Mohon tunggu...
Anita Puspitasari
Anita Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang yang berharap eksistensi dirinya berpengaruh positif pada orang di sekitarnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

4 November 2023   17:33 Diperbarui: 4 November 2023   17:34 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan tersebut dibuat terkait dengan :

1.    Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran.

2.    Cara guru dalam menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid.

3.    Lingkungan belajar yang "mengundang" murid untuk belajar.

4.    Menejeman kelas yang efektif.

5.    Penilaian berkelanjutan.

Pembelajaran berdiferensiasi harus berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru menerapkan kebutuhan belajar tersebut. Kebutuhan murid dapat dikategorikan sebagai berikut :

1.    Kesiapan belajar murid

Kesiapan belajar murid bukan tentang  tingkat intelektualitas yang dimiliki. Namun, terkait dengan informasi apakah

pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini sesuai dengan pengetahuan atau keterampilan baru yang akan 

diajarkan.

2.    Minat murid

Minat murid terkait dengan pemberian tugas guru yang dapat memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri murid.

3.    Profil belajar murid.

Profil belajar murid terkait dengan pemberian kesempatan oleh guru kepada murid untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai.

Pembelajaran berdiferensiasi bukan pembelajaran yang menyebabkan kekacauan, berikut adalah miskonsepsi tentang pembelajaran berdiferensiasi :

1.    Guru harus mengajar dengan 32 cara berbeda untuk 32 murid.

Guru mengajar dan mengelompokkan murid  sesuai dengan kebutuhan belajarnya.

2.    Memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain.

Guru dapat memberikan latihan atau soal yang beragam sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

3.    Pengelompokkan pintar dengan pintar

Murid yang pintar belum tentu kesiapan belajarnya lebih tinggi daripada murid yang sedang atau  kurang. Jadi pengelompokkan

 didasarkan kepada kebutuhan belajar murid.

4.    Memberikan tugas yang berbeda untuk setiap murid.

       Tugas yang diberikan haruslah sesuai dengan kebutuhan belajar murid

5.    Semrawut

Pembelajaran berdiferensiasi memang membutuhkan kesiapan baik dalam segi pemahaman maupun perangkat pembelajaran yang

 digunakan. Namun, hal ini justru membuat pembelajaran tidak terlihat berantakan.

6.    Membuat beberapa perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran cukup dibuat sesuai dengan kebutuhan murid.

      

Untuk mengetahui kebutuhan murid dapat kita lakukan hal-hal berikut :

1.    Memperhatikan dan mengamati muid dengan saksama.

Setiap murid memiliki kebutuhan belajar yang berbeda yang disebabkan beberapa faktor  antara lain latar belakang ekonomi, sosial,

dan budaya.

2.    Melakukan asesmen formal/tes dan informal

Asesmen formal dapat menggunakan asesmen awal pembelajaran. Asesmen informal dapat kita lihat dari gerak tubuh murid seperti

 mengernyitkan dahi atau memegang kepala.

3.    Berbicara langsung dengan murid.

4.    Melihat data kemampuan murid dengan membaca rapor.

5.    Berdiskusi dengan guru atau teman sejawat yang mengajar sebelumnya.

6.    Guru harus memakai tujuan pembelajaran dengan menggunakan asemsen yang terdiri dari :

a. Pra asemen : perencanaan pembelajaran

 Mengukur kemampuan awal, miskonsepsi, minat murid dengan melakukan pre test, survei minat dan sebagainya.

b. Asesmen formatif :

Dilakukan secara formal atau informal. Formal berupa daftar periksa, menjawab pertanyaan, dan kuis.

c. Asesmen sumatif :

 Dilakukan di akhir siklus pembelajaran pada akhir topik, akhir  semester.

Strategi pembalajaran diferensiasi terdiri dari :

1.    Diferensiasi konten

Merupakan apa yang diajarkan kepada murid. Tanggapan atas kesiapan, minat, profil belajar murid.

2.    Diferensiaisi proses

Merupakan bagaimana murid memahami informasi yang dipelajari.

Saat memetakan maka harus mempertimbangkan bagaimana kebutuhan bisa dipenuhi, cara, proses, secara kelompk atau mandiri,

 dan bantuan yang diberikan.

3.    Diferensiasi produk

Tagihan yang kita harapkan dari murid atau unjuk kerja.

Lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi adalah sebagai berikut :

1.    Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik.

2.    Setiap orang di kelas saling menghargai, saling berbagi kebutuhan perasaan aman dan nyaman.

3.    Murid akan merasa aman baik fisik maupun psikis.

4.    Ada harapan bagi pertumbuhan.

5.    Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan.

6.    Ada keadilan dalam bentuk yang nyata.

7.    Guru dan murid berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama.

Penilaian dalam tiga perspektif :

1.    Asesmen for learning : 

Dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar

 mengajar.Berfungsi sebagai penilaian formatif. Disebut penilaian yang berkelanjutan.

2.    Asesmen of learning : 

Setelah proses belajar sebagai sebagian penilaian sumatif.

3.    Asesmen as learning : 

Penilaian proses belajar melibatkan murid-murid secara efektif.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid karena dengan pembelajaran ini guru dituntut untuk memetakan kebutuhan belajar murid dengan berbagai cara misalnya observasi dan kolaborasi dengan pihak lain yang terlibat di dalamya.Salah satu hal yang perlu dipetakan adalah kesiapan belajar murid. Kesiapan belajar disini tidak hanya diartikan dari segi intelektualitas murid, namun dari informasi awal terkait pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid sebelum pembelajaran.Selain itu, guru juga perlu untuk memperhatikan minat belajar murid, guru dapat memberikan latihan atau soal yang dapat  menumbuhkan hasrat dan keingintahuan murid untuk belajar sehingga murid dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal tersebut juga terkait profil belajar murid di mana murid memiliki gaya dan cara belajar yang  berbeda-beda. Ada murid yang memiliki gaya belajar visual, auditori dan kinestetik yang masing-masing nya memiliki pendekatan yang berbeda dalam belajar, sehingga jika kesemua aspek dalam pembelajaran berdiferensiasi ini terpenuhi, maka akan membantu murid untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

Kaitan antar materi ini dengan materi sebelumnya 

Kaitan antar materi ini dengan materi sebelumnya adalah dengan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memfasilitasi murid untuk belajar sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Hal ini sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang menghamba pada murid. Menghamba pada murid diartikan sebagai guru memandang murid sebagai individu utuh yang memiliki latar belakang yang berbeda baik dari segi intelektualitas, psikologis, ekonomi sosial dan budayanya. Sehingga, guru dalam proses pembelajaran di sekolah harus berpihak pada murid agar murid mampu berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang dapat tercipta dengan adanya community leraning yang saling mendukung dan menghargai proses tumbuh dan berkembangnya murid ke arah yang lebih baik.Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi hendaknya di dukung dengan lingkungan dan budaya positif yang ada di sekolah. Sehingga, jika semua elemen tersebut dapat berpadu dengan baik maka akan tercipta murid-muriid yang berbudaya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun