Tapi pertanyaan dasarnya adalah siapa yang menciptakan kekacauan ini di Afghanistan? Banyak orang Afghanistan menyalahkan Pakistan atas masalah mereka. Orang Inggris lah yang membagi Pashtun dan Afghanistan dengan menciptakan apa yang disebut sebagai perbatasan Garis Durand sepanjang 2,670 kilometer antara India Britania dan Afghanistan. India Britania dibagi menjadi India dan Pakistan pada tahun 1947.
Afghanistan tidak pernah mengakui, termasuk Taliban, Garis Durand sebagai perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan.Â
Pakistan menciptakan Mujahidin dengan bantuan AS dan Arab Saudi pada tahun 1980-an untuk berperang melawan pasukan Soviet di Afghanistan. Ini adalah awal dari penderitaan rakyat Afghanistan. Pakistan mendatangkan teroris dari seluruh dunia dan menyediakan senjata bernilai miliaran dolar dari AS kepada Mujahidin. Konflik ini menyebabkan terciptanya jutaan pengungsi Afghanistan, yang saat ini tinggal di Pakistan dan Iran.Â
Setelah Soviet pergi pada tahun 1989, Pakistan menciptakan Taliban dan membantunya merebut kekuasaan di Afghanistan di tahun 1996. Taliban, boneka Pakistan dan organisasi keagamaan yang sangat berbahaya, mengubah Afghanistan menjadi pusat terorisme global dan neraka nyata bagi rakyat Afghanistan. Banyak radikal Indonesia menerima pelatihan militer dan pembuatan bom antara tahun 1996 dan 2001. Al-Qaeda menjadikan Afghanistan sebagai markas globalnya dan meluncurkan serangan 11 September.Â
Pada tahun 2001, AS menginvasi Afghanistan dan menyingkirkan Taliban dari kekuasaan. Selama 20 tahun terakhir, Pakistan menyediakan tempat berlindung yang aman bagi para pemimpin Taliban, senjata, uang dan pelatihan kepada Taliban untuk memerangi pasukan Amerika dan sekutunya di Afghanistan.
Setelah penarikan pasukan internasional dari Afghanistan pada bulan Agustus lalu, Taliban menduduki Afghanistan dengan paksa. Taliban tidak memiliki legitimasi di Afghanistan. Karena ideologinya yang keras dan aturannya yang kejam, banyak orang Afghanistan ingin melarikan diri dari Afghanistan.
Pakistan mendukung penuh Taliban dan ideologi ekstremisnya, yang bertentangan dengan ajaran Islam. IS-K menganggap Taliban sebagai kafir dan mencoba membunuh pejuang Taliban sebanyak mungkin.
Imran mencoba untuk membela perlakuan buruk terhadap perempuan oleh rezim Taliban di KTT OKI, yang menempatkannya di situasi yang sulit.
Imran mendesak kehati-hatian dalam menghubungkan pengakuan pemerintah baru dengan cita-cita hak asasi manusia Barat.
"Setiap negara itu berbeda [...] ide setiap masyarakat tentang hak asasi manusia itu berbeda," ungkapnya dalam pidatonya.
Demikian pula pendidikan perempuan, menurut Imran, tidak penting dalam budaya Pashtun di Afghanistan dan "dunia harus menghormati" itu. Taliban dan para pemimpinnya, yang belajar di sekolah agama Deobandi Pakistan, melarang pendidikan anak perempuan dan mengatakan bahwa perempuan tidak boleh bekerja dan tinggal di rumah untuk merawat anak-anak. Mereka melarang musik, bioskop dan bahkan olahraga wanita. Pria harus menumbuhkan janggut.