Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Orang Pakistan Paling Menderita di Dalam "Naya Pakistan" Imran

23 Februari 2022   10:12 Diperbarui: 23 Februari 2022   10:30 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan | Sumber: Wikipedia

Orang biasanya berpikir bahwa jika suatu negara memiliki militer yang kuat dengan senjata nuklir, negara tersebut pasti akan menjadi negara yang sangat kaya.

Anggapan bahwa negara-negara dengan militer yang kuat adalah negara-negara kaya sangatlah salah. Korea Utara dan Pakistan merupakan contoh terbaik karena keduanya adalah kekuatan nuklir serta negara termiskin di Asia.

Kemiskinan, pengangguran, korupsi, buta huruf, pelanggaran hukum, radikalisme, terorisme, separatisme, inflasi yang tinggi dan banyak masalah lain ada di Pakistan. Sederhananya, sebutkan masalah apa pun, Pakistan memilikinya.

Menteri Keuangan dan Perpajakan Federal Pakistan Shaukat Tarin. | Sumber: www.khaleejtimes.com
Menteri Keuangan dan Perpajakan Federal Pakistan Shaukat Tarin. | Sumber: www.khaleejtimes.com

Jika kita bertanya kepada Perdana Menteri Pakistan Imran Khan atau Menteri Keuangan dan Perpajakan Federal Pakistan Shaukat Tarin, keduanya akan mengatakan semuanya baik-baik saja di Pakistan.

Menurut Menteri Keuangan dan Pendapatan Federal Pakistan Shaukat Tarin, Ekonomi Pakistan berada di jalur yang tepat untuk mencapai "pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan" tahun ini dan di masa depan.

"Saya masih berharap [tingkat pertumbuhan] bisa 5 persen. Bisa antara 4.5 persen hingga 5 persen selama tahun anggaran berjalan yang berakhir pada 30 Juni," kata Menkeu dalam wawancara dengan Bloomberg baru-baru ini.

Menurut Shaukat, ekspor meningkat, pengiriman uang meningkat dan pengumpulan pajak meningkat. Pemungutan pajak memang meningkat dari 32 persen menjadi 35 persen.

Ini adalah permainan angka. Namun kenyataan menunjukkan gambaran yang berbeda.

Pakistan, negara terpadat kelima, berada di ambang kebangkrutan. Tetapi beberapa orang Pakistan mengatakan negara mereka sudah bangkrut karena tidak dapat membayar pinjamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun