Mohon tunggu...
Anjrah Lelono Broto
Anjrah Lelono Broto Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis freelance

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sudikah Kau Menjadi Kampungku?

1 April 2018   23:11 Diperbarui: 1 April 2018   23:09 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

masih ada tanya tentang harga sepetak hamparan debu berkerikil batu, sementara

berita kematiannya masih menjadi sketsa?

Kemudian, kita membeli sepetak hamparan debu berkerikil batu, ketika

empu tanda tanya itu benar-benar telah menemui ajal, dan berita kematiannya

tidak lagi menjadi sketsa. Orang-orang yang yang pernah meringkuk bahagia

dalam rahim orang-orang tercinta satu per satu menulis harapan di atas

sepetak sepetak hamparan debu berkerikil batu. Terkadang mereka

juga melagukan duka tanpa nestapa yang sebenar-benarnya benar. Hingga

benar tiba masa itu, di kampungmu aku ingin menutup mata.

Bumi Setrawulan, Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun