Surat kabar harian terkemuka Pakistan, Dawn, pesimis terhadap OKI.
"Harapan, bagaimanapun, harus diimbangi dengan kenyataan. Pada saat terbaik, OKI belum menjadi badan yang efektif dalam urusan global. Terlepas dari keanggotaannya yang besar yang mencakup negara-negara yang dibanjiri petro dolar, OKI tampaknya lebih seperti macan kertas yang hanya mampu mencapai sedikit hal yang berharga untuk tujuan Muslim seperti Kashmir dan Palestina," ujar Dawn dalam sebuah editorial baru-baru ini.
Islam adalah agama damai yang besar yang mengajarkan kita cinta, perdamaian, persaudaraan, kesetaraan, kemanusiaan, cara hidup, keadilan, toleransi dan yang terpenting Islam menentang rasisme dan menghapus rasisme dari masyarakatnya.
Jika ada yang melakukan kekerasan atas nama agama maka kita harus tahu bahwa ia sesat dan melanggar ajaran Islam.
Namun kelompok teror seperti al-Qaeda, Negara Islam (IS), Taliban, Lashkar-e- Taiba, Jamaah Islamiyah, Al Shahabah, Boko Haram dan banyak kelompok lain ada di dunia kita dan membunuh ribuan baik Muslim maupun non-Muslim. Orang-orang barbar yang gila ini secara salah menggunakan agama untuk aktivitas kekerasan mereka. Kelompok-kelompok ini tidak menganut agama apa pun.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, yang saat ini menghadapi mosi tidak percaya di Parlemen atas kesalahannya, inflasi tinggi dan keruntuhan ekonomi, membajak agenda pertemuan untuk kepentingan negaranya sendiri.
Sebagai upaya untuk memanipulasi pertemuan dan mengangkat masalah Kashmir, Imran menggabungkannya dengan masalah Palestina yang belum terselesaikan.
"Kita telah mengecewakan Palestina dan Kashmir. Saya sedih bahwa kita belum dapat membuat dampak, di samping menjadi suara besar dari 1.5 miliar orang," kata Imran dalam pidatonya.
Muslim tidak hanya di Kashmir tetapi di banyak provinsi di India, yang memiliki lebih dari 200 juta Muslim, terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Pakistanlah yang mencegah India bergabung dengan OKI.
Anggota staf Imran mampu memasukkan lima poin melawan saingan utama Pakistan, India, seolah-olah tidak ada masalah lain bagi Umat.
"Kami memperbarui solidaritas yang tak tergoyahkan dengan orang-orang Jammu dan Kashmir dan menyatakan dukungan penuh atas hak mereka yang tidak dapat dicabut untuk menentukan nasib sendiri sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan OKI yang relevan, dan keinginan rakyat Kashmir. Kami mengutuk pelanggaran besar-besaran terhadap hak asasi manusia mereka di Jammu dan Kashmir yang Diduduki Secara Ilegal (IIOJK) di India," kata Deklarasi tersebut.