Mohon tunggu...
Anistia Patma
Anistia Patma Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis yang suka masak dan foto-foto.

Suka menulis sejak mulai bisa menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerita untuk Anak] Najwa dan Para Pengamen Cilik

18 Januari 2020   07:00 Diperbarui: 18 Januari 2020   08:36 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Rumah kamu dimana?”tanya Najwa.”Ayo Kakak antar pulang,”Najwa teringat adiknya sendiri di rumah, usia mereka hampir sama, sehingga ia ingin sekali memastikan si pengamen cilik yang dipalak tadi sampe rumah dengan selamat.

“Ayo Kak saya anterin. Saya tau rumahnya,”ujar pengamen cilik lainnya. Bukan yang memarahinya tadi, tapi ikut berteriak bersama Najwa dan pengamen cilik yang memarahinya. Najwa merasa kenal juga, seperti pengamen cilik kedua yang ditemuinya.

“Kenalin Kak, aku Rio. Ini Anto dan yang tadi dipalak itu Rachel. Yang perempuan pake rok disana itu Anggi. Terus yang perempuan pake tas merah itu Rika. Kita semua temen main di rumah, rumah kita deketan semua,”ujar salah seorang pengamen cilik yang tadi marah itu memperkenalkan diri.

“Kakak, Najwa,”

Mereka akhirnya berada dalam angkot mengantarkan Rachel pulang. Najwa hanya ingin memastikan Rachel benar-benar pulang dengan selamat sampe rumahnya. Sedangkan Rio, Anto, Anggi dan Rika, mereka memutuskan mengantarkan Rachel pulang karena sudah waktunya mereka pulang.

“Oiya Rachel, ini buat kamu,”Najwa menyerahkan salah satu isi tas tentengnya, sebuah boneka tokoh kartun yang sedang terkenal. Najwa berharap dapat meredakan kesedihan Rachel.

***

Begitulah cerita yang baru saja diceritakan oleh Najwa pada adik laki-laki paling kecilnya yang sedang rewel tidak mau sekolah, dan ngambek.

“Masih enakan kamu kan? Dibanding mereka,”tanya Najwa.”Setidaknya jajanmu masih dikasih sama bapak ibumu,”Jeda sejenak.”Walalupun sekarang enggak, biasanya juga kamu selalu dibeliin mainan sama bapak ibu. Masih bisa makan enak gak pake mikir uangnya darimana,”lanjut Najwa.

“Iya kak,”Sambil merunduk Bayu merenungi perkataan Kakaknya. Tidak salah yang dikatakan oleh Kakaknya.”Baiklah Bayu akan menurut kata Ibu, Bayu bakal minta maaf sama ibu sama ayah terus besok bakal berangkat sekolah lagi,”ujar Bayu semangat.

Seharian tadi, Bayu adiknya, mengurung diri di kamar. Tidak ada yang bisa bikin Bayu buka pintu kamarnya. Sampe Najwa membujuk Bayu dengan cokelat dan cerita yang Najwa baru dialaminya. “Bayu, Kak Najwa mau cerita. Bayu buka pintunya ya. Ada cokelat juga lho,”bujuk Najwa beberapa jam yang lalu, yang entah kenapa terpikir untuk menceritakan pengalamannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun