Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Inilah 5 Resep Bahagia Menikah dengan WNA

20 Juli 2021   18:00 Diperbarui: 21 Juli 2021   03:01 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suami memeriksa ponsel isteri (sumber: Snowing/freepik)

Bagi Bob, bentuk dukungan yang terbesar dari Sita adalah ketika sang isteri memutuskan untuk meninggalkan karier yang cemerlang di sebuah bank asing yang ternama, agar dapat membantu Bob mengembangkan bisnis yang dirintisnya.

Hal itu terjadi hampir seperempat abad yang lalu. Kini, pasutri Bob dan Sita telah memiliki beberapa perusahaan yang mempekerjakan ratusan pegawai.

Kelima, patuhi kesepakatan bersama

Lilan dan John, demikian juga Bob dan Sita, adalah pasangan yang seiman sejak sebelum menikah. Berbeda dengan Ria dan Göktuğ serta Ron dan Hani.

“Saya dan Hani sudah berpacaran beberapa tahun sebelum kami menikah.” Ron berkisah. “Sesaat sebelum menikah, saya memutuskan untuk menjadi mualaf. Itu adalah kesepakatan bersama yang saya jalani dengan komitmen penuh.”

“Perbedaan agama adalah hal sensitif yang aku bahas cukup dalam bersama Göktuğ. Kami sepakat untuk saling menghargai karena bagi kami, iman adalah masalah hati. Aku wujudkan komitmen dengan menemani dia berpuasa, sementara dia selalu memasang pohon terang menjelang Natal tiba.” Cerita Ria.

Ria melanjutkan dengan kesepakatan lain yang diambilnya bersama suami, yakni bahasa yang akan diajarkan kepada Attila, putra mereka. “Dokter sempat mengingatkan risiko speech delay yang cukup besar jika anak diajarkan lebih dari satu bahasa.”

Ria tidak ingin anaknya mengalami speech delay namun ia tetap ingin mengajarkan bahasa Indonesia. “Akhirnya kami sepakat untuk tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai prioritas. Aku ajak Attila berbahasa Indonesia, sementara suami dan mertua mengajaknya berkomunikasi dalam bahasa Turki.”

Mengakhiri obrolan kami, para pasutri pernikahan campuran ini sesuara bahwa elemen kunci dalam pernikahan mereka adalah komitmen untuk saling menghormati. Komitmen yang didasari cinta tanpa syarat dari Sang Ilahi.

Mereka juga menggarisbawahi pentingnya komunikasi. Komunikasi yang terbuka membantu menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.

Jakarta, 20 Juli 2021

Siska Dewi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun