Oleh Veeramalla Anjaiah
Sektor penerbangan India siap menghadapi transformasi besar karena bandara-bandaranya bersiap untuk menangani peningkatan jumlah penumpang selama beberapa tahun ke depan. Untuk memenuhi permintaan, Otoritas Bandara India (AAI) dan para operator swasta berencana untuk menginvestasikan 60.000 crore rupee (AS$70,6 miliar) pada tahun fiskal 2027 untuk memperluas dan memodernisasi infrastruktur bandara di seluruh negeri, lapor surat kabar Times Kuwait.
Meskipun seluruh negara dengan jumlah penduduk 1,42 miliar orang ini hanya memiliki armada sekitar 700 pesawat --- United Airlines memiliki lebih banyak armada --- bandara-bandara yang ada di kota-kota besar seperti New Delhi dan Mumbai sudah mulai kehabisan tempat parkir dan tempat pendaratan.
Menurut surat kabar South China Morning Post, pasar penerbangan dengan pertumbuhan tercepat di dunia ini bermaksud untuk meningkatkan jumlah bandaranya menjadi 220 dari jumlahnya yang saat ini sebesar 148, yang mana pembangun swasta akan menginvestasikan sekitar $9 miliar dan AAI yang dikelola negara akan menyediakan sisanya. Pembangunan ini melibatkan proyek-proyek greenfield, terminal-terminal baru dan renovasi fasilitas-fasilitas yang sudah ada, termasuk bekas lapangan terbang militer yang tersisa dari masa kolonial.
Investasi besar tersebut ditujukan untuk meningkatkan pengalaman penumpang, meningkatkan kapasitas bandara dan meningkatkan efisiensi keseluruhan dalam menghadapi meningkatnya permintaan perjalanan udara.
India akan menghabiskan sekitar 980 miliar rupee selama dua tahun ke depan untuk bandara-bandaranya, dengan pesanan maskapai untuk ratusan pesawat baru guna memenuhi permintaan perjalanan yang meningkat sehingga memberikan tekanan pada infrastruktur yang ada.
Menurut situs web berita airinsight.com, bandara-bandara India akan menghabiskan hampir $7,5 miliar pada tahun 2027 untuk mempersiapkan peningkatan lalu lintas udaranya.
Lembaga pemeringkat CRISIL Ratings mengatakan baru-baru ini dalam sebuah catatan bahwa investasi ini akan melonjak dari sekitar $6,5 miliar yang telah dihabiskan dalam tiga tahun yang berakhir di bulan Maret 2024.
"Jumlah penumpang di bandara-bandara India diperkirakan akan mencapai CAGR [Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk] sebesar delapan hingga sembilan persen selama tahun fiskal 2025-2027 dari 376 juta pada tahun fiskal lalu. Pertumbuhan lalu lintas domestik, yang mencakup lebih dari 80 persen dari keseluruhan volume, akan bergantung pada meningkatnya permintaan dari segmen bisnis dan rekreasi, dan pemerintah berupaya untuk meningkatkan penetrasi perjalanan udara," lapor airinsight.com mengutip pernyataan Manish Gupta, direktur senior dan deputi kepala pemeringkat CRISIL Ratings.
Lalu lintas penumpang udara domestik India diproyeksikan mencapai 300 juta pada tahun 2030 dari sekitar 150 juta. Hampir 200 bandara lagi diharapkan akan dibangun dalam 20-25 tahun ke depan. India saat ini memiliki 157 bandara, heliport dan ruang penyimpanan.
Sektor penerbangan India telah mengalami pertumbuhan pesat, dengan permintaan perjalanan udara yang tumbuh secara konsisten.
Rencana ambisius pemerintah India untuk menghubungkan kota-kota kecil di bawah skema "Ude Desh ka Aam Naagrik" (UDAN) --- yang berarti masyarakat umum di negara itu terbang --- telah berkontribusi secara signifikan terhadap ledakan ini.
Jumlah penumpang domestik dan internasional telah mengalami peningkatan, dengan proyeksi bahwa sektor ini akan terus berkembang pada laju 10-12 persen per tahun.
Sebelum pandemi, India merupakan pasar penerbangan terbesar ketiga di dunia berdasarkan jumlah penumpang udara domestik.
Menurut Times Kuwait, jumlah penumpang udara di India diperkirakan mencapai 500 juta per tahun pada tahun 2035, sehingga menciptakan kebutuhan bandara untuk memperluas infrastrukturnya secara signifikan.
Saat ini, banyak bandara kesulitan untuk menampung jumlah penumpang yang terus bertambah, yang menyebabkan kepadatan penumpang, waktu tunggu yang lebih lama dan pengalaman penumpang yang kurang optimal.
Untuk mengatasi tantangan ini, bandara-bandara India harus meningkatkan kapasitasnya dan memastikan bahwa mereka dapat menangani proyeksi peningkatan lalu lintas udara.
Investasi sebesar $70,6 miliarnya juga akan difokuskan pada peningkatan konektivitas dan memastikan bahwa operasi bandara lebih efisien dan ramah penumpang.
Banyak bandara di India, terutama di kota-kota besar seperti Delhi, Mumbai dan Bengaluru, beroperasi melebihi kapasitas yang seharusnya. Akibatnya, otoritas bandara berfokus pada pembangunan terminal baru atau perluasan terminal yang sudah ada untuk menampung jumlah penumpang yang terus bertambah.
Misalnya, Bandara Internasional Indira Gandhi di Delhi yang telah berupaya untuk memperluas infrastruktur terminalnya demi menangani tambahan 10 juta penumpang setiap tahunnya.
Selain itu, Bandara Internasional Chhatrapati Shivaji Maharaj di Mumbai pun sedang mengalami pembangunan kembali yang ekstensif, yang akan meningkatkan kapasitas penanganan penumpangnya hingga 90 juta per tahun di tahun 2029.
Bandara-bandara ini akan memerlukan terminal yang ditingkatkan, fasilitas penumpang baru dan fasilitas penanganan darat yang lebih baik untuk menangani peningkatan lalu lintas yang sudah diantisipasi.
Selain peningkatan terminal, investasi juga dilakukan pada infrastruktur sisi udara, termasuk perluasan landasan pacu dan area apron yang dimodernisasi untuk memastikan pergerakan pesawat lebih lancar, sehingga meminimalkan penundaan dan meningkatkan efisiensi operasional.
Karena perjalanan udara menjadi semakin kompetitif, otoritas bandara semakin berfokus pada peningkatan pengalaman penumpang, termasuk modernisasi lounge, toilet, tempat makan dan fasilitas lainnya.
Selain itu, ada penekanan pada penerapan teknologi, seperti boarding biometrik, kios check-in otomatis dan layanan nirkontak, untuk mengefisienkan operasi dan mengurangi waktu tunggu.
Salah satu bidang fokus utama adalah integrasi solusi Kecerdasan Buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan efisiensi operasional serta menawarkan pengalaman yang lancar kepada penumpang.
Misalnya, AI dapat digunakan untuk pemeliharaan prediktif, penanganan bagasi dan bahkan manajemen keramaian.
Bandara berupaya untuk mendapatkan sertifikasi Bangunan Hijau (seperti LEED) untuk konstruksi baru mereka guna meminimalkan jejak lingkungannya.
Selain itu, ada dorongan untuk menjadikan bandara netral karbon, dengan investasi dalam kendaraan listrik dan sumber energi alternatif.
Sebagian besar investasi akan datang dari pemain swasta, terutama dalam bentuk kemitraan publik-swasta (KPS).
Investasi yang direncanakan dalam infrastruktur bandara tidak hanya akan meningkatkan pengalaman penumpang tetapi juga menciptakan manfaat ekonomi yang signifikan.
Perluasan bandara ini akan menciptakan ribuan lapangan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung, di berbagai sektor seperti konstruksi, perhotelan, penerbangan dan ritel.
Proyek-proyek ini diharapkan dapat menciptakan kesempatan kerja bagi para pekerja terampil, insinyur, arsitek dan profesional lainnya.
Selain itu, peningkatan konektivitas dan peningkatan kapasitas penumpang akan meningkatkan pariwisata, perdagangan dan perjalanan bisnis, yang selanjutnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Investasi yang direncanakan dalam infrastruktur bandara tidak hanya akan meningkatkan pengalaman penumpang tetapi juga menciptakan manfaat ekonomi yang signifikan..
Seiring dengan meningkatnya efisiensi bandara, posisi India sebagai pusat penerbangan global akan semakin kuat, membuka peluang baru bagi maskapai penerbangan internasional dan operator kargo.
Rencana investasi senilai $70,6 miliar di bandara-bandara India pada tahun anggaran 2027 ini merupakan langkah signifikan dalam mempersiapkan sektor penerbangan untuk masa depan.
Dengan meningkatnya permintaan perjalanan udara, peningkatan infrastruktur dan efisiensi operasional akan menjadi kunci untuk mempertahankan pengalaman perjalanan kelas dunia.
Dengan mengatasi tantangan, memanfaatkan partisipasi sektor swasta serta merangkul teknologi dan keberlanjutan, bandara-bandara India akan menjadi salah satu yang termaju di dunia, mendukung pertumbuhan negara tersebut sebagai pemimpin penerbangan global.
Penulis adalah jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H