Namun, di tengah segala kebaikan yang ditawarkan, media sosial juga memiliki tantangan yang perlu dihadapi misalnya penyebaran berita palsu/hoax, privasi yang rentan, atau dampak negatif pada kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk melihatnya secara kritis, memeriksa kebenaran informasi, dan menjaga keseimbangan dalam penggunaannya.
Penyebaran berita palsu atau hoax menjadi masalah yang serius di era media sosial. Pengguna harus lebih bijak dalam memverifikasi informasi sebelum membagikannya agar tidak menyebarkan informasi yang salah dan merugikan. Penyebaran berita palsu yang marak terjadi ini jika dikaitkan dengan etika pada internet adalah penyalahgunaan freedom of speech. Freedom of speech ini berasal dari negara-negara yang memiliki tradisi liberal yang menyalahkan apabila seseorang mempunyai batasan dalam mengemukakan pendapat dan memiliki fungsi masing-masing individu pada komunitas dapat mengemukakan pendapat, menyalahkan seseorang, memuji seseorang dll sebebas-bebasnya pada suatu komunitas (Floridi, 2010).
Dengan berkembangnya media sosial yang dapat melintasi antar negara atupun benua, masing-masing budaya dan tradisi tidak akan berperan dalam hal pembatasan penyebaran informasi ini. Berawal dari biasnya budaya tersebut, hak Freedom of Speech sering kali disalahartikan dan salahgunakan untuk menciptakan berita hoax. Informasi Hoax sering disebarluaskan dan bersumber dari kabar bohong dan dibuat dalam satu jaringan sosial untuk menjaga kepentingan pribadi maupun kelompok. Seringkali secara sadar pengguna media sosial menyebarkan kebohongan untuk membantu agenda yang direncanakan.
Penyebar Hoax bisa dari kalangan personal, komunitas, korporasi, lembaga negara, dan militer kerap membuat propaganda kebohongan agar kepentingan mereka bisa terjaga. Informasi Hoax dibuat agar khalayak ramai tak lagi fokus pada masalah sebenarnya dan selanjutnya akan terjebak pada hal-hal bombastis yang bukan jadi permasalahan pokok. Posisi penyebar informasi Hoax yang dianggap kredibel menjadikan pengguna merasa yakin bahwa informasi itu benar dan menjadikan itu suatu kebenaran dan dapat disebarluaskan tanpa diperiksa Kembali.
Secara keseluruhan, media sosial telah mengubah paradigma komunikasi di tengah masyarakat modern. Peran media sosial dalam transformasi komunikasi tidak dapat dipandang sebelah mata. Namun, pengguna perlu menggunakan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab agar dapat memaksimalkan manfaatnya tanpa mengabaikan tantangan dan risiko yang ada.
KESIMPULAN
Media sosial memiliki peran yang signifikan dalam transformasi komunikasi di masyarakat modern. Melalui media sosial, kita dapat terhubung dengan orang lain di seluruh dunia tanpa batasan geografis. Informasi dapat dengan cepat dan efisien disebarkan kepada orang lain di seluruh dunia. Komunikasi real-time menjadi mungkin, memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berjauhan seolah-olah berada dalam satu ruangan. Selain itu, media sosial juga berperan sebagai platform kolaborasi yang kuat, memfasilitasi kerja sama dan pertukaran ide.
Media sosial juga memiliki dampak signifikan terhadap membentuk opini publik, mempengaruhi pandangan dan sikap orang terhadap isu tertentu. Namun, terdapat tantangan seperti penyebaran berita palsu atau hoaks yang harus dihadapi, sehingga pengguna perlu berhati-hati dan bijak dalam memverifikasi informasi sebelum membagikannya. Secara keseluruhan, media sosial telah mengubah cara kita berkomunikasi dan memberikan manfaat besar, namun juga memerlukan penggunaan yang bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H