Mohon tunggu...
anwar hadja
anwar hadja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pendidik di Perguruan Tamansiswa Bandung National Certificated Education Teacher Ketua Forum Pamong Penegak Tertib Damai Tamansiswa Bandung Chief of Insitute For Social,Education and Economic Reform Bandung

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel:Kisah Cinta Dewi Ciptarasa - Raden Kamandaka(66)

14 Februari 2015   08:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:12 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anjing pelacak terus bergerak mendekati tempat Raden Kamandaka. Dengan mudah memang anjing pelacak itu menemukan tempat persembunyian Raden Kamandaka. Rupanya anjing pelacak itu sengaja dilepaskan sendirian saja, sedangkan tuannya sendiri menunggu di pinggir hutan tidak berani masuk untuk bertempur melawan Raden Kamandaka.

Mula-mula anjing pelacak itu terus-menerus menyalak, bisa jadi untuk memberi tahu tuannya. Tetapi begitu Raden Kamandaka berdiri dan memandang anjing pelacak itu, seketika anjing pelacak itu berhenti menyalak. Ketika Raden Kamandaka menggerak-gerakkan tangannya meminta anjing pelacak mendekat, anjing pelacak itu langsung mendekati kaki Raden Kamandaka. Raden Kamandaka membungkuk dan mengusap-usap anjing itu.

“Kakang Rekajaya, ada tulang sisa pepes ayam? Berikan padanya dan kurunglah. Si Mercu suruh keluar dulu saja,” perintah Raden Kamandaka pada Rekajaya.

Rekajaya segera memberi makan anjing pelacak itu dengan sisa-sisa tulang pepes ikan, kemudian mengurungnya dengan kurungan ayam.  Kurungan itu kemudian ditindih dengan batu yang cukup berat. Si Lutung dan si Mercu berebut naik ke atas kurungan. Tetapi akhirnya si Lutung mengalah. Dia meloncat ke atas pohon tidak jauh dari tempat duduk Raden Kamandaka.(bersambung)

14235661131546481879
14235661131546481879

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun