Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri
Biasanya terjadi lonjakan permintaan kebutuhan pokok pada bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. Untuk perayaan, orang biasanya membeli barang-barang sederhana seperti gula, minyak goreng, dan cabai. Melalui Program Cabai Juara, pemerintah telah menjamin pasokan cabai, namun peningkatan permintaan dapat menyebabkan kenaikan harga.
3. Faktor distribusi
Infrastruktur yang Tidak Memadai
Infrastruktur yang tidak memadai membuat petani lebih sulit mengakses pasar, misalnya jalan rusak atau tanah. Mengangkut barang-barang inti ini dari lokasi produksi ke pasar membutuhkan biaya yang lebih tinggi jika kondisi jalan buruk. Misalnya, di Kabupaten Mahakam Ulu, kondisi jalan yang tidak layak menyebabkan biaya pengangkutan beras melonjak hingga Rp 750 ribu per karung (25 kg), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga di kota-kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan.
4. Faktor Kebijakan
Kebijakan moneter
Meskipun kebijakan moneter tidak secara langsung menyebabkan kenaikan harga bahan pokok, namun ada beberapa mekanisme yang dapat menghubungkan keduanya. Inflasi, fluktuasi mata uang, biaya produksi dan distribusi, serta permintaan dan pasokan yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter, semua dapat berkontribusi pada kenaikan harga bahan pokok. Oleh karena itu, pengelolaan kebijakan moneter yang hati-hati diperlukan untuk mencegah dampak buruk terhadap harga barang-barang kebutuhan pokok.
Dampak harga bahan pokok naik
Kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok mempunyai dampak yang luas, mempengaruhi bidang sosial, politik, dan ekonomi. Berikut adalah penjelasan rinci tentang dampak kenaikan harga bahan pokok di Indonesia
1. Dampak Ekonomi