Bahkan ada juga sombong dalam kemiskinan dan kekurangan. Kesombongan juga dapat terjadi dalam perkara-perkara rohani. Manusia cenderung menjadi sombong dan suka membanggakan diri sendiri, apalagi jika ia memiliki pangkat atau jabatan yang tinggi, kekayaan, uang, dan harta yang banyak.Â
Sebagai orang benar yang bekerja untuk Tuhan, sebaiknya sedikitpun pujian atau sanjungan orang lain , tidak masuk ke dalam benak kita. Mengapa demikian?Karena segalanya adalah dari oleh dan untuk kemuliaan Bapa di sorga, sedangkan kita hanya sebagai alatNya, tidak layak mendapat pujian apapun, walau prestasi itu milik kita.Â
Dasar kesombongan ini tidak hanya karena merasa posisi lebih tinggi dari orang lain, atau karena merasa memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain, sebab orang yang tidak punya apa-apa juga bisa sombong. Penyebab sombong itu adalah sebuah karakter/ watak yang dari beberapa faktor bisa muncul ke permukaan.Â
Salah satu dasar orang menjadi sombong juga karena selalu mengingat-ingat suatu pujian terhadap dirinya, atau barangkali merasa tersanjung yang berlebihan. Biasanya, ketika seseorang berada di atas puncak prestasinya, ia rawan akan kesombongan karena dipuji.Â
Baca juga : Mengikis Kesombongan
Oleh karena itu, orang Kristen wajib menguasai diri sedemikian rupa, menjaga telinga supaya tidak selalu terngiang-ngiang suatu kalimat yang bersifat memuji atau menyanjung, baik datang dari orang lain maupun dari diri sendiri. Sebab, hal itu bisa membuat orang menjadi sombong.
Kesombongan adalah sifat dasar manusia yang telah jatuh. Dalam diri manusia yang telah jatuh tidak satupun yang memiliki kerendahan hati.Kesombongan yaitu selalu memandang diri sendiri lebih tinggi daripada yang lain, hal demikian akan menumbuhkan penghakiman.
Jika seseorang tidak mawas diri, kesombongan dirinya dapat berkembang semakin kuat dan semakin parah, karena didukung situasi lingkungan.Â
Pada awalnya dia bisa saja merasa senang dipuji, merasa pujian itu amat nikmat di hatinya. Dengan terbiasa menerima pujian, tuntutan hatinya dapat berkembang menjadi ingin dihormati.Â
Dia merasa perlu dihormati dan sikap orang menghormatinya begitu menyenangkan hatinya. Dia merasa sebagai seorang yang hebat dan disegani, yang memang harus dihormati. Ketika perasaan nikmat akan hormat yang diterima itu semakin meningkat, hatinya pun dapat berkembang lebih jauh lagi. Dia dapat merasa sebagai seorang yang dapat mengendalikan dan menguasai hidup banyak orang, dan dia merasa perlu disembah seperti iblis yang ingin disembah.Â
2. RENDAH HATI