Kesejahteraan individu sangat dipengaruhi oleh isu meningkatnya biaya kebutuhan pokok di seluruh dunia, khususnya bagi kelompok berpenghasilan rendah. Berbagai variabel, termasuk dinamika pasar, peraturan pemerintah, variasi harga energi, dan perubahan iklim, semuanya berdampak pada permasalahan rumit ini. Artikel ini akan membahas solusi potensial untuk mengatasi masalah kenaikan harga komoditas pokok dan memberikan analisis menyeluruh tentang asal muasal tren ini.
"Mengapa harga bahan pokok di Indonesia terus meningkat dan apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya?"
Ada beberapa penyebab rumit dan beragam yang berkontribusi terhadap kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok di Indonesia. Alasan kenaikan harga komoditas pokok Indonesia dijelaskan di bawah ini."
1.Fenomena Cuaca dan Iklim
El-Nino
Fenomena El Nio telah menjadi salah satu faktor penting yang memicu kenaikan harga bahan pokok . Perubahan pola curah hujan akubat El Nio menyebabkan gagalnya panen dibebrapa wilayah sentra produksi. Menteri perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan bahwa masa panen yang seharusnya terjadi pada bulan Januari-Febuari mundur hingga April-Mei 2024, sehingga stok beras local menipis.
Kegagalan produksiÂ
Perubahan iklim juga menyebabkan gangguan produksi pada komoditas lain seperti cabai. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim menyebutkan adanya gangguan produksi di beberapa wilayah akibat perubahan iklim, yang menyebabkan kenaikan harga cabai.
2. Permintaan yang Meningkat
Pada saat Pemilu
Calon-calon politik sering kali menggunakan sembako sebagai sarana kampanye , yang menyebabkan meningkatnya permintaan bahan pokok. Sekretaris Jenderal Ikatan Perdagangan Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan menungkapkan bahwa kondisi kenaikan harga bahan pokok tidak hanya terkonsentrasi pada komoditas beras, tetapi juga pada cabai merah hingga minyak goring. Hal tersebut sejalan dengan situasi di Indonesia yang akan memasuki bulan suci Ramadhan, dimana calon-calon polotisi sering kali membagikan sembako kepada masyarakat sekitar untuk membangun dukungan electoral.
Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri
Biasanya terjadi lonjakan permintaan kebutuhan pokok pada bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. Untuk perayaan, orang biasanya membeli barang-barang sederhana seperti gula, minyak goreng, dan cabai. Melalui Program Cabai Juara, pemerintah telah menjamin pasokan cabai, namun peningkatan permintaan dapat menyebabkan kenaikan harga.
3. Faktor distribusi
Infrastruktur yang Tidak Memadai
Infrastruktur yang tidak memadai membuat petani lebih sulit mengakses pasar, misalnya jalan rusak atau tanah. Mengangkut barang-barang inti ini dari lokasi produksi ke pasar membutuhkan biaya yang lebih tinggi jika kondisi jalan buruk. Misalnya, di Kabupaten Mahakam Ulu, kondisi jalan yang tidak layak menyebabkan biaya pengangkutan beras melonjak hingga Rp 750 ribu per karung (25 kg), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga di kota-kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan.
4. Faktor Kebijakan
Kebijakan moneter
Meskipun kebijakan moneter tidak secara langsung menyebabkan kenaikan harga bahan pokok, namun ada beberapa mekanisme yang dapat menghubungkan keduanya. Inflasi, fluktuasi mata uang, biaya produksi dan distribusi, serta permintaan dan pasokan yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter, semua dapat berkontribusi pada kenaikan harga bahan pokok. Oleh karena itu, pengelolaan kebijakan moneter yang hati-hati diperlukan untuk mencegah dampak buruk terhadap harga barang-barang kebutuhan pokok.
Dampak harga bahan pokok naik
Kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok mempunyai dampak yang luas, mempengaruhi bidang sosial, politik, dan ekonomi. Berikut adalah penjelasan rinci tentang dampak kenaikan harga bahan pokok di Indonesia
1. Dampak Ekonomi
Inflasi
Kenaikan harga bahan pokok sering kali memicu inflasi. Saat harga bahan pokok naik, produsen dan distributor cenderung menaikkan harga jual mereka untuk menutup biaya tambahan. Inflasi yang tinggi dapat memburuk stabilitas moneter dan menambah tekanan pada bank sentral untuk menyesuaikan suku bunga. Misalnya, inflasi yang tinggi akhir-akhir ini telah memaksa Bank Indonesia untuk meningkatkan suku bunga interbank guna mengontrol inflasi.
Penurunan Daya Beli
Harga bahan pokok yang tinggi dapat menurunkan daya beli masyarakat. Keluarga-keluarga yang hidup di golongan ekonomi menengah ke bawah sering kali harus mengatur ulang anggaran mereka demi memenuhi kebutuhan primer seperti pangan dan energi. Ini berarti mereka harus mengurangi pembelian barang-barang non-esensial, sehingga konsumsi domestik pun menurun.
2. Dampak Sosial
Meningkatnya Kemiskinan
Mahalnya harga kebutuhan pokok dapat menyebabkan lebih banyak orang jatuh miskin. Meningkatnya harga bahan pokok seperti beras, minyak goreng, dan sayuran dapat mempersulit hidup rumah tangga berpendapatan rendah. Mereka mungkin harus memilih antara membeli makanan bergizi atau membayar tagihan-tagihan lainnya
3. Dampak Politik
Ketidakstabilan Politik
Kenaikan harga bahan pokok dapat menciptakan ketidakstabilan politik karena munculnya protes massal dan demonstrasi. Rakyat marah atas situasi ekonomi yang sulit dan pemerintah yang dinilai tidak efektif dalam mengatasi masalah ini. Contohnya, pada masa lalu telah ada kasus dimana mahasiswa melakukan aksi damai namun intens untuk menuntut pemerintah memberlakukan subsidi beras yang lebih adil
Â
Solusi atau cara mengatasi harga bahan pokok yang naik
Ada sejumlah strategi jangka pendek dan menengah yang dapat digunakan untuk memerangi meningkatnya biaya kebutuhan pokok. Diskusi menyeluruh tentang solusi ini dapat ditemukan di bawah:
1.Meningkatkan pasokan bahan pokok
Operasi Pasar
Menstabilkan harga barang-barang penting dapat dicapai melalui aksi pasar. Dengan harga tertentu, pemerintah mempunyai kewenangan untuk melepaskan beras dan barang penting lainnya dalam jumlah tertentu ke pasar. Dengan melakukan hal ini, kami berharap dapat menjaga stabilitas harga dan menjamin bahwa kebutuhan pokok tetap terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Solusi sementara jika manufaktur lokal tidak mampu memenuhi permintaan kebutuhan adalah dengan mengimpor barang-barang kebutuhan pokok. Contohnya seperti pemerintah Indonesia telah mengimpor beras dari Negara-negara seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina untuk mengatasi kekeurangan stok beras lokal.
2. Meningkatkan produksi dalam negeri
Peningkatan Luas Tanam
Meningkatkan luas tanam padi dan komoditas lainnya dapat membantu meningkatkan produksi bahan pokok. Pemerintah dan pemerintah daerah harus fokus pada meningkatkan produksi pangan, terutama beras, jagung, dan kedelai.
Membangun sektor pertanian
Pembangunan sektor pertanian melalui pendekatan agrobisnis dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai jual produksi paertanian. Ini termasuk perbaikan infrastruktur pertanian, penyediaan teknologi pertanian, dan dukungan keuangan bagi petani
Kesimpulan
Kenaikan harga bahan pokok merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif dari berbagai pihak. Untuk menciptakan sistem pangan yang adil dan berkelanjutan, pemerintah, pelaku korporasi, dan masyarakat secara keseluruhan harus berkolaborasi. Solusi jangka pendek dapat memberikan bantuan sementara, namun solusi jangka panjang yang berfokus pada peningkatan produktivitas, efisiensi, dan keadilan adalah kunci untuk mengatasi masalah ini secara fundamental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H