"Hati saya sakit untuk setiap target pembunuhan Pandit Kashmir di Kashmir," ungkap Nasir sambil memohon Pandit Kashmir untuk kembali ke Kashmir untuk memulihkan era harmoni antar-komunitas yang makmur.
Satish Mahaldar, seorang pemimpin Kashmiri Pandit, menekankan kebangkitan budaya dan tradisi kuno di mana orang-orang dari komunitas yang berbeda hidup bersama dengan cinta dan rasa hormat satu sama lain.
Sebuah resolusi yang disiapkan oleh Suara untuk Perdamaian dan Keadilan disahkan pada akhir konferensi. Resolusi tersebut adalah sebagai berikut:
"Kami mengutuk keras penyebaran kekerasan di tanah India yang dirancang, dihasut dan didukung oleh tetangga kami, sehingga membahayakan kehidupan massa di Kashmir --- tanah Sufisme, yang digambarkan sebagai Surga di Bumi.
Kami sangat menghargai pemerintah berturut-turut di India yang telah memastikan kebebasan beragama untuk semua agama, termasuk Islam; tidak seperti di lingkungan kami (meskipun merupakan negara Islam) di mana komunitas Syiah & Ahmadiyah tidak dianggap sebagai bagian dari Islam, dan di mana minoritas lainnya dianiaya.
Kami berjanji untuk memperluas ruang lingkup konferensi ini di tahun-tahun berikutnya dan mendesak negara-negara lain serta cendekiawan dari agama lain yang terhormat, untuk berpartisipasi dan memperkuat Mazhab Sufisme, memungkinkan kami untuk mencapai perdamaian global dan agar umat manusia berkembang tanpa syarat.
Kami dengan ini berjanji untuk bekerja secara kolektif untuk pemulihan Kashmiriyat dan Sufisme, simbol keharmonisan komunal, saling menghargai, koeksistensi berbagai agama, niat baik terlepas dari status ekonomi, dan cinta serta perdamaian."
Konferensi tersebut diakhiri dengan Doa Perdamaian, Harmoni dan Persatuan di seluruh India dan dunia.
Ini adalah pertama kalinya konferensi internasional tentang tasawuf diselenggarakan di Srinagar untuk mengembalikan tradisi lama koeksistensi, kerukunan komunal, persaudaraan, perdamaian dan cinta di J&K.
Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.