Tingkat melek huruf Pakistan saat ini adalah 62.3 persen pada tahun 2021. Ada sekitar 60 juta orang yang tidak dapat membaca atau menulis.
Menurut Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNP), skor Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2022 Pakistan hanya 0.560, jauh di bawah Bangladesh (0.614) dan India 0.647. Skor IPM Indonesia saat ini adalah 0.707.
Berdasarkan tingkat kemiskinan berpenghasilan menengah ke bawah ($3.2 per hari), Bank Dunia mengatakan bahwa tingkat kemiskinan Pakistan adalah 39.2 persen pada tahun 2021-2022. Lebih dari 75 persen penduduk hidup dalam kondisi miskin.
Tingkat pengangguran saat ini adalah 4.65 persen di Pakistan. Hanya 50 juta orang yang bekerja di Pakistan dan sekitar 60 juta orang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Hanya 2 juta orang yang membayar pajak, atau kurang dari 10 persen dari PDB, terendah di Asia Selatan.
Orang kaya Pakistan, terutama jenderal militer, politisi dan pengusaha korup, memarkir uang mereka di luar negeri.
Tetapi lebih dari 9 juta pekerja migran Pakistan telah membantu Pakistan yang sakit dengan mengirimkan miliaran dolar setiap tahun. Menurut SBP, pekerja Pakistan diperkirakan akan mengirim $32 miliar kembali ke rumah pada tahun 2021-2022, jauh lebih tinggi dari $29.4 miliar pada tahun 2020-2021.
Imran memerintah pada tahun 2018 dengan janji untuk menghancurkan korupsi di pemerintahan. Tetapi peringkat Pakistan dalam Indeks Persepsi Korupsi Transparency International 2021 jatuh ke level terendah.
Peringkat Pakistan adalah 140 dari 180 negara pada tahun 2021, jauh lebih rendah dari peringkat 117 pada tahun 2018. Indonesia berada pada peringkat ke-96 dalam indeks tahun 2021 ini.
Demikian juga, aktivis hak asasi manusia Pakistan mengatakan tidak ada kebebasan dan militer mengendalikan segalanya di negara itu.