Mohon tunggu...
Anis Setiati Sukono Putri
Anis Setiati Sukono Putri Mohon Tunggu... Tentara - TNI

Nama : Anis Setiati Sukono Putri NIM : 46123110031 Fakultas : Psikologi Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 Dosen :Prof. Dr. Apollo, AK.,M.Si Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi KGPAA Mangkunegara IV Kepemimpinan Sarat

21 April 2024   21:45 Diperbarui: 21 April 2024   22:21 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KGPAA Mangkunegara IV dikenal sebagai pemimpin yang memiliki visi yang jelas dan misi yang terarah. Beliau berhasil membangun Mangkunegaran menjadi kerajaan yang mandiri dan makmur melalui berbagai kebijakan yang tepat dan inovatif. Kepemimpinannya dilandasi oleh nilai-nilai Wedotomo, yaitu (Jatmiko, A. 2014):

  • Welas Asih: KGPAA Mangkunegara IV selalu menunjukkan rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap rakyatnya. Beliau selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan menciptakan rasa keadilan sosial.
  • Adil: KGPAA Mangkunegara IV selalu menjunjung tinggi nilai keadilan dalam segala aspek pemerintahannya. Beliau tidak segan-segan untuk menegakkan hukum dan menindak tegas para pelanggar aturan.
  • Bijaksana: KGPAA Mangkunegara IV selalu berpikir dengan matang dan mempertimbangkan semua aspek sebelum mengambil keputusan. Beliau selalu mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
  • Berwibawa: KGPAA Mangkunegara IV memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan disegani oleh rakyatnya. Beliau mampu memotivasi dan mengarahkan rakyatnya untuk mencapai tujuan bersama.

Nilai-nilai Wedotomo tersebut dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek manajemen dan strategi bisnis, antara lain (Harini, S. 2020):

  • Membangun tim yang solid: Rasa welas asih dan keadilan dapat membantu pemimpin dalam membangun tim yang solid dan saling mendukung. Pemimpin yang welas asih dan adil akan menciptakan rasa nyaman dan aman bagi anggotanya, sehingga mereka dapat bekerja dengan maksimal.
  • Meningkatkan motivasi dan kinerja: Rasa kasih sayang dan kepedulian pemimpin terhadap karyawannya dapat meningkatkan motivasi dan kinerja mereka. Karyawan yang merasa dihargai dan dipedulikan akan lebih bersemangat untuk bekerja dan memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan.
  • Mengambil keputusan yang tepat: Kepemimpinan yang bijaksana dapat membantu pemimpin dalam mengambil keputusan yang tepat dan efektif. Pemimpin yang bijaksana akan selalu mempertimbangkan semua aspek sebelum mengambil keputusan dan memilih solusi terbaik untuk perusahaan.
  • Membangun citra perusahaan yang positif: Kepemimpinan yang berwibawa dapat membantu perusahaan dalam membangun citra yang positif di mata publik. Pemimpin yang berwibawa akan dihormati dan disegani oleh publik, sehingga perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat.

Nilai-nilai Wedotomo juga dapat diaplikasikan dalam merumuskan strategi bisnis yang efektif, antara lain (Mardiwarsito, L. 1990):

  • Membangun hubungan yang baik dengan stakeholders: Rasa welas asih dan keadilan dapat membantu perusahaan dalam membangun hubungan yang baik dengan stakeholders, seperti pelanggan, pemasok, dan investor. Hubungan yang baik dengan stakeholders akan mendukung kelancaran bisnis perusahaan.
  • Membuat produk dan layanan yang berkualitas: Kepemimpinan yang bijaksana dapat membantu perusahaan dalam membuat produk dan layanan yang berkualitas. Pemimpin yang bijaksana akan selalu mencari ide-ide baru dan inovatif untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan perusahaan.
  • Mengelola keuangan dengan baik: Rasa welas asih dan keadilan dapat membantu perusahaan dalam mengelola keuangan dengan baik. Pemimpin yang welas asih dan adil akan selalu berusaha untuk menggunakan keuangan perusahaan secara efektif dan efisien.
  • Membangun budaya perusahaan yang positif: Kepemimpinan yang berwibawa dapat membantu perusahaan dalam membangun budaya perusahaan yang positif. Pemimpin yang berwibawa akan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan memotivasi karyawan untuk bekerja dengan maksimal.

Secara semantik, "Serat Wedhatama" terdiri dari tiga kata kunci: "Serat", "Wedha", dan "Tama". "Serat" berarti tulisan atau karya tertulis, "Wedha" merujuk pada ilmu atau pendidikan, dan "Tama" berasal dari kata "utama", yang mengandung arti baik, tinggi, atau mulia. Dengan demikian, "Serat Wedatama" adalah karya yang mengandung ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai materi pengajaran untuk mencapai kesempurnaan dan keagungan hidup manusia. Ini sebenarnya adalah karya kepemimpinan tradisional Jawa, karena berisi pengetahuan yang dimaksudkan sebagai pedoman untuk mencapai keutamaan dan kehormatan dalam kehidupan. Pak Siswokartono juga menjelaskan bahwa "Serat Wedhatama" memuat ajaran "Ngelmu Luhung", atau ilmu tingkat tinggi. Meskipun tidak secara langsung ditujukan untuk mengajarkan kepemimpinan, namun, seperti yang tersirat dalam arti "wedatama", karya ini menyimpan nilai-nilai kepemimpinan yang mendalam dalam konten penyampaiannya.

"Serat Wedhatama" dimulai dengan pupuh Pangkur, dan berikut adalah bait pertama: "Mingkar-mingkuring angkara, akarana karnan mardi siwi Sinawung rsmining kidung, sinuba sinukarta Mrih krtarta pakartining nglmu luhung, Kang tumrap nng tanah Jawa, agama agming aji" (Wedhatama, 1959: 3)

Terjemahan: "Menghindari sifat yang tidak baik, ketika akan mendidik anak Disampaikan dalam keindahan syair, dihiasi agar terlihat indah Agar tujuan ilmu yang mulia ini tercapai Yang berlaku di tanah Jawa, agama menjadi pegangan diri"

Pada bait pertama, baris pertama dan kedua menyebutkan pentingnya menghindari sifat-sifat negatif dalam usaha mendidik anak. Jelas bahwa tujuan "Serat Wedhatama" adalah memberikan pendidikan kepada anak-anak (generasi muda), sesuai dengan minat Mangkunegara IV dalam pendidikan. Baris ketiga dan seterusnya menjelaskan bahwa ajaran yang disampaikan disusun dalam keindahan sebuah tembang, yang sangat dihargai, dalam usaha memperoleh pengetahuan yang luhur. Di Jawa, agama menjadi pegangan tertinggi.

Serat Wedatama adalah salah satu buku klasik Jawa yang mengandung ajaran yang mulia serta konsep tentang ketuhanan, kemasyarakatan, dan kemanusiaan. Konsep tentang ketuhanan dalam buku ini dirumuskan pada masa Aji dengan menggunakan terminologi agama. Pelaksanaan konsep ini dibagi menjadi empat tahap: pemujaan badan, pemujaan penciptaan, pemujaan jiwa, dan pemujaan indera. Konsep tentang komunitas dijelaskan melalui istilah "amemangun karyneka tyasing", yang mengacu pada tindakan baik untuk menyenangkan orang lain. Hal ini menjaga harmoni dan menciptakan kedamaian antar masyarakat. Sementara nilai-nilai kemanusiaan bertujuan untuk mencapai keberadaan berbudi luhur.

Selain itu, Serat Wedatama juga mengajarkan pentingnya menjaga moralitas, rendah hati, dan menenangkan hati orang lain. Mangkunegara IV menegaskan bahwa seseorang harus bijaksana dalam mencapai kekuasaan dan kekayaan. Ia menekankan bahwa kekayaan haruslah diperoleh melalui usaha keras dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Pemimpin diharapkan untuk menjalani kehidupan yang berkualitas dan memberikan teladan yang baik bagi generasi berikutnya.

Dengan demikian, Serat Wedatama tidak hanya menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga memberikan ajaran yang relevan tentang kepemimpinan dan nilai-nilai moral yang mendasar bagi pembangunan karakter yang baik.

Penerapan Kepemimpinan Sarat Wedotomo dalam Meningkatkan Keterampilan Manajemen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun