"Di antara kami, kami ingin menghapus noda [radikalisme] dari Kashmir melalui konferensi ini. Kashmir adalah tanah tasawuf yang sama seperti sebelumnya," ujar Ganderbal.
Ganderbal lebih lanjut menyatakan bahwa para ekstremis agama melakukan upaya bersama untuk menghancurkan budaya inti dan mapan Kashmir tentang perdamaian antar-komunitas, kerukunan komunal dan persaudaraan.
Tujuan utama tasawuf adalah untuk menegakkan persaudaraan dan membawa kedamaian.
"Tujuan utama tasawuf adalah untuk menegakkan persaudaraan dan membawa perdamaian, keharmonisan dan konektivitas di antara orang-orang dari komunitas agama yang berbeda," lapor ANI mengutip Nasir-ul-Islam, Mufti Agung J&K.
Islam adalah agama damai yang berdiri untuk perdamaian dan menginginkan perdamaian.
Al-Qur'an mengatakan, "Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu [membunuh] orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya."
Allah SWT dalam Al-Qur'an telah mendorong terwujudnya perdamaian dan pengikut Islam diwajibkan untuk bersikap moderat dalam perilaku mereka dan mengadopsi sifat-sifat kebaikan, cinta dan hormat kepada orang lain.
"Wahai manusia, tebarkanlah kedamaian, beri makan yang lapar, dan berdoalah di malam hari ketika orang-orang sedang tertidur dan kamu akan masuk surga dengan damai. Orang yang paling dibenci di sisi Allah adalah orang yang paling suka bertengkar," kata Nabi Muhammad SAW.
Tasawuf mengajarkan kita untuk hidup rukun dan damai.
"Pesan yang keluar dari tasawuf adalah bahwa orang yang meninggalkan kemanusiaan menjadi teroris. Tasawuf menanamkan rasa kemanusiaan dalam diri seseorang. Tasawuf mengajarkan kita untuk hidup rukun dan damai, kita harus melayani sesama, memberikan makanan dan pakaian kepada yang membutuhkan dan memberikan bantuan kepada yang tidak berdaya," lapor ANI mengutip Sayeed Javed Ali Naqshbandi, Direktur Darbar Ahli Sunnet, mengatakan pada konferensi tersebut.
Syed Tayabul Bashar, seorang pemimpin Sufi dari Bangladesh, mengatakan bahwa saat ini ada kebutuhan yang lebih besar untuk menyelamatkan dan melayani umat manusia.