Seperti dalam lingkungan yang lain, lingkungan kerja pun tidak luput dari hari-hari yang kurang menyenangkan dan terkadang dapat melelahkan. Ada saat-saat di mana saya merasa ingin menyerah dan berkata, “Saya mau pensiun saja. Saya mau menikmati hari tua dengan menjalani hobi saya.”
Biasanya, atasan saya akan tertawa dan menjawab, “Kamu tahu, permasalahan yang kita hadapi di kantor, merangsang otak kita untuk tetap bekerja dan berfungsi dengan baik. Jika kamu memilih pensiun, bersiaplah untuk segera pikun.”
Saya tahu beliau hanya bergurau dan tidak bermaksud menghakimi mereka yang memilih pensiun sesuai batas usia. Menurut saya, perasaan tetap terlibat (stay engaged) membuat orang merasa hidupnya lebih bermakna. Rasa bermakna itu membuat jiwa dan raga menjadi lebih sehat.
Ketiga, meningkatkan kondisi finansial
Dengan menunda pensiun, ada penghasilan tetap yang diterima setiap bulan. Selain itu, banyak perusahaan menyediakan asuransi kesehatan dan mengganti biaya pengobatan pegawai dan keluarga hingga batas tertentu.
Jika perusahaan mengikuti program Jamsostek, keanggotaan akan terus berjalan selama Anda masih aktif bekerja. Memang program Jaminan Pensiun akan berhenti ketika Anda mencapai usia pensiun, namun jumlah Jaminan Hari Tua akan terus bertambah karena program ini tetap aktif selama Anda masih bekerja.
Anda memiliki waktu yang lebih panjang untuk menabung. Dengan demikian, pada saat Anda benar-benar pensiun, Anda berada dalam kondisi finansial yang lebih baik.
Wasana kata
Sepanjang kondisi kesehatan memungkinkan dan Anda mencintai serta menemukan makna dari pekerjaan, Anda dapat menunda pensiun hingga Anda merasa betul-betul membutuhkannya. Apapun pilihan Anda, semoga hal itu membahagiakan Anda.
Jakarta, 20 Agustus 2021
Siska Dewi
Referensi: satu, dua, tiga, empat, lima
Catatan: Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana (link artikel asli di sini). Penulis tidak pernah memberi izin platform blog lain untuk ikut menayangkannya.