Mohon tunggu...
Anissa Puteri Santoso
Anissa Puteri Santoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a student at Mercu Buana University

Anissa Puteri Santoso (43121010120) Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak Universitas Mercu Buana Kelas 1A4312CB Ruang Kelas B-306

Selanjutnya

Tutup

Money

TB2_Etika dan Hukum Platon

26 Mei 2022   02:30 Diperbarui: 26 Mei 2022   10:06 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Machiavelli mengatakan bahwa mimpi kalau semua baik. Machiavelli mengibaratkan etika sebagai should dan politik sebagai does. Should sendiri diartikan sebagai harusnya rajin dan does diartikan tapi malas. Di sini ditegaskan bahwa yang menganut should akan mendapatkan kehancuran sedangkan yang menganut does malah bisa menang.

Sebagai contohnya yaitu Gusdur sebagai tokoh yang di kenal baik nyatanya malah longsor oleh Amin Rais. Dari sini kita tahu bahwa orang baik malah hancur. Selain itu, ada juga Soeharto, masyarakat mengenal Soeharto sebagai sosok yang kaku, keras dalam bertindak.

Jika ada seseorang yang tidak sependapat dengan Soeharto makan akan di hancurkan. Namun Soeharto mampu menjadi presiden Indonesia selama 32 tahun lamanya. Orang yang menganut does malah bisa berjaya selama ini. Dengan adanya hal seperti di atas, berarti pendapat Machiavelli kurang tepat. Nyatanya orang baik malah hancur.

Jika pendapat Machiavelli kita kaitkan dengan kasus yang dialami Bowo Sidik Pangarso, tentu ada perbedaan yang jauh. Bowo Sidik Pangarso bukan orang yang baik karena terbukti menerima suap tetapi bowo juga malah hancur. Bowo Sidik Pangarso adalah orang yang menganut does, namun Bowo Sidik Pangarso juga mengalami kehancuran.

Dari sini kita tahu bahwa tidak selamanya yang menganut does hidupnya akan menang. Tidak selamanya orang baik akan selalu kalah. Ada kalanya juga orang baik juga akan menang. Pendapat kedua tokoh ini tentu kurang tepat jika kita ambilkan contoh pada kehidupan politik di zaman ini. Namun masih ada satu tokoh yang mengemukakan pendapatnya tentang etika dan politik, yaitu Hobbes.

Hobbes berpendapat bahwa ada politik dulu baru etika namun kedua hal ini gandeng dan tidak bisa di pisahkan. Jadi dalam politik harus ada etikanya. Dalam berpolitik tidak asal asalan mengemukakan pendapat atau hak, melainkan harus di imbangi dengan etika yang benar.

"Jika politik dimaksudkan sebagai sistem hidup bersama dengan segala hukum dan pengaturannya, maka etika dalam filsafat Hobbesian sangat mengandaikan politik (perhatikan, BUKAN politik mengandaikan etika). Konsep "gandeng" antara etika dan politik dalam Hobbes berbeda dengan Aristoteles (dalam Aristoteles, politik mengandaikan etika)"

(Filsafat Moral, halaman 78)

Dengan demikian, politik bisa beretika, tidak hanya memikirkan diri sendiri melainkan juga memikirkan rakyat yang akan di pimpin. Harusnya juga Bowo Sidik Pangarso tidak melakukan suap yang jelas jelas tidak beretika.

Kesempurnaan manusia ada pada tatanan hidup bersama, maka jangan merugikan orang lain supaya kesempurnaan itu bisa kita dapatkan. Dan Indonesia akan jauh dari kata suap dalam berpolitik. Politik akan berjalan dengan damai penuh rasa saling menjunjung antara yang satu dengan yang lain.

b. Contoh Kasus Hukum "Penegakkan Hukum Terhadap Seseorang Yang Menghina Lambang Negara"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun