Anda dengan persyaratan jabatan. Lulus tes penerimaan, Anda diwawancarai oleh manajer HRD dan calon atasan langsung.
Pembicaraan berlangsung serius namun santai. Anda dapat merasakan aura persahabatan dari manajer HRD maupun calon atasan langsung. Harapan Anda agar dapat diterima mulai tumbuh.
Wawancara berakhir dan kepada Anda diberikan "Surat Pengantar Pemeriksaan Kesehatan" di salah satu laboratorium rekanan perusahaan. Jika Anda lulus tahapan ini, maka Perusahaan akan memberikan job offer final kepada Anda.
Mengapa perlu tes kesehatan calon karyawan?
Mungkin Anda bertanya mengapa perlu tes kesehatan. Bukankah Anda masih muda dan sehat-sehat saja? Ketahuilah bahwa ini merupakan tahapan penting dari proses rekrutmen pada beberapa perusahaan.
Tes kesehatan calon karyawan adalah evaluasi komprehensif atas fungsi tubuh yang terlibat dalam aktivitas di tempat kerja, seperti penglihatan dan pendengaran. Di dalamnya juga tercakup komponen riwayat kesehatan.
Mengapa perlu pemeriksaan kesehatan calon karyawan? Jawabannya sederhana saja.
Setiap perusahaan pasti ingin mendapatkan karyawan yang produktif untuk mencapai target yang diinginkan. Tentu saja, kondisi kesehatan calon karyawan harus memenuhi tuntutan dari jabatan yang dilamar. Ini sangat relevan untuk jabatan dalam industri yang berisiko tinggi.
Dengan memeriksa kesehatan sebelum kerja, perusahaan bisa mendapat analisis rinci tentang status kesehatan calon karyawannya. Proses ini dapat mengidentifikasi kondisi yang ada, yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.