Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini 3 Manfaat Menunda Pensiun

20 Agustus 2021   07:30 Diperbarui: 12 Mei 2022   22:16 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lansia sedang melayani pembeli (Foto oleh Anastasia Shuraeva dari Pexels )

Seorang teman saya berkata bahwa direksi tidak mengenal usia pensiun. Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurutnya, sepanjang ia masih kuat bekerja dan pemegang saham masih puas dengan kinerjanya, ia tidak akan pensiun.

Fenomena orang menunda pensiun

Teman saya tidak sendiri. Sebuah hasil survei yang dipublikasikan American Advisors Group (AAG) pada bulan Mei 2021 mengonfirmasi fenomena ini.

Survei terhadap 1.521 responden usia 60-75 tahun yang dilakukan pada tanggal 27 Januari 2021 tersebut mengungkapkan:

30% responden ingin menunda pensiun

18% responden merencanakan pensiun setelah usia 70 tahun

12% responden bahkan sama sekali tidak merencanakan pensiun

Dilansir dari U.S. Bureau of Labor Statistic, terdapat peningkatan jumlah penduduk usia 65-74 tahun yang masih aktif bekerja dari 18,3% pada tahun 1999 menjadi 27,8% pada tahun 2019. Hal yang sama terjadi pada penduduk usia 75 tahun ke atas yang meningkat dari 5,1% menjadi 9,1%.

Bagaimana dengan di tanah air? Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 21 Desember 2018 menyebutkan 49,79% lansia Indonesia masih bekerja.

Batas usia Pensiun di Indonesia

Berapa batas usia pensiun di Indonesia? Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 Pasal 15 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun:

Untuk pertama kali usia pensiun ditetapkan 56 tahun.

Mulai 1 Januari 2019, usia pensiun menjadi 57 tahun.

Usia pensiun selanjutnya bertambah 1 tahun setiap 3 tahun berikutnya hingga mencapai 65 tahun.

Sementara itu, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 67 ayat (4) dan ayat (5) menentukan batas usia pensiun dosen yang memiliki jabatan akademik Asisten Ahli sampai dengan Lektor Kepala adalah 65 tahun, dan dosen yang memiliki jabatan akademik Profesor/Guru Besar adalah 70 tahun

Alasan orang menunda pensiun

Cukup banyak teman saya yang ingin menunda pensiun. Jabatan mereka beragam dari staff administrasi hingga jajaran direksi dan pemilik perusahaan.

Alasan mereka pun beraneka. Dari obrolan dengan mereka, saya mencoba merangkum dalam dua kelompok besar.

Belum siap secara finansial

Ilustrasi kakek dan cucu (Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels)
Ilustrasi kakek dan cucu (Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels)

Mayoritas kelompok ini adalah generasi sandwich. Menjelang usia 57 tahun, mereka masih menanggung biaya kesehatan orangtua yang berusia 80an.

Beberapa di antara mereka juga menanggung biaya kuliah anak. Seorang teman saya, sebut saja namanya Surya, mengungkapkan alasan yang berbeda.

“Anak-anakku sudah menikah dan orangtuaku sudah bahagia di surga. Tetapi aku dan istriku punya penyakit degeneratif sehingga perlu rutin minum obat, periksa lab, dan konsul dokter.” 

Surya merasa lebih aman jika terus bekerja karena ada fasilitas asuransi kesehatan dari kantor. Ia paham bahwa anak-anaknya memiliki keluarga sendiri yang harus dibiayai sehingga tidak dapat memberi kontribusi finansial untuk dirinya dan isterinya.

Sudah siap secara finansial tetapi ingin tetap bekerja

Mayoritas kelompok ini adalah karyawan yang sudah lama bekerja, jajaran manajemen senior, atau pemilik perusahaan.

Dua alasan yang sering diungkapkan adalah kecintaan akan pekerjaan dan keinginan untuk mengaktualisasi diri. Mereka ingin tetap bekerja selama kesehatan masih memungkinkan.

Salah satu contoh adalah direktur operasional di perusahaan tempat saya bekerja. Sehari sebelum ulang tahun ke-76 Republik Indonesia, beliau merayakan ulang tahun ke-68.

“Saya bersyukur bahwa Tuhan masih memberi saya kesehatan yang prima dan kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan rekan-rekan muda di perusahaan ini.” Katanya.

Ketika diminta untuk make a wish di hari istimewanya, beliau berkata, “Setiap hari, saya berdoa agar saya selalu sehat. Jika sudah waktunya Tuhan memanggil saya pulang, saya berharap jalan saya dipermudah. Jangan sakit hingga tak berdaya, jangan menjadi beban bagi keluarga.”

Ilustrasi lansia sedang melayani pembeli (Foto oleh Anastasia Shuraeva dari Pexels )
Ilustrasi lansia sedang melayani pembeli (Foto oleh Anastasia Shuraeva dari Pexels )

Contoh lain adalah tante saya. Menjelang usia 80 tahun, tante saya dan suaminya memilih tinggal di kampung halaman dan mengelola sebuah toko. 

Pasutri yang saya kagumi ini memiliki 3 orang anak yang tinggal di Jakarta. Anak pertama pengusaha UMKM. Anak kedua CEO yang sukses. Anak ketiga juga memiliki karier gemilang di bidang pemasaran.

Kegiatan mengelola toko dan melayani pembeli, memberi kebahagiaan tersendiri bagi tante dan om saya. Bagi kami para keponakan, pasutri ini adalah salah satu panutan.

Yang perlu dipertimbangkan jika ingin menunda pensiun

Ada beberapa perusahaan yang menentukan batas usia pensiun dan menerapkannya secara ketat. Anda dapat menanyakan hal tersebut kepada bagian personalia/HRD.

Di perusahaan tempat saya bekerja, batas usia pensiun saat ini adalah 57 tahun. Per 1 Januari 2022, akan berubah menjadi 58 tahun. 

Setahun sebelum seorang karyawan memasuki usia pensiun, biasa diadakan sesi konseling yang melibatkan atasan langsung, HRD serta pegawai yang bersangkutan.

Jika disepakati pensiun dalam arti pegawai ingin mundur dari perusahaan, maka pegawai akan memasuki masa persiapan pensiun. Dalam masa persiapan pensiun, pegawai tersebut akan membimbing calon pengganti yang bekerja secara tandem.

Dalam kondisi tertentu, dapat disepakati bahwa administrasi pensiun tetap berjalan dan hak-hak pegawai tetap diberikan. Setelah itu, pegawai dikontrak kembali untuk jangka waktu tertentu.

Statusnya berubah dari pegawai tetap menjadi pegawai kontrak. Hak dan kewajiban kedua belah pihak mengikuti status yang baru.

Jika perusahaan tempat kerja Anda menerapkan aturan usia pensiun dengan ketat, Anda mungkin perlu mencari pekerjaan baru di tempat yang lebih fleksibel atau merencanakan untuk membangun bisnis sendiri.

Manfaat menunda pensiun

Dari obrolan dengan beberapa orang sahabat serta mengamati beberapa orang yang tetap bekerja hingga usia 60, 70, bahkan 80 tahun, saya menyimpulkan 3 manfaat menunda pensiun seperti di bawah ini.

Pertama, menemukan makna dalam pekerjaan

Salah satu hal yang sering diungkapkan mereka yang tetap bekerja melampaui usia pensiun adalah, “Saya memiliki keahlian dan pengalaman. Energi saya masih besar dan kesehatan saya masih baik. Memberi kontribusi pada industri yang telah saya jalani selama bertahun-tahun membuat saya merasa hidup lebih bermakna.”

Kolega saya, direktur operasional yang baru saja merayakan ulang tahun ke-68 yang saya ceritakan di bagian awal artikel ini, adalah salah satu contohnya. Dengan berbagi pengalaman dan keahlian kepada rekan-rekan muda di kantor, ia merasa hidupnya bermakna.

Bagi saya, tetap aktif bekerja secara purnawaktu adalah kesempatan untuk terus mengembangkan diri. Saya mendapat kesempatan untuk terus menyesuaikan diri dengan inovasi-inovasi baru yang berhubungan dengan pekerjaan dan saya menikmatinya.

Ilustrasi menemukan makna dalam pekerjaan (Foto oleh cottonbro dari Pexels) 
Ilustrasi menemukan makna dalam pekerjaan (Foto oleh cottonbro dari Pexels) 

Kedua, tetap terlibat membuat jiwa dan raga lebih sehat

Seperti dalam lingkungan yang lain, lingkungan kerja pun tidak luput dari hari-hari yang kurang menyenangkan dan terkadang dapat melelahkan. Ada saat-saat di mana saya merasa ingin menyerah dan berkata, “Saya mau pensiun saja. Saya mau menikmati hari tua dengan menjalani hobi saya.”

Biasanya, atasan saya akan tertawa dan menjawab, “Kamu tahu, permasalahan yang kita hadapi di kantor, merangsang otak kita untuk tetap bekerja dan berfungsi dengan baik. Jika kamu memilih pensiun, bersiaplah untuk segera pikun.”

Saya tahu beliau hanya bergurau dan tidak bermaksud menghakimi mereka yang memilih pensiun sesuai batas usia. Menurut saya, perasaan tetap terlibat (stay engaged) membuat orang merasa hidupnya lebih bermakna. Rasa bermakna itu membuat jiwa dan raga menjadi lebih sehat.

Ketiga, meningkatkan kondisi finansial

Dengan menunda pensiun, ada penghasilan tetap yang diterima setiap bulan. Selain itu, banyak perusahaan menyediakan asuransi kesehatan dan mengganti biaya pengobatan pegawai dan keluarga hingga batas tertentu.

Jika perusahaan mengikuti program Jamsostek, keanggotaan akan terus berjalan selama Anda masih aktif bekerja. Memang program Jaminan Pensiun akan berhenti ketika Anda mencapai usia pensiun, namun jumlah Jaminan Hari Tua akan terus bertambah karena program ini tetap aktif selama Anda masih bekerja.

Anda memiliki waktu yang lebih panjang untuk menabung. Dengan demikian, pada saat Anda benar-benar pensiun, Anda berada dalam kondisi finansial yang lebih baik.

Wasana kata

Sepanjang kondisi kesehatan memungkinkan dan Anda mencintai serta menemukan makna dari pekerjaan, Anda dapat menunda pensiun hingga Anda merasa betul-betul membutuhkannya. Apapun pilihan Anda, semoga hal itu membahagiakan Anda. 

Jakarta, 20 Agustus 2021

Siska Dewi

Referensi: satu, dua, tiga, empat, lima

Catatan: Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana (link artikel asli di sini). Penulis tidak pernah memberi izin platform blog lain untuk ikut menayangkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun