Mohon tunggu...
anjani
anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya mendengarkan musik, bernyanyi dan mencoba hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Media Sosial dalam Transformasi Komunikasi di Tengah Masyarakat Modern

2 Juli 2023   22:01 Diperbarui: 9 Juli 2023   14:36 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar 1. kampanye sosial, credit by : greenpeaceid

Susan Ary Ayu Anjani

2021011040108

Sosiologi Komunikasi

PENDAHULUAN

Dalam beberapa dekade terakhir, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara komunikasi manusia secara dramatis. Salah satu inovasi utama dalam bidang ini adalah media sosial. Media sosial telah menjadi fenomena global yang memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan masyarakat modern, termasuk cara berkomunikasi.

Menurut Taprial dan Kanwar (2012), media sosial adalah media yang di gunakan oleh individu agar menjadi sosial, secara daring dengan cara berbagi isi, berita, foto dan lain-lain dengan orang lain. Media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan platform lainnya, memberikan sarana baru untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan berkomunikasi dengan orang lain. Mereka telah mengubah cara orang berkomunikasi dalam masyarakat, baik di tingkat lokal maupun global. Media sosial memberikan akses mudah ke berbagai jenis konten, termasuk berita, opini, cerita pribadi, gambar, dan video.

Tidak dapat disangkal bahwa media sosial telah memainkan peran penting dalam mengubah dinamika komunikasi dalam masyarakat. Mereka telah memberikan platform yang kuat untuk menyampaikan pesan, memobilisasi dukungan, dan memfasilitasi pertukaran informasi secara cepat. Namun, dampak media sosial dalam transformasi komunikasi masyarakat ini masih menjadi subjek penelitian yang luas dan mendalam.

 

TUJUAN 

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tujuan dalam pembuatan artikel ini adalah untuk :

  • Memahami bagaimana media sosial telah memengaruhi perubahan pola komunikasi dalam masyarakat modern
  • Mengetahui pengaruh media sosial terhadap pembentukan opini publik
  • Mengetahui apa saja tantangan yang perlu dihadapi bagi pengguna media sosial
  •  

TEORI

Media Sosial

Media sosial merupakan sarana efektif dan efisien dalam menyampaikan suatu informasi kepada pihak lain. Media sosial sebagai media dengan dinamika sosial yang sangat tinggi dan memungkinkan komunikasi terbuka kepada berbagai pihak dengan beragam latar belakang dan kepentingan adalah sarana yang tepat untuk membangkitkan partisipasi warga dalam membangun kota. Seperti yang dikemukan Howard dan Parks (2012) Media sosial adalah media yang terdiri atas tiga bagian, yaitu : Insfrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan isi media, Isi media dapat berupa pesan-pesan pribadi, berita, gagasan, dan produk-produk budaya yang berbentuk digital, Kemudian yang memproduksi dan mengkonsumsi isi media dalam bentuk digital adalah individu, organisasi, dan industri.

Kotler dan Keller (2009) juga mengemukakan media sosial adalah media yang digunakan oleh konsumen untuk berbagi teks, gambar, suara, dan video informasi baik dengan orang lain maupun perusahaan dan vice versa. Pendapat tersebut didukung pernyataan Carr dan Hayes (2015) dimana media sosial adalah media berbasis internet yang memungkinkan pengguna berkesempatan untuk berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secara seketika ataupun tertunda, dengan khalayak luas maupun tidak yang mendorong nilai dari user-generated content dan persepsi interaksi dengan orang lain.

Media sosial digunakan secara produktif oleh seluruh ranah masyarakat, bisnis, politik, media, periklanan, polisi, dan layanan gawat darurat. Media sosial telah menjadi kunci untuk memprovokasi pemikiran, dialog, dan tindakan seputar isu-isu sosial.

Fungsi Media Sosial

Fungsi media sosial dapat diketahui melalui sebuah kerangka kerja honeycomb. Menurut Kietzmann, etl (2011) menggambarkan hubungan kerangka kerja honeycomb sebagai penyajian sebuah kerangka kerja yang mendefinisikan media sosial dengan menggunakan tujuh kotak bangunan fungsi yaitu identity, cenversations, sharing, presence, relationships, reputation, dan groups.

1. Identity menggambarkan pengaturan identitas para pengguna dalam sebuah media sosial menyangkut nama, usia, jenis kelamin, profesi, lokasi serta foto.

2. Conversations menggambarkan pengaturan para pengguna berkomunikasi dengan pengguna lainnya dalam media sosial.

3. Sharing menggambarkan pertukaran, pembagian, serta penerimaan konten berupa teks, gambar, atau video yang dilakukan oleh para pengguna.

4. Presence menggambarkan apakah para pengguna dapat mengakses pengguna lainnya.

5. Relationship menggambarkan para pengguna terhubung atau terkait dengan pengguna lainnya.

6. Reputation menggambarkan para pengguna dapat mengidentifikasi orang lain serta dirinya sendiri.

7. Groups menggambarkan para pengguna dapat membentuk komunitas dan sub-komunitas yang memiliki latar belakang, minat, atau demografi.

Informasi Hoax 

Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu. Salah satu contoh pemberitaan palsu yang paling umum adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu sebutan yang berbeda dengan barang/ kejadian sejatinya. Definisi lain menyatakan hoax adalah suatu tipuan yang digunakan untuk mempercayai sesuatu yang salah dan seringkali tidak masuk akal yang melalui media online (https://www.merriamwebster. com) Hoax bertujuan untuk membuat opini publik, menggiring opini publik, membentuk persepsi juga untuk hufing fun yang menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna internet dan media sosial.

Tujuan penyebaran hoax beragam tapi pada umumnya hoax disebarkan sebagai bahan lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi dengan penipuan, ataupun ajakan untuk berbuat amalan – amalan baik yang sebenarnya belum ada dalil yang jelas di dalamnya. Namun ini menyebabkan banyak penerima hoax terpancing untuk segera menyebarkan kepada rekan sejawatnya sehingga akhirnya hoax ini dengan cepat tersebar luas. Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki (Respati, 2017).

 

PEMBAHASAN

Peran media sosial dalam transformasi komunikasi tidak dapat diremehkan, karena telah menghadirkan perubahan yang signifikan dalam cara kita berinteraksi satu sama lain. Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik budaya, etnik dan norma yang ada. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dengan berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial. Dari berbagai kalangan dan usia hampir semua masyarakat Indonesia memiliki dan menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana guna memperoleh dan menyampaikan informasi ke publik. Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial dan segala bentuk perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok- kelompok dalam masyarakat. Sosial media telah membuka pintu menuju dunia yang terhubung tanpa batas geografis. Dengan hanya beberapa ketukan di layar sentuh, kita dapat terhubung dengan teman lama, keluarga di luar negeri, dan orang-orang dengan minat yang sama. Media sosial memberikan kemudahan akses dan penyebaran informasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Melalui platform ini, kita dapat membagikan berita, pemikiran, foto, dan video kepada orang lain di seluruh dunia dengan cepat dan efisien.

Kecepatan dan kepraktisan media sosial juga memberikan kemungkinan komunikasi real-time. Tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu, kita dapat berkomunikasi secara instan melalui pesan langsung, obrolan grup, atau panggilan video. Teman-teman, keluarga, dan rekan kerja yang berjauhan dapat tetap terhubung dan berinteraksi seperti sedang berada dalam satu ruangan. Semua ini membuat komunikasi menjadi lebih efisien dan efektif.

Selain itu, media sosial juga berperan sebagai platform kolaborasi yang kuat. Berbagai grup dan forum diskusi memungkinkan orang dengan minat yang sama untuk terhubung dan bekerja bersama mencapai tujuan mereka. Kolaborasi ini tidak terbatas oleh batasan geografis, sehingga tercipta peluang baru dalam bidang bisnis, pendidikan, dan penelitian. Media sosial telah mengubah cara kita berkolaborasi dan berbagi ide, membawa inovasi yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan.

Selain memberdayakan individu dan kelompok, media sosial juga memiliki peran besar dalam membentuk opini publik. Informasi yang tersebar di media sosial dapat mempengaruhi pandangan dan sikap orang-orang terhadap isu tertentu. Masyarakat dapat mengorganisir protes, kampanye sosial, dan gerakan politik melalui platform ini. Media sosial telah menjadi alat penting dalam memperjuangkan hak asasi manusia, keadilan sosial, dan demokrasi. Pengguna media sosial juga dapat mempengaruhi orang lain melalui "like," komentar, atau pembagian ulang (retweet) terhadap konten yang mereka setujui atau tidak setuju. Namun, di sisi lain, terdapat risiko terjadinya "filter bubble" di mana pengguna hanya terpapar pada pandangan yang sejalan dengan mereka sendiri, sehingga mengurangi keberagaman perspektif.

gambar 2. demokrasi HAM, credit by : ntt_darurat_agraria
gambar 2. demokrasi HAM, credit by : ntt_darurat_agraria

Namun, di tengah segala kebaikan yang ditawarkan, media sosial juga memiliki tantangan yang perlu dihadapi misalnya penyebaran berita palsu/hoax, privasi yang rentan, atau dampak negatif pada kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk melihatnya secara kritis, memeriksa kebenaran informasi, dan menjaga keseimbangan dalam penggunaannya.

Penyebaran berita palsu atau hoax menjadi masalah yang serius di era media sosial. Pengguna harus lebih bijak dalam memverifikasi informasi sebelum membagikannya agar tidak menyebarkan informasi yang salah dan merugikan. Penyebaran berita palsu yang marak terjadi ini jika dikaitkan dengan etika pada internet adalah penyalahgunaan freedom of speech. Freedom of speech ini berasal dari negara-negara yang memiliki tradisi liberal yang menyalahkan apabila seseorang mempunyai batasan dalam mengemukakan pendapat dan memiliki fungsi masing-masing individu pada komunitas dapat mengemukakan pendapat, menyalahkan seseorang, memuji seseorang dll sebebas-bebasnya pada suatu komunitas (Floridi, 2010).

Dengan berkembangnya media sosial yang dapat melintasi antar negara atupun benua, masing-masing budaya dan tradisi tidak akan berperan dalam hal pembatasan penyebaran informasi ini. Berawal dari biasnya budaya tersebut, hak Freedom of Speech sering kali disalahartikan dan salahgunakan untuk menciptakan berita hoax. Informasi Hoax sering disebarluaskan dan bersumber dari kabar bohong dan dibuat dalam satu jaringan sosial untuk menjaga kepentingan pribadi maupun kelompok. Seringkali secara sadar pengguna media sosial menyebarkan kebohongan untuk membantu agenda yang direncanakan.

Penyebar Hoax bisa dari kalangan personal, komunitas, korporasi, lembaga negara, dan militer kerap membuat propaganda kebohongan agar kepentingan mereka bisa terjaga. Informasi Hoax dibuat agar khalayak ramai tak lagi fokus pada masalah sebenarnya dan selanjutnya akan terjebak pada hal-hal bombastis yang bukan jadi permasalahan pokok. Posisi penyebar informasi Hoax yang dianggap kredibel menjadikan pengguna merasa yakin bahwa informasi itu benar dan menjadikan itu suatu kebenaran dan dapat disebarluaskan tanpa diperiksa Kembali.

gambar 3. berita hoax, credit by: pemkab kebumen
gambar 3. berita hoax, credit by: pemkab kebumen
Secara keseluruhan, media sosial telah mengubah paradigma komunikasi di tengah masyarakat modern. Peran media sosial dalam transformasi komunikasi tidak dapat dipandang sebelah mata. Namun, pengguna perlu menggunakan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab agar dapat memaksimalkan manfaatnya tanpa mengabaikan tantangan dan risiko yang ada.

KESIMPULAN

Media sosial memiliki peran yang signifikan dalam transformasi komunikasi di masyarakat modern. Melalui media sosial, kita dapat terhubung dengan orang lain di seluruh dunia tanpa batasan geografis. Informasi dapat dengan cepat dan efisien disebarkan kepada orang lain di seluruh dunia. Komunikasi real-time menjadi mungkin, memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berjauhan seolah-olah berada dalam satu ruangan. Selain itu, media sosial juga berperan sebagai platform kolaborasi yang kuat, memfasilitasi kerja sama dan pertukaran ide.

Media sosial juga memiliki dampak signifikan terhadap membentuk opini publik, mempengaruhi pandangan dan sikap orang terhadap isu tertentu. Namun, terdapat tantangan seperti penyebaran berita palsu atau hoaks yang harus dihadapi, sehingga pengguna perlu berhati-hati dan bijak dalam memverifikasi informasi sebelum membagikannya. Secara keseluruhan, media sosial telah mengubah cara kita berkomunikasi dan memberikan manfaat besar, namun juga memerlukan penggunaan yang bertanggung jawab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun