Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anugerah yang Terindah

27 Juni 2020   00:11 Diperbarui: 27 Juni 2020   00:14 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baby vector created by brgfx - www.freepik.com

Mendengar komentar tersebut, saya dan suami saling berpandangan. “Betul, dok. Awalnya saya memang merencanakan akan melahirkan tanggal 8 Juli. Ketika membuat rencana tersebut, saya hanya mempertimbangkan jadwal kerja. Tetapi tadi pagi saya sudah melihat ada sedikit pendarahan, dan sampai sekarang saya sudah merasakan kontraksi yang teratur.”

Dokter itu memandang saya dengan wajah kusut, terlihat jelas beliau tidak menyukai jawaban saya. “Ya sudah, saya beri kamu suntikan saja.” katanya, sejurus kemudian.

“Maaf, suntikan apa ya, dok?” saya bertanya dengan agak bingung.

“Suntikan untuk mempertahankan kandungan kamu, melahirkannya sesuai jadwal saja, tanggal 8 Juli.”

Saya pandangi wajahnya yang kusut. Entah mengapa, saya merasa tidak tenang. Bagaimana mungkin dokter memutuskan untuk memberi saya suntikan yang akan mempertahankan janin di dalam kandungan untuk sebelas hari ke depan, tanpa terlebih dahulu memeriksa kondisi saya dan kondisi janin saya?

“Dok, tapi … saya kok merasa sekarang sudah waktunya …. meskipun tidak terlalu sakit, kontraksinya cukup teratur ….”

“Ya sudah, kalau kamu tetap ingin melahirkan sekarang, kita lakukan saja. Tapi saya tidak mau tanggung jawab jika nanti anakmu masuk NICU.”

Sekali lagi saya dan suami saling berpandangan. Bingung.

“Bagaimana?” dokter kembali bertanya.

“Saya tidak mau ambil risiko bayi saya masuk NICU.” Jawab saya pelan.

“Ya sudah, kita suntik kalau begitu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun