"Dok, seburuk apa risiko plasenta akreta?" tanyaku ingin tahu.
"Plasenta akreta dapat menyebabkan pendarahan pada jalan lahir dan pendarahan hebat setelah melahirkan. Jika terjadi pendarahan di dalam, dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Jika kamu dan Dhika setuju bayi dilahirkan lebih awal, maka selama tiga hari sebelum operasi, kamu harus mendapat suntikan untuk pematangan paru-paru bayi. Hal ini disebabkan bayimu akan dilahirkan secara prematur."
"Selain suntikan pematangan paru-paru bayi, apa lagi yang harus disiapkan, dok?" kali ini Dhika yang bertanya.
"Risiko operasi besar adalah pendarahan hebat yang dialami ibu setelah melahirkan. Pihak rumah sakit akan menyiapkan dua kantong darah. Team operasi juga perlu lebih besar. Saya sendiri yang akan memimpin. Ada satu dokter bedah onkologi, satu dokter anastesi dan perawat-perawat khusus ruang operasi. Sebelumnya, kalian harus berkonsultasi dengan dokter-dokter tersebut."
Saat kami berkonsultasi dengan para dokter yang akan dilibatkan oleh dokter Ivan dalam proses operasi, mereka terlihat sangat hati-hati dalam memberikan penjelasan, terutama penjelasan tentang hal terburuk yaitu perlu dilakukan angkat rahim dan adanya potensi aku harus masuk ICU karena risiko pendarahan yang hebat.
Sungguh kekuatan yang luar biasa, aku dan Dhika tetap tenang mendengar semua penjelasan dari para dokter. Kami yakin teguh bahwa dokter Ivan mampu menangani kasusku dengan baik dan selalu yakin bahwa Tuhan sangat menyayangi dan selalu mendengarkan doa-doa kami.
Kelahiran Anak Kedua
Pada hari H, Dhika tetap diperbolehkan menemani aku di ruang operasi. Kecuali diriku dan Dhika yang tetap tenang, aku melihat wajah-wajah tegang.Â
Aku sedang bahagia dan merasa bersyukur dalam hati saat itu. Walaupun maju satu bulan dari rencana awal, kami masih mendapatkan tanggal cantik untuk kelahiran putra kami, yaitu 17 Februari 2017 (17-02-2017).
Setelah bayi berhasil dikeluarkan dan diletakkan di dadaku, Dhika diminta keluar untuk mengikuti perawatan bayi. Dokter Ivan mulai memberikan anastesi untuk proses operasi selanjutnya, dan aku tidak ingat apa-apa lagi setelah itu.
Saat terbangun, aku sudah berada di ruang recovery dengan transfusi darah dan peralatan monitor medis. Meskipun aku merasa masih sangat berat untuk membuka mata, namun aku melihat setiap beberapa menit ada petugas yang mendekat melakukan pengecekan.