Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Waspada terhadap Diplomasi Jebakan Utang China

27 September 2020   18:53 Diperbarui: 27 September 2020   19:05 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proyek ambisius tersebut merupakan bagian dari program China Pakistan Economic Corridor (CPEC) di mana China telah menginvestasikan rekor $62 miliar di Pakistan, sebagian besar dalam proyek infrastruktur dan energi. Investasi China di bawah CPEC, bagian dari BRI, setara dengan seperlima dari produk domestik bruto (PDB) Pakistan.

Menurut laporan terbaru dari Center for Global Development, ada delapan negara - Djibouti, Kyrgyzstan, Laos, Maladewa, Mongolia, Pakistan, Montenegro dan Tajikistan - yang berisiko tinggi mengalami kesulitan utang akibat pinjaman BRI. 

Surat kabar harian terkemuka Pakistan The Express Tribune baru-baru ini melaporkan bahwa rasio utang Pakistan terhadap PDB melonjak menjadi 87.2 persen pada bulan Juni 2020. Jika semua kewajiban lain dimasukkan ke dalam total utang, rasionya akan menjadi 106.8 persen dari PDB. Pakistan memiliki total hutang sebesar Rs 36.8 triliun ($219.48 miliar).

Kita memiliki contoh proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bernilai lebih dari $6 miliar, proyek BRI. Proyek ini sedang ditunda saat ini. Banyak orang yang bertanya: Apakah kita benar-benar membutuhkan kereta berkecepatan tinggi ke Bandung?  Kita harus membatalkan keseluruhan proyek karena tidak akan layak secara ekonomi dan hanya memberikan kita lebih banyak hutang.

Tetangga kita, Malaysia, baru-baru ini membatalkan dua proyek berbiaya tinggi senilai $22 miliar dari China.

Kita juga memiliki contoh dari Sri Langka, yang menjadi sangat berhutang  kepada China dan akhirnya menyerahkan pelabuhan Hambantota ke China untuk sewa selama 99 tahun.  

Di Laos, China saat ini sedang membangun jalur kereta api berkecepatan tinggi, yang akan menghabiskan setengah dari PDB negara  tersebut. Apakah Laos sangat membutuhkan jalur kereta berbiaya tinggi ini?

Pakistan pasti jatuh ke dalam perangkap utang China. Tetapi ada sudut lain dari aspek ini. Antipati timbal balik terhadap India mempertemukan Pakistan dan China. China adalah negara yang diperintah oleh Partai Komunis China, yang tidak percaya pada Tuhan dan agama sedangkan Pakistan adalah Republik Islam.

China telah mendukung Pakistan melalui bantuan ekonomi, politik dan militer karena kemusuhan dengan India, yang menjadi lawan kuat terhadap China dan Pakistan.

Pakistan mengklaim dirinya sebagai pembela umat Islam, khususnya di Kashmir. Mereka telah berusaha untuk mendapatkan dukungan internasional untuk perjuangan Muslim di Kashmir selama tujuh dekade terakhir. Pakistan gagal mendapatkan dukungan internasional, termasuk sebagian besar negara Muslim. Sebab, Pakistan memiliki suatu kepentingan tersendiri di Kashmir.

Misalnya, jika Pakistan benar-benar pembela umat Islam, mengapa Pakistan tidak pernah mengatakan apapun tentang penderitaan umat Islam Uighur di China? Apakah karena uang yang mengalir ke Pakistan dari China?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun