Mohon tunggu...
Anjrah Lelono Broto
Anjrah Lelono Broto Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis freelance

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Amore Rama-Shinta Egydia

22 April 2011   09:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:31 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Amore Rama-Shinta Egydia

Oleh Anjrah Lelono Broto

muara era yang riuh b’rmandi benderang

samar menjadi saksi, lingkar lenganmu menjuntai

geliat sintal Manyar Kertoarjo kita susuri

tanpa dendam melenggang

Egydia, jantung waktu tak pernah mati

namun sadari

cinta gelato sejujurnya datang dan pergi.

(Amore, Kakak. Bukan masa semanggi Surabaya.

Bersamamu, beef quesadillas akan hangatkan

sisa waktu kita

di tahun ini.)

lelaki berlayar atau menyimpan jangkar

atas nama cinta, Egydia. rum raisin di bibir pun mengantar

keranda. belgian choc di lidah lempar

lara. bahkan, masara wine akhirnya membakar

jiwa.

(Amore, Kakak. Pernahku melayang terpedaya.

Bersamamu, terulang kembali bukan pinta

malam ini.)

Egydia, fourgere tubuhmu meruap ke udara namun hasrat tetap bertahta

hingga dunia meminjam milik kita

saat aku pengantinmu, dan

kamu adalah pengantinku.

(Amore, Kakak. Bawa aku pergi.

Di ranjang berbusa suite nirwana,

berhentilah bertanya tentang cinta Ken Uma.

Karena hanya gelegak hasrat purbani Rama-Shinta

yang menggenangi muara era ini.)

t’rsibak deras air mata di telanjang dada, Egydia.

pinggang basah penuh peluh, di pelukan bumi Junggaluh

rambutmu masai sungging senyum penuh.

t’ersampai salam lupa Rama lumpuh

saksikan Anjani susuri sungai, mengaduh.

(Amore, Kakak. Tahun depan kita kembali.)

00.01 WIB -- 31 Desember 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun