Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tekanan Global Meningkat pada Komunis China atas Penganiayaan terhadap Muslim di Xinjiang

27 Mei 2021   18:36 Diperbarui: 27 Mei 2021   18:50 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Islamic Human Rights Commission (www.ihrc.org.uk)

Partai Komunis China (PKC), yang tidak percaya pada agama apapun, tidak menyukai Muslim Uighur yang secara etnis, budaya dan agama berbeda dari mayoritas Tionghoa Han. Partai tersebut telah meluncurkan kampanye Sinisasi di Xinjiang dengan memindahkan jutaan orang Tionghoa Han ke Xinjiang.

Sebagian besar kebijakan Beijing di Xinjiang terkait erat dengan asimilasi paksa, penganiayaan agama, genosida budaya dan pembersihan etnis. 

Yashar Yalkun, presiden Asosiasi Uighur di Belgia, melakukan aksi protes bersama orang Uighur lainnya di depan Gedung Council Uni Eropa di Brussels, Belgia, baru-baru ini. | Sumber: euobserver.com/Belgian Uighur Association
Yashar Yalkun, presiden Asosiasi Uighur di Belgia, melakukan aksi protes bersama orang Uighur lainnya di depan Gedung Council Uni Eropa di Brussels, Belgia, baru-baru ini. | Sumber: euobserver.com/Belgian Uighur Association
Semakin banyak negara yang dengan berani berbicara menentang Komunis China tentang masalah Muslim Uighur.

Menteri luar negeri AS, Kanada dan Inggris baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan bahwa ketiga negara bersatu dalam menuntut agar Beijing harus mengakhiri "praktik represif" di Xinjiang.

"Tindakan ini menunjukkan komitmen berkelanjutan kami untuk bekerja secara multilateral untuk memajukan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan menyoroti orang-orang di pemerintahan RRC [Republik Rakyat China] dan PKC yang bertanggung jawab atas kekejaman ini," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.

Apa yang harus dilakukan komunitas internasional untuk membela hak dan martabat Muslim Uighur?

Mengutuk kejahatan China terhadap kemanusiaan dan menjatuhkan sanksi tidaklah cukup, kata Kenneth Roth, direktur eksekutif HRW.

Roth menyerukan tindakan internasional terkoordinasi untuk menutup kamp pendidikan ulang dan mendesak Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk membuat komisi penyelidikan dengan otoritas untuk menyelidiki tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, mengidentifikasi pejabat yang bertanggung jawab atas pelanggaran dan memberikan peta jalan untuk meminta pertanggungjawaban mereka.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi, sementara itu menyerukan boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 untuk menghukum China atas kejahatannya terhadap kemanusiaan di Xinjiang.

"Jangan menghormati pemerintah China dengan meminta kepala negara pergi ke China," ujar Pelosi baru-baru ini.

"Bagi kepala negara yang pergi ke China sehubungan dengan genosida yang sedang berlangsung - saat Anda duduk di kursi Anda - benar-benar menimbulkan pertanyaan, otoritas moral apa yang Anda miliki untuk berbicara lagi tentang hak asasi manusia di mana pun di dunia ini?" terangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun