"Sudah baca? Aku sudah tidak kuat lagi hidup bersama orang yang gak anggap aku ada. Seperempat abad lebih aku menanggung derita yang gak seorang pun tahu." Sambil memperlihatkan kutipan pada gambar di atas kepada saya, Luna berkata dengan suara bergetar.Â
"Sakitnya tuh di sini." Tambahnya sambil menunjuk dadanya. Saya dapat melihat luka dalam sepasang mata beningnya.
Luna adalah sahabat saya ketika masih kuliah. Dia menikah hampir tiga puluh tahun yang lalu dengan Bram, teman kuliah kami juga. Selama ini, mereka dikenal sebagai pasangan yang harmonis. Tak pernah saya dengar kabar tak sedap tentang mereka.
Luna bercerita bahwa Bram memang bersikap sangat manis dan selalu melindungi dia ketika mereka berdua sedang bersama orang lain. Namun, setelah sampai di rumah, Bram akan sibuk dengan anjing-anjing peliharaannya, koleksi mobil-mobilnya, atau komputernya.
Apa yang dialami Luna adalah gejala lonely marriage. Luna merasa Bram tidak peduli kepadanya. Terkadang ia merasa anjing-anjing peliharaan dan koleksi mobil-mobil Bram lebih penting dibanding dirinya.
Ketika Luna mengalami hari yang berat di kantornya, ia tidak dapat berbagi rasa dengan Bram. Ia merasa tidak mendapat dukungan emosional. Jarak di antara mereka kian hari terasa kian lebar. Luna merasa kesepian dalam pernikahannya.
Menurut survei, sekitar 40% orang tahu sakitnya lonely marriage karena mereka pernah mengalaminya. Setiap lonely marriage memiliki satu kesamaan: setidaknya satu pasangan merasa diabaikan secara emosional.
Pasangan yang merasa diabaikan secara emosional, mungkin merasa hal itu membingungkan dan tidak jelas. Ia mungkin sulit mengungkapkannya dengan tepat.
Setiap malam, pasangannya masih tidur di sisinya. Mereka masih bersama dalam membesarkan anak-anak. Namun, pada saat ia berusaha jujur pada diri sendiri, ia tahu ada sesuatu yang salah. Ada sesuatu yang hilang. Ia dan pasangannya tidak lagi terkoneksi.
Lonely Marriage: Pasutri secara fisik masih bersama tetapi secara emosional tidak lagi terkoneksi
Seperti Luna dan Bram, pasutri yang mengalami lonely marriage mungkin masih saling berbicara, tetapi mereka tidak lagi mengomunikasikan harapan, ketakutan, dan impian.
Mereka mungkin tidak lagi berdebat atau berteriak. Sama seperti Luna dan Bram, mereka sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ketidakharmonisan. Sering kali, mereka bahkan tidak bertengkar sama sekali. Kata Luna, "Bahkan untuk bertengkar dengan dia, aku merasa lelah."