Mohon tunggu...
Anis Setiati Sukono Putri
Anis Setiati Sukono Putri Mohon Tunggu... Tentara - TNI

Nama : Anis Setiati Sukono Putri NIM : 46123110031 Fakultas : Psikologi Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 Dosen :Prof. Dr. Apollo, AK.,M.Si Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi KGPAA Mangkunegara IV Kepemimpinan Sarat

21 April 2024   21:45 Diperbarui: 21 April 2024   22:21 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV, yang sering disingkat sebagai KGPAA Mangkunegara IV, lahir pada 3 Maret 1811 dengan nama Raden Mas Sudira. Ayahnya, KPH Adiwijaya I, adalah keturunan dari Raden Mas Tumengun Kusumadiningrat dan menantu dari Sri Susuhunan Pakubuwono III, sementara ibunya adalah putri dari KGPAA Mangkunegara II bernama Raden Agyen Sekeli. KGPAA Mangkunegara IV adalah cucu dari KGPAA Mangkunegara II melalui jalur Raden Mas Sudira (Pratama, A. 2024).

Selama masa pemerintahannya, Keraton Mangkunegaran menghasilkan sekitar 42 kitab, termasuk karya-karya seperti Serat Wedatama dan beberapa komposisi gamelan. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Ketawang Puspawarna, yang bahkan dikirim ke luar angkasa pada tahun 1977 melalui Voyager Gold Plate yang diangkut oleh pesawat luar angkasa tak berawak Voyager 1. Sebagai pengakuan atas prestasi sastranya, terutama sebagai pencipta Serat Wedatama, KGPAA Mangkunegara IV secara anumerta dianugerahi Penghargaan Bintang Mahaputra Adipradhana oleh Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden RI Nomor 33/TK/2010 yang diberikan kepada keluarga delegasinya. Pada 3 November 2010, penghargaan tersebut diberikan kepada salah satu kerabatnya.

Secara etimologis, "Serat Wedatama" berasal dari bahasa Sansekerta. Kata "Wedatama" terdiri dari dua kata, yakni "Weda" yang berarti ilmu, dan "Tama" yang artinya baik. Arti dari "Wedatama" adalah ilmu atau ajaran yang bertujuan untuk memperoleh kebaikan atau keutamaan. Dalam pandangan S. De Jong, Wedatama didefinisikan sebagai "ajaran kesempurnaan", sebuah karya sastra pendek namun terkenal yang berisi petunjuk praktis tentang cara mengatur kehidupan.

Kepemimpinan dianggap sebagai kebutuhan penting dalam masyarakat, baik itu secara lokal, regional, nasional, maupun internasional. Pemimpin dan kepemimpinan memiliki peran penting dalam mengelola hubungan dan mencapai tujuan bersama, yang meliputi aspek-aspek seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan, dan perdagangan. Dengan demikian, kepemimpinan memiliki dampak yang signifikan dalam kelangsungan hidup suatu bangsa dan masyarakat (Purwadi. 2005).

Di Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat Jawa, kepemimpinan memiliki latar belakang yang kaya, di mana raja dianggap sebagai wakil Tuhan atau penjelmaan Tuhan. Raja memiliki tanggung jawab untuk menciptakan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Ajaran-ajaran tentang kepemimpinan sering diwujudkan dalam bentuk sastra, seperti yang terdapat dalam Serat Wedatama. Karya sastra ini mengajarkan prinsip-prinsip seperti proaktif, tekad kuat, kerja keras, hidup sederhana, dan menjaga kedamaian hati orang lain (Rasim, A. 2014).

Serat Wedatama menekankan pada tiga nilai hidup yang harus dicapai, yaitu wirya (kebangsawanan dan kekuasaan), arta (kekayaan), dan winasis (ilmu). Jika salah satu dari nilai-nilai ini tidak tercapai, harga diri seseorang akan terancam, sehingga penting bagi individu untuk memperjuangkan ketiganya. Konsep kepemimpinan yang terdapat dalam Serat Wedatama masih relevan hingga saat ini, meskipun perlu disesuaikan dengan konteks zaman yang terus berubah (Sokawati, B. 1989).

Dalam situasi saat ini, ajaran kepemimpinan yang terdapat dalam Serat Wedatama tetap relevan dan penting. Kepemimpinan yang terkandung dalam karya sastra tersebut harus dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda (Pratama, A. 2024). KGPAA Mangkunegara IV, atau dikenal sebagai Pangeran Mangkubumi, merupakan salah satu pemimpin Jawa yang visioner dan berhasil membangun Mangkunegaran menjadi kerajaan yang kuat dan makmur. Kepemimpinannya yang sarat dengan nilai-nilai Wedotomo, seperti welas asih, adil, bijaksana, dan berwibawa, dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi para pemimpin di era modern, khususnya dalam meningkatkan skill manajemen dan merumuskan strategi bisnis yang efektif.

Prinsip-prinsip Kepemimpinan Sarat Wedotomo

Pendekatan kepemimpinan Sarat Wedotomo yang diterapkan oleh KGPAA Mangkunegara IV didasarkan pada beberapa prinsip inti yang mencakup nilai-nilai tradisional Jawa serta konsep-konsep modern tentang manajemen dan kepemimpinan. Prinsip-prinsip ini membentuk fondasi yang kuat bagi pengembangan keterampilan manajemen dan perumusan strategi bisnis yang efektif.

Salah satu prinsip utama dari kepemimpinan Sarat Wedotomo adalah kearifan lokal atau kebijaksanaan tradisional yang diterapkan dalam mengelola sebuah organisasi. KGPAA Mangkunegara IV mengambil hikmah dari nilai-nilai budaya Jawa yang kaya akan kearifan lokal, seperti gotong royong, musyawarah untuk mufakat, dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Prinsip ini tidak hanya mencerminkan kesadaran akan warisan budaya, tetapi juga efektif dalam menciptakan iklim kerja yang harmonis dan produktif (Esti, I. 2020). .

Selain kearifan lokal, kepemimpinan Sarat Wedotomo juga mengadopsi prinsip-prinsip modern dalam manajemen dan kepemimpinan. KGPAA Mangkunegara IV memiliki visi yang jelas dan strategi yang terarah dalam mengelola kerajaannya (Abduloh. 2015). Dia juga dikenal sebagai pemimpin yang berani mengambil risiko dan inovatif dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang progresif. Pendekatan proaktif dan adaptif ini memungkinkannya untuk menghadapi tantangan yang kompleks dan beragam dalam mengelola organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun