Mohon tunggu...
Annabel MariaS
Annabel MariaS Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hai frens

Selanjutnya

Tutup

Film

Berbeda-beda namun Tidak Satu Jua, Resensi Film Tanda Tanya

13 Maret 2022   20:08 Diperbarui: 15 Maret 2022   10:54 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Mahaka Pictures

Sebelum meninggal, Tan Kat Sun sempat meninggalkan wasiat kepada Hendra bahwa Ia harus merubah hidupnya dan memilih jalannya sendiri. Tan Kat Sun selalu menghargai semua agama, meskipun terkadang penghargaan itu tidak dikembalikan kepadanya. Hendra mulai menyadari mengapa Ia harus menghargai agama lain setelah Ia membaca 99 Nama Allah. 

Dari situ, Hendra mulai memeluk agama Muslim dan kembali mengelola restoran dengan menjual makanan halal, dan lebih menghargai stafnya. Hari raya Natal pun tiba, dan Surya mendapatkan peran lagi dalam drama Gereja, yaitu sebagai Yusuf pada drama Kisah Kelahiran Yesus. 

Selama Menuk membantu menyediakan makanan untuk para petugas misa Natal, Soleh menyempatkan pergi dari pos jaganya untuk mencoba berbicara kepada Menuk. Namun, karena masih kecewa dengan suaminya, Menuk tidak menghiraukan Soleh. 

Saat Soleh masuk ke dalam Gereja, Ia menemukan sebuah kotak di belakang kursi umat yang ternyata adalah sebuah bom. Soleh merasa ragu dengan apa yang akan Ia lakukan dengan bom tersebut. Ia terus mengingat kenangan bersama istrinya Menuk, dan peringatan yang diberikan Menuk atas betapa bahayanya pekerjaannya itu. 

Pada akhirnya Soleh berlari keluar Gereja membawa bom tersebut. Ledakan dari bom ikut merenggut nyawa Soleh, namun tidak ada umat Gereja yang tewas maupun cedera. Untuk menghormati pengorbanannya, di gantilah nama pasar di Pecinan dari “Pasar Baru” menjadi “Pasar Soleh.”

Setelah meluncur di bioskop, film ini memunculkan kontroversi yang cukup besar di kalangan masyarakat, bahkan sampai sempat tidak lulus sensor. Beberapa kelompok dari agama Muslim sempat menentang keras film Tanda Tanya, sebab menurut mereka film ini terlalu liberal dan tidak sesuai dengan pandangan-pandangan hidup mereka. Bahkan pemuda dari Nahdlatul Ulama mengecam film ini, karena ditayangkan bahwa anggota Banser dibayar atas tugas-tugas amal mereka. 

Padahal, hal tersebut tidaklah benar. Pluralisme yang hadir dalam film ini juga sempat dikecam oleh Kelompok Islam konservatif Front Pembela Islam. Meskipun menerima banyak reaksi negatif dari beberapa kelompok masyarakat Indonesia, film Tanda Tanya telah menerima sepuluh nominasi, serta memenangkan satu penghargaan dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2011. Film Tanda Tanya memenangkan Best Cinematography dalam Film Festival tersebut.  

Jika kita meneliti lebih dari kontroversinya, kita bisa mengambil banyak kelebihan dari film ini. Kelebihan paling besar yang dapat diambil ialah, bagaimana film ini menunjukkan realita hidup dalam perbedaan di negara kita. 

Kenyataannya, kehidupan kita tidak memenuhi motto negara. Kami berbeda-beda, namun belum satu jua. Di dalam Film Tanda Tanya telah digambarkan dengan jelas berbagai macam konflik yang disebabkan oleh perbedaan suku, agama, ras, dan budaya. Selain itu, judul film ini yang hanya berupa “?” cukup menarik bagi saya. Selain dapat menarik perhatian masyarakat untuk menonton, judul film tersebut juga berarti.

 Menurut saya simbol “?” bisa diartikan sebagai sebuah pertanyaan atas alasan terjadinya berbagai konflik yang sering terjadi. Seperti, kemana sebenarnya toleransi kita pergi? Mengapa kita selalu menyalahkan agama dan budaya orang yang berbeda dengan kita? Dan menurut saya makna dari film tersebut sangat menarik. 

Selain itu, sang sutradara film (Hanung Bramantyo), sambil Ia menampilkan pesan-pesan dalam bentuk film, Ia tidak menargetkan siapapun. Maksudnya adalah, Hanung memperlihatkan realita kepada penonton tanpa maksud menceramahi, ataupun menargetkan penonton. Namun, film tersebut Ia jadikan sebagai kaca yang menyadarkan kita sebagai penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun