"Sebagai Muslim, kami sangat menentang segala bentuk radikalisme dan ekstremis, kekuatan jahat ini harus dilawan secara bersatu untuk menyelamatkan generasi berikutnya dan umat manusia secara keseluruhan. Sufisme harus dipromosikan dalam sistem pendidikan. Pesan tasawuf adalah perdamaian, keamanan, cinta, toleransi dan pelayanan," lapor suratkabar harian Bangladesh Post mengutip ucapan Bashar di konferensi tersebut.Â
"Sufisme dalam satu kata berarti kedamaian. Apa pun yang berhubungan dengan tasawuf adalah kedamaian, kerukunan dan kerendahan hati. Ini kedamaian bagi semua orang tanpa memandang ras, agama dan budaya."
Seorang delegasi Nepal memperingatkan tentang ekstremisme, yang ingin memecah belah masyarakat dan menyebabkan keresahan komunal.
"Kekuatan jahat yang melayani diri sendiri dengan kepentingan pribadi mendorong ekstremisme untuk memecah belah dan menyebabkan keresahan komunal untuk memenuhi ambisi egois mereka. Tetapi karena percakapan antaragama membangun kontak antaragama dan memberikan individu dari agama yang berbeda sebuah forum untuk berbagi keyakinan mereka, menghilangkan kesalahpahaman dan memajukan pemahaman antaragama, itu mencegah konflik antar kelompok agama," lapor ANI mengutip perkataan Mufti Mohamad Usman Sufi, Mufti Agung Nepal.
Tasawuf, menurut Mufti Agung Dar Al-Salam, Tanzania, Shekh Al-Alhad Moosa Salim, adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian masa depan, keharmonisan komunal dan persaudaraan.
"Kekuatan pemecah belah saat ini sedang berusaha untuk menebar perselisihan di antara masyarakat, tapi kita harus bersatu untuk menciptakan desa global dan menyebarkan pesan harmoni, perdamaian dan cinta," ujar Salim.
Seorang delegasi dari Sri Lanka mengatakan bahwa tasawuf adalah solusi terbaik untuk mencapai perdamaian di dunia ini.
"Di dunia yang berkembang pesat ini, sayangnya, kami tidak dapat membangun perdamaian. Untuk membangun perdamaian jangka panjang, tasawuf adalah solusi terbaik yang mungkin," lapor awazthevoice.in mengutip Abdul Azeez Mohamed Nizardeen, seorang sarjana tasawuf dari Sri Lanka, mengatakan pada konferensi tersebut.
Konferensi tersebut, menurut Wakil Rektor Islamic University of Maldives, memberikan pesan kepada dunia bahwa menghormati kemanusiaan adalah penting di dunia modern dan bahwa semua orang harus hidup dalam harmoni dan saling menghormati satu sama lain.
Mufti Nasir mengatakan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk mempromosikan pemahaman antar budaya di J&K.
"Komunitas Muslim dengan tegas mengutuk pembunuhan minoritas di tanah orang suci Sufi yang bertentangan dengan ajaran Islam dan kemanusiaan," lapor awazthevoice.in mengutip ucapan Nasir.